16

4.7K 470 13
                                    

Jennie merengek kecil ketika alarmnya tidak berhenti berbunyi. Dia segera menghentikannya dan menatap jamnya sebelum menutup matanya lagi. Dia berguling ke sisi lain dan tanpa sadar lengannya melingkari sesuatu. Dia membuka kembali matanya dan dia terkesiap ketika dia tidak sengaja memeluk lisa menyebabkan dia segera menarik tangannya sambil tersipu. Dia mundur sedikit dan duduk sambil dengan malas merapikan rambutnya.

"Aku ngantuk.." jennie bergumam sambil memejamkan mata, namun tiba-tiba dia merasakan sedikit gerakan dari lisa saat si pirang mendengus pelan. Dia meliriknya dan tersenyum ketika lisa tertidur lelap hingga mulutnya ternganga. Jennie perlahan meletakkan tangannya di wajah lisa dan mengelusnya lembut dengan ibu jarinya. Dia sangat menyukai kulit Lisa yang lembut dan pipinya yang lucu.

Saat dia sibuk mengagumi wajah lisa, lisa perlahan membuka matanya menyebabkan mata Jennie melebar dan dia membeku saat tangannya masih berada di pipi lisa. Karena tak tahu harus berbuat apa, ia langsung memberikan tamparan ringan di pipi lisa berulang kali hingga membuat si pirang meringis dan segera mundur.

"Bangun, ini sudah pagi" ucapnya sambil tetap memasang wajah datar, namun jantungnya berdebar terlalu kencang hingga dia takut lisa akan mendengarnya.

"Kenapa aku selalu terbangun seperti ini? tidak bisakah kau membangunkanku dengan baik" lisa terengah-engah dan membungkus dirinya dengan selimut, tapi Jennie menariknya dan melipatnnya saat dia meletakkannya di pangkuannya.

"Bangun, kita ada sekolah" kata Jennie dan merangkak turun dari tempat tidur. Lisa mengerang dan memasang wajah cemberut sambil menghentakkan kakinya berjalan menuju kamar mandi. Jennie langsung terkikik dan berjalan ke bawah untuk menyiapkan sarapan mereka.

Jennie POV

Aku hampir mendaratkan tinjuku pada manusia di sampingku yang terus membicarakan teman lisa. Yang berambut merah maksudku. Aku bahkan memakai earphone-ku tapi bocah menyebalkan ini melepasnya dan terus mengoceh tentang gadis itu.

"Jisoo senang sekali mendengar betapa kau mencintai gadis itu, tapi tolong berhenti merusak telingaku dengan kata-kata murahanmu itu" aku membuat wajah jijik sambil memutar mataku.

"Bukan cheesy, itu kenyataannya! dia seperti bidadari yang baru saja jatuh dari surga jen. Lihat wajahnya yang cantik, apakah dia manusia? dan setiap dia tersenyum padaku membuatku-"

"Ya ya aku tahu, hentikan saja! ya Tuhan, sudah mengaku saja!" Aku mengerang sambil memberinya tatapan bosan.

"Aku takut..bagaimana kalau dia punya cowo?atau cewe?"

"Coba saja" kataku sambil mengelus rambutku.

"Bagaimana kalau dia pacaran dengan Lisa? Mereka terlihat dekat" ucapnya membuatku melotot ke arahnya.

"Apa yang kau bicarakan?" Kataku sambil mengangkat alis.

"Apa?"

"Apa apa?"

"jangan bilang kalau kalian berdua sedang bersama sekarang?" Dia terkesiap.

"Apa? tidak!"

"Lalu kenapa kau marah saat aku bilang dia pacaran dengan Chaeyoung?" Aku mengerucutkan bibirku sambil berusaha keras menyusun kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaannya, tapi aku tidak bisa.

"A-aku tidak marah" aku bingung.

"Aduh jendeuki, jujur ​​saja padaku..apa kau menyukai lisa?" Dia bertanya membuat jantungku berdetak kencang. Aku menggigit bibirku sementara ada beberapa hal yang terlintas dalam pikiranku, aku tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya, tapi ketika jisoo bertanya padaku tentang hal itu, aku hanya merasakan..perasaan baru dalam diriku yang aku yakin aku belum pernah merasa seperti itu sebelumnya selama 4 tahun terakhir ini.

I Met You [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang