14. skenario indah

5.7K 261 4
                                    

" mau makan apa?" Tanya Alana, tangan nya mengusap lembut kepada Marvel yang bersandar di dadanya.

" Terserah kamu," Jawab Marvel.

" Ya udah sebentar aku pesan dulu," Alana mengambil handphone nya yang tergeletak di samping bantal Marvel dan memesan makanan.

" Bunda dimana?"

" Bunda pulang dulu mau bersih-bersih sama ngambil pakaian kamu."

20 menit kemudian pesanan mereka datang.

" Sini aku suapin," Alana mengambil kotak di tangan Marvel.

Tapi Marvel menahannya," aku bisa, aku makan sendiri."

Alana tersenyum tipis," pelan-pelan makan nya anak pintar," Alana mengecup kening Marvel.

Marvel mulai menyuapkan sendok ke mulutnya, Marvel berusaha, Marvel tidak ingin terlihat lemah.

Alana hanya diam memperhatikan Marvel dengan air mata yang terus keluar membasahi pipinya, Alana menangis tanpa suara.

Laki-laki itu yang dulu selalu ada untuk nya, laki-laki itu yang dulu selalu melindunginya, laki-laki itu yang dulu berusaha membahagiakan nya, laki-laki itu yang dulu selalu menjaganya, sebelum hal buruk menghampiri mereka.

~~

" ALANA! ALANA KAMU DIMANA? JANGAN TINGGALIN AKU, AKU TAU AKU SEKARANG BUTA, AKU GAK BISA JAGAIN KAMU, AKU MINTA MAAF ALANA!!"

Marvel berteriak histeris.

Alana yang mendengarnya pun segera berlari keluar dari kamar mandi.

Dipeluknya erat tubuh Marvel.

" Hei Alana disini, Alana gak akan ninggalin Marvel," ucap Alana menenangkan.

Bisa Alana rasakan tangan Marvel meraba tubuh dan wajahnya.

" Kamu disini? kamu gak pergi? Kamu gak ninggalin aku?"

" Enggak dong, aku disini terus sama kamu, kalo aku pergi nanti kamu diambil cewek lain," Alana berusaha membuat lelucon.

" Siapa yang mau sama cowok buta?"

Nyess, ucapan Marvel begitu melukai hatinya.

" Emm sekarang kamu tidur lagi ya, aku temenin," ucap Alana mengalihkan pembicaraan.

Marvel langsung menggenggam kuat tangan Alana.

" Gak! Nanti kalo aku tidur kamu pergi," Marvel menggeleng cepat.

" Aku disini, genggam aja tangan ku, tidur yuk."

Akhirnya Marvel menurut, merebahkan tubuhnya di ranjang rumah sakit menghadap ke Alana, tangan Marvel benar-benar erat menggenggam tangan Alana.

Gak lama Marvel sudah tertidur pulas, Alana dengan perlahan melepaskan tangannya dari genggaman Marvel dan berdiri dari tempat duduknya.

" Gak papa nangis aja."

Badan Alana terhuyung ke belakang, bersandar di tembok.

Alana rapuh.

Tangan memukul keras dadanya yang terasa sesak.

Celine dengan perlahan memeluk tubuh Alana.

" Sakit Lin, rasanya sakit banget Lin, dada gue sesak."

" Iya, nangis. Keluarin semuanya," ucap Celine.

" Di kehidupan sebelumnya gue pernah buat dosa apa ya, kayaknya gak ada skenario indah di garis takdir gue."

~~

30 • 11 • 2023

Ruang Tanpa Suara [END]Where stories live. Discover now