15. CAVERN

225 32 7
                                    

Setelah beberapa jam dirinya berjalan, akhirnya ia menemukan tempat yang ia cari. Berada tidak jauh dari tembok Asgard membuatnya sempat merasa sedikit was-was, dirinya sedang tidak mau berhubungan dengan siapapun dari pihak Aliansi saat ini.

Sebuah gua bawah tanah yang dipenuhi oleh tanaman azalea dan juga lumut di seluruh sisinya sebab senantiasa dipenuhi oleh air, tidak lupa juga tanaman rambat dan bunga-bunga yang menjuntai dari langit-langitnya turut menambah kesan indah dari tempat itu.

Dirinya berjalan dengan santai, bahkan sebuah senyuman pun terpatri di wajahnya. Benar-benar sebuah pemandangan yang memanjakan mata, nampaknya ini adalah tempat yang sempurna baginya untuk beristirahat setelah menghabiskan waktu untuk menambang sembari mengurusi axolotl yang diminta oleh Maji.

Senyumnya semakin melebar begitu melihat beberapa ekor axolotl yang tengah berenang dengan riangnya di kolam-kolam yang saling terhubung, yang kemudian berenang dengan agresif begitu melihat ikan-ikan hias berada tak jauh dari mereka. Memang sesuai dengan julukan mereka, predator air yang imut.

Beberapa buah beri dari tanaman rambat bersinar dengan remang-remang, menambah pencahayaan dari lentera yang ia gunakan untuk melihat ke sekelilingnya.

Ia pun pergi ke salah satu sisi gua kemudian meletakkan lentera yang ia pegang sebelum mulai melubangi dindingnya, setelah dirasa cukup dirinya pun meletakkan beberapa blok obsidian untuk membentuk portal dan menyalakannya.

Ajul pun melangkah masuk untuk memastikan dimana portalnya berada, yang mana ternyata tidak jauh dari portal utama Asgard. Dirinya bisa kembali kapanpun ke sana, lagipula orang lain sama sekali tidak memiliki kepentingan di gua itu.

Dirinya naik ke permukaan untuk menebang beberapa kayu untuk membuat beberapa peti penyimpanan dan juga obor untuk menerangi gua tersebut, barulah setelah itu dia kembali ke bawah dan meletakkan barang-barang yang telah ia buat itu. Kemudian dirinya pun pergi ke Nether untuk mencari tempat yang sekiranya bagus untuk menambang, dirinya belum bisa menernakkan axolotl-axolotl tersebut mengingat dirinya belum memiliki ember untuk menangkap mereka ataupun ikan-ikan kecil yang menjadi makanan mereka.

Entah sudah beberapa lama dirinya berjalan bolak-balik antara Nether dan dunia luar hanya untuk mencari gua, namun akhirnya dirinya menemukan sebuah gua yang nampaknya belum dijamah sama sekali oleh orang lain. Hasil tambang yang masih sangat melimpah, tempat dimana ia bisa mendapatkan kekayaan yang melimpah.

Ia pun mengambil beberapa batu untuk dijadikan tungku untuk meleburkan bijih tambang yang akan ia dapatkan kelak, barulah dirinya menuruni gua tersebut dan berburu bijih-bijih tambang yang berada di dalam gua tersebut. Bahkan belum beberapa lama ia menambang, barang bawaannya sudah penuh yang mana kemudian dirinya langsung melebur mereka hingga membentuk batangan.

Sedikit demi sedikit, ia kembali diisi oleh pundi-pundi kekayaan hasil tambang yang telah ia dapatkan, mulai dari beberapa stak blok lapis hingga beberapa blok berlian. Bukan hanya kantung kulit yang senantiasa ia bawa, namun juga peti endernya yang terpenuhi.

Hari ini hatinya benar-benar merasa senang, nampaknya semesta tengah berpihak kepadanya hari ini sebab telah membantunya untuk menggapai kedua tujuannya selama beberapa waktu ini.

Dirinya kemudian memutuskan untuk kembali sebentar ke rumah lamanya untuk menyimpan semua hasil yang telah ia dapatkan, tentu dirinya tidak mau jika sampai harus kehilangan semua kekayaan yang telah susah payah ia dapatkan itu.

Hari sudah malam saat ia tiba di rumahnya, ia pun menyimpan semua kekayaannya di tempat penyimpanannya yang berada di bawah air. Setelah itu, ia kembali ke gua yang menjadi rumah dari axolotl-axolotl untuk diternakkan.

Di tengah perjalanan, dirinya pun memakan beberapa buah beri liar yang tumbuh subur di hutan untuk mengganjal perutnya. Memang tidak terlalu mengenyangkan, namun itu sudah cukup untuk mengisi kembali tenaganya.

Setibanya di sana, Ajul pun segera menggali hingga terbentuklah beberapa kolam kecil yang akan ia pergunakan untuk menernakkan axolotl-axolotl itu nanti. Dengan ember yang telah dipersiapkan sebelumnya, dirinya pun mengisi kolam-kolam tersebut dengan air.

Setelah kolam-kolam tersebut terisi penuh, barulah dirinya mulai menangkap satu persatu axolotl yang ia temukan untuk mengisi kolam-kolam yang telah ia buat. Airnya cukup sejuk dan menyegarkan, rasa penatnya setelah menambang seketika hilang saat dirinya masuk ke dalam air.

Satu persatu dirinya memasukkan axolotl yang telah ia tangkap ke dalam kolam-kolam tersebut hingga jumlahnya sama, barulah kemudian dirinya kembali masuk ke danau alami gua tersebut guna mencari pakan axolotl yang tidak lain adalah ikan kecil.

Menangkap ikan-ikan tersebut jauh lebih sulit mengingat ukuran mereka yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan axolotl, ditambah dengan keadaan gua yang cukup gelap membuat penglihatannya terbatas.

Setelah dirasa cukup, dirinya kembali naik dan memberikan ikan-ikan tersebut pada tiap-tiap kolam axolotl yang langsung disantap dengan lahap oleh mereka, Ajul pun tertawa kecil melihat makhluk-makhluk lucu itu berenang dengan riang walaupun di kolam seperti ini sekalipun.

Dirinya pun menggali satu kolam lagi untuk kolam anakannya kelak, yang mana cukup penting untuk dilakukan. Axolotl menyantap makhluk air apapun yang berukuran lebih kecil dari dirinya dan tidak menutup kemungkinan mereka malah memakan anak mereka sendiri, sebab penting sekali untuk memisahkan indukan setelah mereka bertelur.

Setelah selesai, dirinya memutuskan untuk kembali menambang. Tidak ada lagi yang bisa dirinya lakukan di sini, mungkin baru besok dirinya akan kembali ke tempat itu untuk kembali memberi makan axolotl-axolotl tersebut.

Dirinya kini telah berada di Nether, berjalan dengan santai namun tetap waspada di saat yang sama mengingat tempat itu masih berada dalam daerah kekuasaan Aliansi.

Ajul hendak mencari gua baru, sebab gua yang sebelumnya ia kunjungi telah dirinya kuras habis. Mengingat semua gua yang berada di dalam batas dunia lama telah terjamah oleh yang lain, baik dari Ragnarok ataupun Aliansi, mau tidak mau dirinya harus berjalan cukup jauh hingga tiba di kawasan dunia baru yang belum dijelajahi.

Walaupun sama-sama berada di dunia baru, gua yang ia temukan kali ini tidak seperti gua sebelumnya. Bijih tambang tidak dapat ditemukan secepat sebelumnya, sehingga membutuhkan perjuangan lebih untuk mengumpulkan mereka.

Hampir sepuluh jam berlalu namun belum ada tanda-tanda bahwa Ajul akan berhenti menambang, dirinya tidak akan pergi dari sana sebelum tempat tersebut ia kuras habis seperti gua sebelumnya.

Saat Ajul kembali ke permukaan tanah, dirinya kemudian terdiam begitu melihat seseorang yang mungkin kebetulan juga sedang berada di sana, yang mana orang tersebut juga terkejut menyadari kehadirannya.

"Ajul? Apa yang kau lakukan di sini?"

T. B. C.

=======================================

So don't forget to vote, spam comments, follow, and share if you like this story!

AZAZEL [Slow Update]Where stories live. Discover now