Nitrogen

1.7K 254 90
                                    

Starla :
Udah pulang?
Diapain sama Ayah?
Sherlock!!
Masih dijalan ya?
Kabarin kalau udah pulang.
Kok lama sih.
Gue ngantuk tau
Gue nungguin lho yaa

Sherlock melipat bibirnya membaca pesan yang baru sempat ia baca karena baru mengecek ponselnya.

"Baru juga duduk udah senyum-senyum kek orang gila aja gue lihat,"celetuk Leon menyindir Sherlock.

"Dapet chat dari ayang itu pasti," timpal Biru mencebikkan bibirnya. Sudah hapal dengan gerak-gerik manusia yang sedang dalam fase budak cinta.

"Ayang apaan Ayang," sewot Sky langsung. "Jadian aja kaga, gak usah main Ayang Ayang!" sarkasnya cukup menusuk.

"Nah kan pawangnya ngamuk." Leon tertawa puas. "Buru jadiin pacar makanya, Sher. Cewek cantik, pinter begitu yang incer pasti banyak tuh. Keduluan orang lain nangis lo entar." Bukan Leon namanya jika tidak menuang bensin disebuah percakapan.

Sherlock memutar bola matanya malas. Dengan percaya dirinya dia membalas, "gak akan."

"Yeuu, lo ngomong gitu karena belum ngerasain tiba-tiba ditikung orang lain. Entar kebagian pahitnya aja lo nontonin Starla sama cowok lain." Nah, lagi dan lagi si penuang bensin terus gentar mencecar Sherlock dengan segala spekulasinya.

"Terus aja terus, panasin aja terus." Tiger menggelengkan kepalanya melihat tingkah Leon. "Belum sampe anaknya mabok mah terus aja lo pada komporin."

Diam-diam Leon cekikikan, memang itu tujuannya. Membuat Sherlock frustasi dan melampiaskannya pada alkohol. Jika membutuhkan minum, Sherlock selalu mengajak mereka untuk menemani. Itulah alasan Leon sebenarnya, supaya ia diajak minum. Kan lumayan, gratis karena pasti Sherlock yang akan bayar.

Mengambil kesempatan dalam penderitaan teman memang anak satu itu.

Jemari Sherlock mulai mengetik balasan untuk Starla, mengabaikan temannya yang terus berceloteh.

Sherlock :
Lagi di markas
Sana tidur

Hanya dalam hitungan detik, pesan yang Sherlock kirim sudah dibaca oleh Starla. Gadis itu benar-benar menunggu balasannya.

Starla :
Gue lagi khawatir lo malah ngusir?
Males banget
Jangan chat lagi

"Lah, ngambek?" gumam Sherlock mengernyit bingung.

Teman-temannya yang sedang berbincang kontan menoleh karena gumaman itu terdengar oleh mereka.

"Kan... apa gue bilang. Ngambek tuh dia gara-gara gak lo kasih kepastian!" seru Leon asbun.

Sherlock mendengus, melempar botol air yang sudah kosong tepat di kepala Leon. "Diem lo bangsat!"

Jemari Sherlock langsung mengetikkan sebuah balasan. Menjawab pertanyaan gadis itu mengenai ayahnya dan Sherlock balas dengan kata penenang bahwa semua baik-baik saja. Tak lupa ia selingi dengan kalimat jahil dengen mempertanyakan Starla yang mengkhawatirkan dirinya.

"Kapan balik ke Aussie?" tanya Tiger.

"Baru juga dia dateng, tahan dululah." Leon yang menjawab.

"Dia dateng aja udah diamuk Starla, apalagi setelah ketahuan bolos kuliah dan ninggalin rapat. Gak yakin gue bakal lama di sini, yang ada entar makin ngamuk tuh anak." Sky berceletuk seraya melirik Sherlock yang kini dudah memasukkan ponselnya ke saku. Pria itu tampak menghela napasnya.

"Besok kali, anak-anak juga udah neror gue suruh balik karena ada rapat penting yang harus ada gue di sana."

"Yang mau jadi penerus bokap," sindir Leon berdecak seraya bertepuk tangan. "Ntar lagi dipanggil Bapak Direktur Sherlock, tuh!"

"Masih jauh," seloroh Sherlock malas.

"Bang Sherlock!" seru seseorang muncul dari balik pintu. Berlari tergesa seraya menenteng sesuatu. Tanpa pikir panjang ia langsung menghambur ke pelukan Sherlock. "Kangen banget gue Bang!" ucapnya memeluk erat Sherlock yang kini sudah berdesis karena merasa tercekik.

Resume, pria yang memeluk itu melepaskan pelukannya.Tersenyum lebar ke arah Sherlock yang membuat sang empu cukup merasa ngeri melihatnya.

"Gue bawain kopi kesukaan lo nih!" ucapnya mengangkat paperbag yang tadi ia tenteng. "Gimana kabar lo Bang?"

"Baik, lo gimana? Angkringan lancar?" tanya balik Sherlock.

Resume memang tengah mengembangkan bisnisnya dengan mendirikan sebuah Angkringan.

"Makin rame itu angkringan dia, gue setiap balik malem suka lewat ke sana selalu aja penuh." Tiger berbicara.

"Lo suka lewat tapi gak pernah mampir?!" sinis Resume. "Ada jahatnya juga lo sebagai temen!"

Tiger memutar bola matanya. "Gue males mampir karena penuh, ogah ngantri lama."

"Ya ... selagi ngantri lo bantuin si Resume gitu. Layanin pembeli kek, atau bantu cuci piring kek. Siapa tahu habis itu lo diutamain dapet makanan sebagai upah," ucap Leon memberi saran. "Bagus,'kan ide gue?"

Tiger mendengus, mengabaikan ocehan Leon dan kembali bermain ponsel.

Sherlock meraih ponselnya begitu teringat sesuatu. Jemarinya mulai mengetikkan pesan kepada Starla.

Sherlock :
Besok gue pulang

Tak sampai beberapa menit, pesan tersebut langsung terbaca dan dibalas.

Starla :
Ok

Sherlock berdecih membaca balasan tersebut. Benar-benar marah rupanya. Padahal ia juga tak bermaksud mengusir. Dasar perempuan.

Sherlock:
Jam 8 gue ke rumah, harus udah siap

Starla :
Mau ke mana?

Sherlock :
Rahasia

Starla :
Gue ada kelas jam 7
Jemputnya dari kampus aja, nanti gue chat

Sherlock:
Ok
Jangan marah lagi

Pesan itu hanya dibaca, sengaja menunggu beberapa menit kemudian pun pesannya tak kunjung mendapat balasan. Sherlock mendengus pelan, menaruh ponselnya ke saku dan memalingkan wajahnya. Tak sadar terkekeh pelan karena membayangkan bagaimana wajah merajuk Starla di seberang sana.

"Noh, lihat temen lo. Udah gak ke tolong lagi itu bucinnya sama adek lo," bisik Leon menyenggol lengan Sky.

....

Hehehe ... halo ><

Tes ombak dulu ya.... Komen sini ----->

Starla'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang