| chapter 03

351 29 0
                                    

SEBAB sering keluar-masuk antar desa maupun negara, kekuatan penyusupan Tuan Jiraiya tentu tidak bisa dianggap remeh. Beliau adalah master penyusupan. Meski tempat tersebut berkekuatan militer tinggi atau terisolasi sedikit pun—Tuan Jiraiya dapat menembusnya melalui celah yang tercipta. Maka dari itu, ketika ia mendapat tugas menyusup ke Negeri Kabut ia mengajukan nama Kakashi sebagai partner bukan karena ia pandai menyusup—tetapi karena Tuan Jiraiya memerlukan anjing pelacak untuk mencium keberadaan musuh.

Bukan tanpa alasan Tuan Jiraiya memilih Kakashi sebagai partner misinya kali ini melainkan karena nilai plus terhadap pria berambut perak tersebut. Ia telah melewati beberapa pertarungan sulit dan memerlukan partner yang dapat menganalisis dan juga berbakat dalam membaca gerakan pertarungan lawan. Tidak hanya menggunakan kekuatan saja tetapi menggunakan akal sebagai senjata penguat serangan. Itulah yang Tuan Jiraiya cari dan semua kategori tersebut ada pada diri Kakashi. Ia sebagai mantan Anbu pun sudah pasti terlatih secara skill dan emosional dalam setiap pertarungan sehingga sangat tepat untuk misi tingkat S dan berbahaya seperti ini.

Setiap misi memang mengorbankan nyawa tetapi di pertarungan kali ini Tuan Jiraiya berencana pulang dalam keadaan hidup dan menikmati sentuhan perempuan yang sangat ia cintai semenjak remaja hingga sekarang. Dulu, ia berpikir bahwa cintanya pasti tidak akan pernah terbalas tetapi entah keberuntungan apa yang menghinggapinya sehingga ia terpilih menjadi salah satu orang yang beruntung menjadi pasangan perempuan itu.

Ia masih ingat bagaimana Lady Tsunade menangis dan tidak lagi mengharapkan cinta atau mencintai seseorang karena insiden di hari itu. Sebab insiden itu pula Lady Tsunade mendadak trauma melihat darah. Padahal ia adalah ninja medis terhebat di benua. Tetapi, fakta bahwa ia saat itu takut pada darah membuat orang-orang meragukan keterampilan Lady Tsunade. Padahal, keterampilan gadis itu masih sama dan hebat seperti sekarang. Hanya saja yang menjadi pembeda adalah dulu ia masih trauma dengan darah tetapi sekarang syukurlah trauma tersebut dapat hilang.

Ketika mengingat adegan panas yang terjadi sebelum dirinya berangkat misi, Tuan Jiraiya sekali lagi ingin segera pulang dari sini dan kembali ke Konoha. Namun, sayangnya Tuan Jiraiya harus menelan bulat-bulat rencananya itu karena ia dan Kakashi bertemu dengan the final boss sesungguhnya. Seorang pengendali binatang kontrak lebih dari satu: Chikusodo.

Penampilan Chikusodo sangat nyentrik dengan rambut orange panjang yang dikuncir satu, bermata rinnegan, serta beberapa tindikan di wajah dan tangan yang terbuat dari besi. Melihatnya sekilas, Kakashi yakin di bagian tubuhnya juga terdapat tindikan. Sedangkan Tuan Jiraiya lantas menginstruksikan Kakashi untuk segera bersiap bertarung dalam jarak jauh sebab Chikusodo adalah pengendali binatang kontrak yang lebih cocok disebut sebagai pengendali monster kontrak karena terdapat lebih dari satu monster yang bisa ia panggil.

Kakashi dengan cepat membentuk segel pemanggil hewan kontrak dan keluarlah 2 anjing yang sudah menjalin kontrak dengan Kakashi. Yang pertama adalah ninken berbulu cokelat muda dan putih yang mempunyai rambut seperti duri dan mata yang pemarah. Namanya adalah Urushi. Yang kedua adalah ninken berbulu abu-abu dengan mata bulat dan terdapat tanda hitam di atas matanya. Ciri khas lainnya adalah ia memiliki rambut jabrik berwarna hitam. Namanya adalah Shiba.

Setelah mengenali aroma musuh, Kakashi segera mengalihkan perhatian para monster kontrak agar Tuan Jiraiya dapat membunuh si pengendali, Chikusodo. Tetapi, pertarungan antar mosnter tersebut cukup berat sehingga baik Kakashi maupun Tuan Jiraiya mengalami kesulitan dalam menyerang musuh.

Bahkan ketika Kakashi telah memanggil 7 ninken dan bergabung membentuk jutsu baru—pria tersebut tetap berdiri kokoh seperti tidak ada yang terjadi. Melihat hal tersebut, Kakashi maju menyerang dengan gaya bertarung jarak dekat. Chikusodo berusaha menjaga jarak dengan mengendalikan monster kontrak miliknya. Mengetahui kelemahan Chikusodo, Kakashi melalui ninken Shiba segera mentransfer informasi yang ia kumpulkan selama proses pertarungan berlangsung kepada Tuan Jiraiya bahwa Chikusodo lemah di pertarungan jarak pendek.

Maka dari itu, siasat untuk menumbangkan the final boss adalah dengan terus memajuinya hingga ia merasa benar-benar tertahan dan tak dapat berkutik lagi. Namun, setelah sekian lama bertarung dan keduanya sudah di ambang batas—kedatangan bala bantuan musuh membuat Kakashi dan Tuan Jiraiya seketika terkejut. Satu saja belum selesai dan sekarang ditambah lagi dengan kelima anggota Akatsuki.

Satu hal yang Tuan Jiraiya sadari saat itu adalah bahwa mereka mempunyai ciri yang sama persis meski wajah dan postur tubuh keduanya berbeda-beda. Rambut orange dan tindikan besi! Namun, sebelum Tuan Jiraiya selesai dengan kesimpulannya, dua buah besi yang menahan cakra segera mendarat di masing-masing tangannya. Kakashi yang melihat itu segera memotong besi penahan cakra dan membawa kabur Tuan Jiraiya yang sedang terluka parah.

Dengan napas yang tidak beraturan, keduanya yang sama-sama terluka parah saling memapah dan menguatkan untuk segera kabur dari Negeri Kabut. Negara ini sangat berbahaya dan terlalu banyak penjahat kelas atas di dalamnya. Dalam kondisi seperti ini, tentu saja mereka tak bisa mengalahkan bahkan satu pun anggota Akatsuki di sana.

"Sial."

Kakashi menggigit bibir bagian bawah. Bersama dengan para ninken dan Tuan Jiraiya, ia mencoba mengelabui musuh untuk menghindari aroma tubuh mereka. Sebab ada hewan kontrak sejenis anjing yang berkepala tiga, Kakashi semakin memudarkan aroma tubuhnya dan Tuan Jiraiya. Bagaimana pun caranya, mereka harus keluar hidup-hidup dari Negeri Kabut dan kembali ke Konoha sebelum mereka ditangkap.

Sebab hujan yang terus mengguyur di Negeri Kabut, rute pelarian mereka menjadi sulit dan mudah untuk dilacak. Akan tetapi, berkat hujan bau mereka tidak dapat diendus oleh anjing berkepala tiga tersebut. Masalahnya ada pada darah Tuan Jiraiya dan Kakashi yang mengalir mengikuti aliran air hujan. Bekas darah mereka ada pada tiap-tiap langkah kaki mereka yang basah oleh hujan. Maka dengan alasan tersebut, Kakashi memerintahkan Shiba untuk menutupi jejak mereka. Untuk sementara ini, mungkin saja musuh dapat dialihkan akan tetapi jumlahnya yang terlalu banyak serta kekuatan yang berbanding antara bumi dan langit membuat perbedaan yang begitu besar bagi keduanya.

"Mereka akan mengejar kita karena mencium jejak darah dari air hujan yang jatuh ke tanah."

"Apa boleh buat, Tuan Jiraiya. Negeri ini memang tiada hari tanpa hujan dan kabut." Kakashi masih tenang seperti biasa meski luka di tubuhnya mengalami pendarahan karena dipaksa bergerak. Begitu pula dengan luka Tuan Jiraiya.

"Larimu akan semakin lambat. Tinggalkan saja aku," ucap Tuan Jiraiya tiba-tiba. Di antara keduanya, dialah yang paling banyak menderita luka fisik. "Biarkan aku yang dikejar. Kau larilah, Kakashi."

Namun, Kakashi terus melompati dahan pohon satu per satu dan tidak mendengar ucapan Tuan Jiraiya. "Kita berdua akan pulang ke Konoha bersama-sama." Meskipun hanya sedikit kemungkinan mereka tidak akan tertangkap, tetapi biarkanlah sedikit kemungkinan tersebut terjadi agar ia dan Tuan Jiraiya dapat pulang menemui keluarga masing-masing. Kakashi yang biasanya tidak pernah berdoa untuk keselamatan dirinya kini berdoa untuk keselamatan dirinya dan Tuan Jiraiya agar dapat pulang ke Konoha dengan selamat dan menemui Sakura dan Lady Tsunade.

Sebab, bagi mereka berdua kehadiran wanita tersebut sangat berarti bagi kedua pria ini.[]

What's Wrong With Kakashi?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang