eleven

61 8 0
                                    

Happy reading all✨️✨️

Mereka bertiga mampu bertahan hingga keesokan harinya. Mereka sedang mempersiapkan barang barang yang akan mereka bawa untuk bertahan hidup di hutan belantara tersebut. Sementara itu, Frost dan Glacier hanya dapat mendoakan semoga ketiga bersaudara tersebut dapat kembali dalam keadaan yang selamat.

"Ok. Semua udah beres?" Tanya Halilintar kepada kedua adiknya tersebut.

"Ya. Kita berangkat dalam misi menyelamatkan mak GemGem." Ucap Taufan sambil meloncat kegirangan.

"Nanti gw cepuin lu." Ucap Ice.

"Diem lu kutub selatan." Ucap Taufan.

Halilintar yang mendengar mereka berdua berdebat hanya bisa menggelengkan kepalanya. Halilintar membiarkan mereka berdua bersenang senang terlebih dahulu. Karena Halilintar tau bahwa setelah ini, mereka akan menghadapi malapetaka yang besar.

"Udah. Kalian berdua bersiap siap. Kita harus menemukan lawan kita sebelum Matahari terbenam." Ucap Halilintar.

"Baik Kapten." Ucap Taufan.

Mereka bertiga mulai mencari dimana keberadaan lawan mereka. Mereka mencoba mencari jejak disekitar tempat lokasi handphone Gempa ditemukan. Mereka melihat dengan teliti setiap jejak pertempuran yang ada.

"Hal.. sini dulu." Ucap Ice yang melihat sesuatu.

"Napa??" Ucap Halilintar yang lsngsung menarik Taufan agar pergi bersamanya.

"Ni ada jejak darah disini." Ucap Ice.

Halilintar memperhatikan dengan teliti jejak tersebut.

"Kayaknya ini jejak darahnya Gempa." Ucap Halilintar.

"Jadi kita ikutin?" Tanya Ice kepada si anak sulung tersebut.

Taufan hanya menyimak pembicaraan mereka. Maklum lah dia tidak faham dengan apa yang dibicarakan oleh duo cool tersebut.

"Kita ikutin aja supaya cepet sampe." Ucap Halilintar.

Mereka langsung mengikuti jejak darah tersebut dengan harapan bahwa mereka dapat sampai di lokasi lawan mereka.

"Duh Tuhan... kenapa harua dihutan sih?? Udah sepi, yang kedengaran cuma suara jangkrik doang daritadi bacot bener. Mana banyak yang ngintipin di balik pohon. Duh.. Blaze, Thorn tolong njir." Batin Taufan. Dia sedari tadi hanya melihat kedepan. Tapi dia tau bahwa banyak sosok yang melihat mereka.

"Tapi kok mereka kek mau nyampain sesuatu? Apa yang kalian mau sampaikan?" Tanya Taufan dalam batin pada sosok sosok tersebut.

"Jangan kesana. Jejak itu akan membawa kalian di sebuah tebing. Itu rencana mereka. Darah itu bukan darah saudara kamu. Kalo kalian mau cari 'dia' kalian jalan lurus aja nanti kalo udah ketemu pohon gede dengan bekas cakaran besar disitu kalian belok ke kanan." Ucap salah satu arwah yang tampak khawatir melihat mereka yang mengikuti jejak darah tersebut.

"Ouww gitu ya? Emang bener Blaze?"

"Yup. Sorry baru gw bilang semua arwah ini adalah korban dari lawan kalian."

STUCK IN DECEMBER, 31, 2023 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang