7

20 6 0
                                    

2 hari lagi pondok pesantren ini akan kembali ramai. Semua santri baik putra dan putri akan kembali ke pondok pesantren. Begitu pula semua khadam. Mereka harus kembali tepat waktu agar tidak terkena takziran.

*Takziran = hukuman bagi santri yang melanggar aturan.

"kak Ava, kak Rika sama kak Zira di panggil mama" Neng Najma mennghampiri Ava yang hendak menutup mata menyelami dunia mimpi.

Ava segera menghampiri Neng Aisyah setelah memanggil Zira dan Rika yang baru selesai menjemur pakaian.

"keluarga besar Gus Najib akan datang malam ini. Jadi kalian bantuin aku siapin hidangan untuk malam ini" ucap beliau. "Sekarang kalian ke swalayan beli semua kebutuhan untuk malam ini. Ini daftar belanjaannya." Beliau memberikan daftar belanja pada Rika.

Ava terdiam mengingat perkataan Neng Aisyah. Keluarga besar Gus Najib? Artinya Gus Haykal juga akan hadir malam ini.sempat terlintas di kepala Ava untuk mencari alasan supaya tidak perlu membantu acara di ndalem. Tapi hanya gara-gara si kali-laki Indomaret, dia akan membohongi gurunya? Ava membuang pikiran itu jauh-jauh.

***

Seperti dawoh Neng Aisyah, malam ini keluarga besar Gus Najib hadir di ndalem. Banyak yang mereka bahas di pertemuan ini, dari yang serius seperti tentang permasalahan pesantren dan politik, hingga yang sepele seperti menceritakan kelucuan tingkah laku putra-putri mereka.

Ava, Zira dan Rika tetap berada di asrama. Letak asrama yang mereka tempati hanya berjarak beberapa langkah dari ndalem Neng Aisyah.

"ZIRA.. RIKA.." Neng Aisyah memanggil

"dalem" Zira dan Rika segera menghampiri beliau.

"beliin tisu. Tisu di ndalem habis. Beli yang besar 3, sama beli makanan ringan" Neng Aisyah kembali ke ndalem setelah memberikan beberapa lembar uang 50 ribuan

"Ava titip apa?" Zira sangat antusias jika berhubungan dengan keluar-keluar.

"engga" ucap Ava kembali merebahkan tubuh di atas kasur. Ava memandang layar handphone-nya yang menampilkan aplikasi orange dengan berbagai cerita di dalamnya.

"Ava?" Neng Aisyah kembali ke asrama

"ayo ikut!" dan beliau langsung menuju dapur "temenin Neng Hanifah masak ya!"

"enggeh Neng" ucap Ava menyusul langkah beliau.

"Halati sama anak ini enggeh" Neng Aisyah menunjuk Ava

"iya" jawab seseorang yang di panggil Halati oleh Neng Aisyah tersebut. Mungkin beliau Neng Hanifah yang tadi di sebut beliau.

*Halati= bibi

Setelah memasukkan bahan-bahan ke dalam wadah yang cukkup besar, beliau mencampurnya dengan menggunakan mixer.

"ini, minta tolong lelehin dulu coklatnya" ucap beliau

Ava segera mengambil coklat batangan dan memotongnya menjadi beberapa bagian, kemudian melehkannya diatas mangkok alumunium yang diletakkan diatas air panas.

"namanya siapa?" tanya beliau di sela-sela mencampur adonan

"saya Ava"

"oh Ava.. namanya cantik" Ava hanya tersenyum menanggapi pujian dari beliau.

"kejunya di parut ya Ava! Jangan terlalu halus! Parut kasar aja"

"enggeh"

"ASSALAMUALAIKUM.. PAKET" teriak kurir di depan ndalem.sku segera pamit kepada Neng Hanifah untuk mengambil paket di depan.

Setelah menerima paket dari kurir, terlihat kawasaki KLX 250 berwarna abu-abu memasuki halaman ndalem. Ava merasa tidak asing dengan sepeda motor berwarna abu-abu itu. Ava terdiam di depan pintu samping, menunggu orang itu membuka helm KYT Cross-nya. Dari penampilannya sepertinya dia laki-laki, dia juga memakai jaket kulit hitam, celana hitam, sepatu hitam serta helm KYT Cross berwarna hitam.

The Future HusbandWhere stories live. Discover now