04 || Ayah

6 2 6
                                    

BRUK!

Benturan keras terdengar jelas dari sebuah ruangan bernuansa violet dan putih itu.

Tubuh mungil yang penuh luka itu bersimpuh tak berdaya di hadapan sosok pria paruh baya yang sejak tadi melakukan tindak kekerasan pada dirinya.

"M-maaf... maaf ayah..." ucapnya memohon ampun pada pria tersebut dengan suara parau. Tubuhnya yang baru saja menghadapai dunia luar yang melelahkan kini semakin tak berdaya karen kekerasan yang diterimanya.

"Masih punya keberanian juga kamu sampai minta maaf kamu ke saya hah?"

Tangan besar itu mengangkat wajah yang sejak tadi menunduk di bawahnya dengan kasar hingga menampilkan wajah putih pucat yang kini dihiasi banyak luka.

"Kamu tau apa kesalahan kamu, Violettá?"

Violettá-Letty-, gadis albino itu bungkam di hadapan sang ayah dengan tatapan kosong dan sayu. Entah fisik dan mentalnya kali ini dibuat berantakan oleh pria dihadapannya ini hanya karena kesalahan kecil yang diperbuatnya.

Hanya karena tak sengaja mengarahkan Sherina ke arah alamat rumahnya, bukan ke alamat palsu yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Dan juga hanya karena tak sengaja bertemu dengan salah satu kakak tirinya.

Tak mendapatkan jawaban dari lawan bicara membuat emosi pria paruh baya tersebut semakin tinggi hingga tangan dilayangkan pada gadis mungil dihadapannya.

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipi Letty yang jelas-jelas terlihat sangat merah. Letty yang menjadi korban hanya diam tak berkutik atas sikap sang ayah.

"Dasar gadis tidak tau diuntung. Bukankah saya sudah memberitahu kamu untuk tidak pernah muncul lagi di hadapan putra saya? Tapi hari ini apa? Kamu malah muncul di hadapannya, apalagi itu di hadapan Lionel. Kamu ingin mati sekarang hah?"

Lagi-lagi gadis itu diam, dia benar-benar tidak sanggup lagi untuk membalas ucapan ayahnya. Tubuh dan perasaannya cukup banyak menerima tamparan hingga benturan hari ini, gadis itu hanya butuh istirahat sekarang.

Kerah seragamnya ditarik secara kasar oleh sang ayah, tubuh mungilnya terangkat hingga kakinya tak menyentuh lantai lagi.

Lagi dan lagi Letty hanya menerima tatapan kekesalan dan merendahkan dari sang ayah. "Ingat ini. Kamu tak pernah diharapkan oleh keluarga saya, apalagi jika itu istri saya dan Lionel. Jadi jika sekali lagi kamu muncul di hadapan mereka, tamat riwayat mu!"

Kerah seragamnya dilepas dan membuatnya jatuh terduduk di lantai dengan cukup keras. "Hari ini kamu tidak akan mendapat makan siang ataupun malam. Dan juga, istri dan anak-anak saya akan berada disini dari pagi hingga sore. Saya tidak peduli kamu akan kemana asal kamu tidak pulang ke rumah sampai saya izinkan."

Tanpa belas kasih Letty ditinggal begitu saja di dalam kamar dengan kondisi yang cukup mengkhawatirkan.

Kedua pipi yang memerah dan bisa saja membiru, punggung yang terasa nyeri karena benturan keras yang didapatkannya hingga kepalanya yang terasa nyut-nyutan.

Bukan sekali dua kali ayahnya melakukan kekerasan, namun hari ini terhitung cukup parah dari sebelumnya.

"La.. par.." dua kata itu saja yang dapat dia ucapkan saat ini, mengingat jika dia hanya sempat memakan bakso yang dibagi dua dengan Narey. Dan sekarang? Gadis itu tidak mendapatkan makan sama sekali, sungguh sial hari ini untuknya.

Sudah bertemu Raka, sekarang disiksa oleh ayahnya sendiri.

Sebisa mungkin Letty berdiri walaupun tubuhnya sudah sangat lemas dan butuh asupan makanan.

|| 𝐖𝐡𝐢𝐭𝐞 𝐕𝐢𝐨𝐥𝐞𝐭 ||Where stories live. Discover now