chapter 3

75 33 7
                                    


*Tujuh tahun yang lalu*


'Flashback on'


( Hari pertama Askara menginjakkan kaki di jenjang sekolah menengah atas )


Askara POV

"Benar ternyata kamu ada disini."


Askara tersenyum memandangi wanita yang tengah berdiri sebagai PMR ketika prosesi upacara pembukaan murid baru.



Ketika orang yang ia pandangi melintas di dekatnya Askara menjatuhkan tubuhnya ke tanah berpura-pura pingsan. Dengan cekatan wanita itu membantu Askara dibantu dengan yang lainnya, karena kemahiran aktingnya Askara berhasil menipu mereka semua, hingga sekarang ia berada di ruang UKS.



'Yang lain harus berpatroli menjalankan tugas',  mereka ditinggal berdua di ruang uks yang dibatasi dengan beberapa tirai. Askara  membuka kedua matanya melihat kearah wanita itu yang sedang sibuk menulis sesuatu di buku tulisnya.


"Lagi apa?", Tanya Askara pada wanita itu.


Wanita itu menutup buku kecil itu lalu menaruh di sakunya.


"Bukan apa-apa, kamu udah bangun, ada alergi obat ga?", Tanya nya.


"Gaada", jawab Askara.


"Makan roti sama airnya, ini juga vitaminnya diminum."


Wanita itu bangun dari duduknya hendak meninggalkan Askara, namun Askara menahan lengannya. Wanita itu melihat kearah Askara, pandangan mereka bertemu.


"M,mau kemana?", Tanya Askara.


"Karena kamu udah bangun, aku harus lanjutin tugas aku, istirahat aja."


Lagi-lagi Askara menahan lengannya, membuat wanita itu bergidik kesal namun ia hanya tersenyum kearah Askara.


"Maaf, aku cuma mau nanya kelas 10 IPA 1 dimana? Karena ga ikut upacara aku gatau harus kemana nantinya bingung hehe."


Askara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, wanita itu membukakan tirai yang ada didekat sana, lalu menunjuk kearah salah satu gedung.


"Itu di gedung sana, lantai dua, abis naik tangga belok kanan pintu ketiga disebelah kiri, ada tulisannya ko", ujar wanita itu dengan jelas.


"A,ah...iya makasih ya kak Harsa."


Harsa mengangkat alisnya mendengar Askara yang menyebut namanya padahal ia tidak menggunakan nametag hari ini.


"Maaf tadi aku ga sengaja denger temen Kaka manggil Kaka Harsa."


Memahami situasi, Askara mencoba menjelaskan, padahal kenyataannya Askara memang mengenal Anagata Harsa, dan sudah sangat lama ia terus mencari keberadaannya, bahkan alasan ia masuk ke sekolah ini karena keberadaan Harsa.

End POV

Flashback off




~~~




'Enam jam berlalu setelah berjalannya operasi', akhirnya dokter keluar dari ruang operasi. Dengan wajah cemas juga harap Askara menghampiri dokter itu.



"Operasinya berjalan dengan lancar, namun karena pasien memiliki riwayat jantung lemah pasien butuh waktu sedikit lebih lama untuk dapat siuman pasca operasi", Ucap dokter itu pada Askara.


"Terimakasih dok", Askara tersenyum mendengar jawaban itu.


Setelahnya pasien bernama Anagata Harsa dibawa kedalam ruangannya yang telah disediakan. Sedangkan Askara Chandra dipanggil untuk datang ke ruang dokter yang menangani Harsa. Dokter itu menjelaskan Dampak dari kejadian yang terjadi pada Harsa, juga ia memberikan solusi terbaik untuk membantu pemulihan Harsa.


"Jadi dia mungkin lupa denganku Dok?", tanya Askara dengan wajah khawatirnya.


"Itu bisa saja terjadi, karena salah satu dampak dari pendarahan otak adalah gangguan ingatan. Tapi jangan menyerah begitu saja, bantu ia mengingat hal-hal kecil yang mengarah pada kenangan kalian. Jangan terlalu terburu-buru, jadilah sabar untuknya, dengan begitu ingatan pasien akan pulih", ujar dokter menjelaskan.



Askara mendengarkan dengan seksama apa yang dijelaskan oleh Dokter, walau sempat tidak sanggup mendengar dampak buruk dari kejadian yang menimpa Harsa, Askara tidak menyerah begitu saja, karena ia tau saat ini Harsa tidak memiliki siapapun selain dirinya.



"Juga, untuk sementara jangan ceritakan kenangan buruk pada pasien karena itu akan sangat berpengaruh pada proses pemulihannya. Akan lebih baik untuk menceritakan tentang hal-hal indah ataupun cerita indah yang kamu tau tentangnya", sambung Dokter itu sebelum Askara beranjak dari duduknya.



"Baik Dok terimakasih!", Askara menjabat tangan Dokter dengan rasa terimakasihnya.


Dokter itu menepuk pundak Askara lalu tersenyum padanya, dengan suara pelan Dokter berkata..,


"Kamu melakukannya dengan sangat baik Nak."


Dengan langkah cepat Askara menuju toilet setelah dari ruangan dokter, ia membiarkan air keran menyala. Askara menepuk-nepuk dada nya berkali-kali sampai akhirnya air matanya tidak dapat ia tahan lagi.



"a,ahh....,why are you life like this Harsa....,i can't....,i can't accept...,This all hurting me so bad..."

(Kenapa kamu hidup seperti ini Harsa, aku tidak bisa menerimanya....,semua ini begitu menyakitiku) ← translate.


Askara menepuk-nepuk kepalanya kala air mata terus mengalir dari kelopak matanya, walau suara tangisnya samar terdengar karena menyatu dengan suara air yang deras. Orang-orang yang bergiliran datang ke toilet tetao bisa mendengar rintihan suara yang amat menyakitkan untuk didengar.




*****


Soulmate       ~RyejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang