75☠️

1.6K 187 40
                                    

Suara motor terdengar ramai di sekitar perlintasan arena balap motor. Itu adalah suara motor Jeno dan sekumpulan geng motor tak dikenal yang sedang berusaha menyerang Jeno.

Jeno terus melajukan motornya dengan kecepatan tinggi melewati sepanjang perlintasan arena untuk menghindari serangan dari pasukan geng motor itu. Namun sialnya, ia akhirnya berhasil dikepung oleh para musuhnya itu. Ada 2 orang musuh yang mensejajarkan motor mereka dengan motor yang dikendarai Jeno, sehingga Jeno berada di tengah-tengah mereka. Kemudian, persis di belakang motor Jeno juga ada 1 orang musuh lainnya. Sedangkan pasukan lainnya masih stay di belakang ramai-ramai.

Saat Jeno berusaha hendak kembali menambah kecepatan motornya, tiba-tiba para musuh yang berada di samping kanan dan kiri Jeno tampak menodongkan bilah panjang dengan menyilangkan bilah panjang dan tajam itu tepat di bagian depan leher Jeno. Jika saja Jeno salah menggerakkan kepalanya sedikit saja, maka lehernya pasti tidak akan selamat.

"Mau kemana lu?! Lu ngga akan bisa kabur!" ucap salah satu di antara musuh yang menodongkan bilah panjang itu.

Dengan penuh keberanian, Jeno tampak menundukkan kepalanya dengan cepat, sehingga ia berhasil menerobos bilah pisau tadi dan ia pun segera menambah kecepatan motornya sehingga ia berhasil meninggalkan musuhnya di belakang.

"Kurang ajar!" umpat salah seorang musuh.

Jeno lalu tampak tersenyum tipis di balik helm full face-nya setelah melihat para musuhnya telah jauh tertinggal di belakang.

••••

Acara peresmian cabang kantor baru Daffin telah dimulai. Acara itu tampak berjalan lancar malam itu. Setelah acara gunting pita selesai, tiba saatnya para tamu dan hadirin dipersilahkan untuk menikmati hidangan makan malam yang telah disediakan di acara tersebut. Saat itu, Daffin dan para kakak tampak sibuk berbincang-bincang dengan rekan kerja mereka. Banyak di antara mereka yang mengucapkan selamat pada Daffin atas pembukaan cabang kantor baru yang baru saja diresmikan. Namun, saat Tiffany sedang menikmati makan malam bersama dengan Daffin dan para tamu undangan di acara tersebut, tiba-tiba ia merasakan firasat tidak menyenangkan di hatinya. Ia merasa gelisah dan terus saja memikirkan Jeno. Entah mengapa tiba-tiba ia pun tidak berselera makan makanan apapun di sana. Padahal, makanan yang dihidangkan pun sangat spesial, lezat, dan mewah.

"Kamu kenapa ngga makan, sayang? Kamu mau minta diambilin makanan yang lain aja?" tanya Daffin pada Tiffany yang duduk di kursi makan dengan posisi di sebelahnya.

"Ngga usah, mas. Aku.. aku tiba-tiba ngga enak makan," jawab Tiffany.

"Loh, kenapa? Kamu ngga enak badan?" tanya Daffin.

"Ngga, mas. Aku ngga pa-pa. Perasaan aku aja yang lagi kurang nyaman," ucap Tiffany.

"Bener? Kamu emang mikirin apa?" tanya Daffin.

"Em.. aku kepikiran Jeno. Aku khawatir sama dia," ucap Tiffany.

"Kamu tenang aja, sayang. Jeno paling sekarang udah tidur. Dia kan seharian ini tiduran terus di kamarnya. Kalo belum tidur, paling-paling dia sekarang lagi main game. Udah, kamu ngga usah khawatir. Jeno pasti aman kok di mansion. Kan ada bodyguard yang jagain dia di mansion. Nanti kalo ada apa-apa pasti kita langsung dikabarin," ucap Daffin.

"Hem, iya mas," ucap Tiffany.

"Ya udah, dimakan makanannya! Ini enak, loh! Mau aku suapin?" ucap Daffin.

"Ng.. ngga usah, mas! Aku malu diliatin banyak orang di sini. Biar aku makan sendiri aja," ucap Tiffany.

"Ya udah kalo gitu dimakan, ya? Habis acaranya selesai, kita langsung pulang ke mansion," ucap Daffin.

Second House√Where stories live. Discover now