Jatuh

9 0 0
                                    

Baiknya mulai dari mana ya?

Cerita ini bukan sembarang cerita, melainkan potongan-potongan dari bagian remnant dalam hati.

-----

Waktu menunjukkan pukul 2 pagi. Langit masih nampak gelap dengan sunyi nya pagi buta.

Aku sedang dalam perjalanan pulang usai karaoke berdua dengan temanku sekaligus rekan kerjaku, Ryuu.

Kami baru pulang karena kami rapat besar sampai jam 10 malam, lalu barulah kami bebas untuk melakukan kegiatan lainnya. Salah satunya adalah wacana karaoke seperti ini.

"Ryuu, aku ikut kamu ya ke apartemenmu. Nanti darisana aku langsung panggil taksi online. Lebih dekat jika pesan dari tempatmu."

"Eh tanggung, tidak apa aku antar saja. Sudah pagi."

"Tidak apa Ryuu, aku bisa kok. Dekat. Kita ke apartemen mu saja."

"Tidak mau. Aku kasih dua pilihan, mau kuantar pulang atau menginap di tempatku"

"Ih Ryuu!!"

Temanku Ryuu ini memang suka iseng, tidak jarang dia selalu suka menggodaku.

" Ayok sini, menginap di tempatku. Kita bahas banyak hal lainnya di tempatku."

"Ih, mikir apa kamu?"

"Ga masalah, biasa aja kali. Barangkali kalau kamu capek daripada dipaksa boleh kok istirahat di tempatku. Saat aku kuliah banyak teman cewek yang suka menginap juga, santai."

"Mungkin kamu sudah anggap biasa, tapi tidak buat aku. Tidak apa, pulang saja."

"Yakin?"

"Iya!!"

Aku membalas perkataan Ryuu dengan ketus sedangkan dia mulai terkekeh kecil berhasil membuatku geli. Dia pun langsung mengarahkan setir kearah rumahku.

Perasaan apa ini? Agak sedikit berbeda dari selama ini...seperti ada sisi pandang baru yang terlihat.

Kami memang sering bekerja bareng-bareng, dan kini dia suka iseng menjahiliku untuk datang ketempatnya. Mungkin ia senang melihatku bingung harus merespond apa.

Kami pun kembali berkendara di mobil putihnya menuju rumahku. Jalanan lancar sepi, menunjukkan bahwa memang sudah selarut itu kami bernyanyi bersenandung bersama hingga pagi.

Ryuu ini adalah teman semasa SMA ku. Bukan teman dekat, hanya sebatas teman satu angkatan. Kita hanya bertegur sapa di kelas musik, tidak ada yg lain.

Saat itu aku ingat kami masih kelas SMA 1, dan aku termasuk anak baru di sekolah itu. Sekolah kami termasuk sekolah swasta yang lumayan, dan aku berpindah dari sekolah lama ke sekolah itu untuk mendapatkan lingkungan baru.

Banyak teman baru, dan aku berusaha lebih berbaur jauh. Tentunya pertama-tama lebih banyak berbaur dengan teman perempuan.

Seiring berjalan waktu barulah mulai bertemu dengan teman-teman yang laki-laki. Kelas kami menerapkan sistem berpindah kelas setiap sesi layaknya kuliahan, dari situlah kami dapat berbaur dengan semua anak yang ada diangkatan kami.

Termasuk pertemuan pertamaku dengan Ryuu.

Saat itu aku mengambil kelas musik yang berisikan kegiatan bermain orkestra. Aku sebagai anak baru yang sangat menyukai seni musik klasik sangat menikmati nya, ditambah lagi aku termasuk cukup mahir untuk tingkatan sekolah.

Kami bermain sebagai satu orkestra besar dan terdiri dari 3 kelompok. Aku ditempatkan di grup tiga, bersama dengan beberapa teman lainnya termasuk Ryuu.

Jadi ada aku, Ryuu, dan 2 teman perempuan lainnya juga duduk di belakan kami. Ryuu duduk tepat disebelahku, menjadi partner bermainku di kelompok 3.

Pada saat itu kami masih bocah kelas satu SMA, masih kencur. Ryuu pun sudah merupakan sosok yang usil dan cukup unik sedari dulu, tak jarang dia suka mencari perhatianku dengan keisengannya yang diluar nalar.

Terkadang bisa dia menggesek senar alat musik gesek itu dengan perlahan sekali, menciptakan nada yang tidak karuan. Dia pun terkekeh melihat raut mukaku yang kelihatan menunjukkan raut heran atas tindakannya.

Memang suka usil sekali orang yg satu ini. Bahkan aku pun sering memganggapnya aneh dahulu jika dia mulai usil atau beraksi sesukanya lagi.

Namun apa kata takdir, takdir mempertemukan kami lagi setelah 12 tahun berlalu.

Kami bertemu lagi sekitar 1 tahun nan lalu, menambah setengah tahun yang hampir jadi 2 tahun. Saat itu kami bertemu di kantor yang sama, dan ditempatkan di satu team kerja.

Disitulah baru kami menjadi support untuk satu sama lain dan tentunya saling mengenal lebih. Kami berdua pun ternyata juga sudah sangat berubah dipoles waktu.

Ryuu yang aneh berubah menjadi Ryuu yang bisa diandalkan. Meskipun sedikit usil seiring waktu menjadi dekat. Namun dalam pekerjaan Ryuu sangat benar-benar membantu dan membuat tenang untuk memberikan support dan solusi untuk kemajuan team dan pekerjaan.

Dan ketika aku membutuhkannya, dia selalu berusaha untuk membantuku hingga tuntas. Kami benar- benar sehidup semati di pekerjaan, maka cukup alami bagi kami untuk mengenal satu sama lain makin dekat dan dalam di satu tahun tetakhir ini.


Akhir-akhir ini banyak hal yang sepertinya bisa aku ceritakan ke Ryuu. Sepertinya bicara apapun dengannya akan terasa nyambung.

Seandainya aku mengetahui ini sedari dulu saat kami masih SMA, mungkin sudah banyak kenangan-kenangan yang kita koleksi dan ciptakan bersama.

Kami pun sampai didepan pagar putih rumahku. Ryuu pun menarik rem mobil dengan tangannya dan melirik handphone nya sebentar, kuintip dia sedang membalas pesan cepat

Seandainya waktu bisa diputar untuk kedua kalinya,

Seandainya kamu belum menjadi milik wanita lain..

Pesan singkat pun terkirim kepada kontak bernama 'Vania'- Ryuu, mengabarkan bahwa ia tengah dijalan pulang sehabis kerja.

×××

Apakah Nama Dari Perasaan Ini?Where stories live. Discover now