BAB II

31 26 3
                                    

Setelah menemukan permata magenta mereka memutuskan untuk kembali ke gerbang, di mana mereka terjebak dalam dimensi ini. “kita harus cepat sampai ke gerbang!. Waktu kita gak lama. Kalo sampe telat kita bisa kejebak di sini selamanya.” Ujar Elvira tegas kepada ketiga sahabatnya dengan maksud memberi semangat kepada ketiga sahabatnya yang tampak kelelahan. “Perjuangan kita cari permata bakal sia sia kalo sampe telat nyampe. SEMANGAT GUYS!” sambungnya yang tampak memaksakan diri untuk bersemangat demi ke tiga sahabatnya. Ketiganya serempak menjawab dengan senyum tipis.

 Tidak lama kemudian mereka sampai di gerbang itu, “ayo keluarkan permata kalian supaya kita bisa keluar dari sini” ucap Teresha, disaat ketiga permata sudah di gabung hanya tinggal satu permata lagi, “Elvira! Keluarin permatanya biar kita bisa gabung dan keluar dari dimensi ini” ujar Teresha, “permatanya ga ada di aku” jawab Elvira, ketiganya pun menatap Elvira dengan aneh tidak mengerti apa yang dia katakan, “aku memberi permata itu kepada kakek tua, dia bilang dia akan memberi permata nyab ke kalian” ucap Elvira, “APA?!” tiga sahabat nya teriak, mereka semua panik karena pria tua itu telah hilang dengan permata yang terakhir, sekarang mereka tidak bisa keluar dari gerbang itu. Mereka memutuskan untuk mencari pria tua itu ke tempat tempat dimana mereka menemukan permata itu, keempat nya memutuskan untuk mencari ke goa yang ada di kota Murdreer.

Saat mereka masuk ke dalam goa mereka melihat seorang pria yang sedang duduk di tengah goa dan memegang permata magenta itu. “apakah ini yang kalian cari?” ucap pria itu sambil tersenyum jahat. “SIAPA KAMU? KENAPA KAMU BISA MENDAPATKAN PERMATA ITU?” ujar Elvira, pria itu tertawa kecil “Elvira! Elvira! Salah mu karna sudah mempercayai ku, untuk memegang permata ini” ucap pria itu dengan nada yanf lembut tapi dengan wajah yang menyeramkan, pria itu langsung mengubah wujud nya menjadi pria tua yang selama ini membantu mereka, keempat sahabat itu kaget tak tak percaya dengan apa yang dilihatnya, selama ini pria tua itu pura pura baik kepada mereka, “aku hanya membantu kalian karna aku tahu tidak ada yang bisa mendapatkan 4 permata dalam 4 hari, tetapi saat aku melihat kalian mendapatkan semua permata itu, aku harus melakukan sesuatu, jadi aku ambil permata magenta dari Elvira karna hanya dia yang percaya kalau aku itu baik!” ucap pria tua itu, “tetapi kamu jahat!” jawab Elvira dengan suaranya yang lirih dan mata yang mengenang, rasanya pasti sakit di permainkan karena Elvira seorang yang mudah percaya dengan orang lain “kalau kamu bilang aku jahat kenapa kamu mempercayaiku di awal?” tanya pria tua itu, mereka semua langsung terdiam. Kaku. Tak dapat menjawab.

***

EMP4T [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang