13.2K 1.1K 13
                                    

Abian sekarang berada di depan rumahnya, tapi ia heran mengapa gelap sekali, tidak ada lampu yang menyala  padahal hari sudah menjelang malam, ia jadi khawatir pada anaknya. Apakah anaknya belum pulang? Pikirnya risau.

Tapi sebelum dirinya melangkah memasuki kediamannya, seseorang memanggilnya,

"Abian!"

Ia berbalik, ternyata yang memanggilnya adalah tetangganya, mereka seumuran jadi saling panggil memakai nama saja.

" Ya Teo, ada apa?"  Isyarat Abian.

"Kau pasti sedang mencari Aciel kan? Aciel ada di rumah ku, dia sedang tidur."

"Syukurlah, aku kira anakku belum di rumah. Terimakasih telah menjaganya Teo."  Balas Abian lega.

"Tadi ada seseorang yang menitipkannya padaku, aku tidak tau siapa dia, katanya dia sedang buru-buru jadi karena itulah Aciel berada di rumahku sekarang."

Abian tentu terkejut dengan pernyataan itu ia kira Aciel pulang sendiri ternyata pulang bersama seseorang yang baik hati, tapi tak apa yang terpenting Acielnya aman sekarang.

"Oh begitu, mungkin orang itu hanya ingin mengantar Aciel pulang, yang penting Aciel aman Teo"

Teo mengangguk membenarkan, ia menyuruh Abian menunggu. Segera ia memasuki rumahnya dan keluar dengan Aciel yang ada dalam gendongan koalanya.

"Ini, dia tertidur dari tadi aku tidak tega membangunkannya" ucap Teo sambil membiarkan Abian mengambil alih Aciel dari gendongannya.

"Tak apa, maaf merepotkanmu sekali lagi terimakasih Teo"  isyarat Abian lalu membungkuk pelan tanda ia sangat berterimakasih.

"Sama-sama Abian, aku merasa tidak direpotkan sama sekali" balas Teo tersenyum lebar.

Jika kalian ingin tahu, Teo adalah orang yg mengajari Aciel bahasa isyarat, dia juga seorang guru di taman kanak-kanak yang ada di pinggiran kota. Dengan sifatnya yang ramah dan lembut ia jadi disukai banyak anak-anak termasuk juga Aciel.

Abian membalas dengan senyum lembutnya, melambaikan salah satu tangannya pada Teo dan berlalu menuju rumah sederhananya.

Menunduk menatap anak kesayangannya dengan tatapan teduh, anaknya tidak apa-apa, tidak terluka sedikit pun. Syukurlah terimakasih banyak Tuhan, pikirnya lega.

Ia memasuki rumah, mengganti sepatu yang sedikit usang dengan sandal rumahan, sedikit susah karena Aciel di gendongannya tapi masih bisa ia atasi.

Berjalan sambil menepuk pelan punggung sempit anaknya menuju kamar.

Aciel ia baringkan dengan hati- hati, terkekeh pelan melihat bibir anaknya yg bergerak seperti menyedot sesuatu, sepertinya ia harus membuatkan Mimmi sebagai apresiasi kepada anak berani ini.

Ia beranjak setelah menyelimuti dan mengecup kening Aciel, ia harus membersihkan diri sekarang. Dia takut membawa virus yang berdampak buruk bagi anaknya.
Lalu setelah itu membuat makan malam, Acielnya pasti sangat lapar.

Tidak tau saja dia kalau tadi Aciel makan banyak di restoran sampai kekenyangan.

-

Sekarang mereka berdua sedang makan malam bersama, sepertinya Bocah imut itu baru saja bangun.

Lihatlah muka bantal mata yang setengah tertutup dan rambut acak-acakan itu, sangat menggemaskan!

Abian tertawa tanpa suara melihatnya, anaknya lucu sekali. Ia mendekati Aciel dengan handuk kecil yang telah ia basahkan, mengusapnya pelan pada wajah anaknya supaya lebih segar dan tidak mengantuk lagi.

AMETHYST BOYWhere stories live. Discover now