Terungkap Jelas

111 10 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Setelah mengirimkan foto dan pesan pada Naren, kini Sara memandang Jeff. Teman kakaknya yang sudah beberapa kali Sara temui. Keduanya berada di sebuah villa milik kakaknya. Setelah tadi Sara mencari keberadaan Haikal, tetapi Kak Jeff bilang Kalanya berada di sini.

"Kakak tinggal ya, ngga bisa lama-lama. Mau anter kak Shakila".
Ucap Jeff. Bahkan laki-laki itu tidak turun dari mobil untuk mengantarkan Sara masuk.

Sara hanya mengangguk. Gadis itu segera berjalan menuju ke dalam villa. Suasananya sepi. Bahkan Sara tidak menyadari bahwa tidak ada seorangpun di luar sana. Hanya ada sebuag cctv yang mengarahkan tepat pada halaman depan villa.

Tanpa sadar pun, ada seseorang yang memberikan pesan masuk di ponsel milik orang yang ada di dalam villa itu.

"Udah gue anter pesenan Lo".
Isi pesan itu.

Sara membuka pintu yang tidak terkunci. Sepi. Ruangan itu hanya diisi oleh cahaya remang dari lampu model lama di atasnya.

"Kak"
Panggil Sara ketika tidak melihat keberadaan kakaknya itu. Dia semakin berjalan masuk.

Terdengar suara jam berbunyi dari salah satu kamar. Mungkin kakaknya tertidur. Pikir gadis itu. Sara kembali berjalan. Memeriksa dimana bunyi jam itu.

Gadis itu memasuki sebuah kamar. Nuansanya mirip dengan kamar milik kakaknya di rumah. Sara memang belum pernah datang ke villa milik kakaknya, tetapi beberapa kali dia melihat foto villa ini. Mirip, tetapi Sara merasa ada yang berbeda. Suasananya tidak terlihat hangat.

Semakin masuk, Sara melihat sebuah jam di atas meja sudut. Jam kecil berwarna hitam itu memiliki bunyi yang cukup keras ternyata. Terlalu fokus sampai Sara tidak menyadari keberadaan seseorang yang sudah ada di ambang pintu kamar itu.

Krekk

Suara pintu tertutup mengagetkan Sara. Gadis itu berbalik. Terkejut dengan keberadaan seseorang laki-laki dewasa.

"Kak Bian?"
Tanya Sara memastikan.

Laki-laki di depannya ini adalah teman kakaknya. Sara merasa sedikit tenang. Meskipun tatapan mata milik Bian terasa cukup menakutkan.

Bian berjalan mendekat. Di tangannya ada sepiring buah-buahan yang sudah di potong cantik. Mungkinkah kakaknya mengadakan acara di sini? Tetapi di mana kakaknya?

"Nyari Haikal?"
Ucap Bian. Sara segera mengangguk antusias. Bian semakin mendekat. Dia menyodorkan sepiring buah-buahan itu pada Sara.

"Tunggu aja. Lo makan dulu buahnya".
Bian memberikan tatapan yang meminta Sara segera menerima piring pemberiannya. Sara dengan ragu mengambilnya. Melihat itu Bian segera mengambil satu potong apel. Membuat Sara segera memakan sebuah anggur yang ada di atas piring itu.

Falling Into You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang