♤13

145 20 0
                                    

Pagi ini jeno sudah berada didepan paggar rumah karina menunggu gadis itu yang katanya sedang menyiapkan sesuatu.

Karina bahkan sempat mengomelinya tadi karena menjemputnya terlalu pagi. Padahal jeno hanya mengikuti kebiasaan karina yang selalu berangkat awal. Ia tidak ingin membuat karina menunggu.

Jeno menoleh ketika karina menutup pintu rumahnya kemudian berjalan menuju kearahnya dengan gelagat aneh.

Karina berdiri disamping jeno yang duduk diatas motornya. Ia melepas ransel lalu merogoh isi tasnya, karina menyodorkan kotak bekal didepan wajah jeno.

Cowok itu sedikit tersentak saat tiba tiba karina menyodorkan kotak bekal itu tepat didepan wajahnya.

Ia meraih bekal yang diberi karina, awalnya masih bingung namun ketika menurunkan tangan karina dari depan wajahnya barulah jeno mengerti mengapa karina menutupi wajahnya dengan kotak bekal.
 
Gadis itu membuang muka lalu berdehem kecil sembari memakai kembali tasnya. Kemudian ia meraih helm dari jok depan motor jeno dan memakainya dengan cepat.

Jeno terkekeh gemas, cewek ini... sedang salting. Bahkan karena salah tingkah, kaitan helm yang dipakai karina jadi susah dikaitkan.

Beberapa kali gadis itu berusaha memasukkan pengaitnya, namun selalu meleset.

Jeno tersenyum, ia menarik lengan karina mendekat lalu memberikan kembali kotak bekal itu.

Baru saja karina hendak protes jeno segera memasangkan pengait helm yang dipakai karina membuat cewek itu terdiam tak jadi memprotes.

Setelah memasang jeno menatap karina tersenyum, kemudian kembali mengambil alih kotak bekal yang dipegang karina dan memasukkannya kedalam tas.

"Yuk"

Astaga... karina rasanya mau loncat dari tebing rasanya. Kenapa ia jadi sesalting ini? Lagi, untuk apa jeno senyum semanis itu, bikin melting aja.

Dengan cepat karina langsung menaiki motor jeno tanpa komentar apapun.

Setelah memastikan karina duduk dengan aman barulah jeno menjalankan motornya dengan santai.

Setelah keduanya sampai, karina turun dari motor saat jeno mematikan mesin. Jeno menoleh pada karina yang hendak membuka kaitan helmnya namun jeno lebih dulu menariknya untuk menghadap dirinya dan melepaskan pengait helm itu.

Karina memberikan helmnya pada jeno yang langsung diambil cowok itu.

"Gue bisa sendiri padahal" ujar karina sembari memperbaiki rambutnya.

Jeno turun dari motor tangannya menyugar rambutnya lalu menatap karina dengan tersenyum.

"Gak papa, gue kan cuma bantu"

Karina berdecih dalam hati, kenapa jeno jadi murah senyum gini? Apa dia yang baru sadar.

Karina berbalik dan melangkah lebih dulu diikuti jeno dari belakang.

Saat sampai didepan kelas karina, jeno menahan lengan gadis itu.

"Nanti makan bareng aja" kata jeno.
"Hm? Yaudah ajak jaemin juga"

Jeno mengerutkan alis.
"Kok ajak jaemin?"
Gantian karina yang mengerutkan alis.
"Ya kan gue biasanya kekantin sama winter. Emang lo mau cowok sendiri?"

Jeno membulatkan mulut paham.
"Gue cuma mau ngajak lo makan bekal bareng. Biar winter sama jaemin bisa beduaan dikantin"

Karina merengutkan bibirnya.
"Tapi biasanya gak papa tuh kalo ada gue. Malah winter yang ngajakin"

Jeno menggaruk kepalanya.
"Yaa.. itung itung biar mereka makan berdua gitu. Kita gak usah ikut"

Akhirnya karina mengangguk.
"Yaudah terserah lo aja"

Jeno menghela nafas lega.
"Nanti gue samperin kesini"
"Oke. Gue duluan ya"

Jeno mengangguk mempersilahkan karina memasuki kelasnya. Setelah karina masuk baru jeno kembali melangkah menuju kelasnya, sepanjang koridor jeno tak mampu menahan senyum senangnya. Beberapa kali ia menunduk terkekeh pelan.

Anjir seneng banget gue cuma dikasih bekal doang.




Es doger.

WITH YOU | JENO X KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang