09. Ingin Tahu

13 2 0
                                    

Annyeong apa kabar semua
Gimana kemarin habis baca bab sebelumnya masih aman kan, kita lanjutin ya.

Happy Reading 

Cahaya pagi yang biasa nya tampak sangat cerah, hari ini sama sekali tidak menampakkan cahayanya, awan hitam menutupi seluruh bagian kota tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya pagi yang biasa nya tampak sangat cerah, hari ini sama sekali tidak menampakkan cahayanya, awan hitam menutupi seluruh bagian kota tersebut. Akibat nya beberapa orang yang seharusnya bangun malah kembali menidurkan dirinya.

Berbeda dengan Gevan, dirinya masih terduduk di atas kursi sambil menatap kosong ke depan, pikiran nya dipenuhi oleh berbagai pertanyaan yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.

Gevan tidak tidur semalaman karena diharuskan untuk belajar dan karena itu membuat kelopak matanya menjadi menghitam, bahkan dirinya sudah sangat kacau keningnya nya yang robek dan mengeluarkan darah.

Hari ini sepertinya Gevan akan membolos, ia tidak sanggup untuk bangun apalagi ke sekolah, Gevan lelah hanya saja rupanya pintu di kunci dari luar oleh sang ayah saat keluar tadi malam.

Gevan terjebak di dalam ruangan yang membuat nya mengetahui fakta yang tidak ingin dirinya ketahui, Gevan ingin keluar dari ruangan itu bahkan sangat ingin, Gevan tak ingin mengetahui fakta yang terus teringat ingat.

Dering telepon berbunyi membuyarkan lamunan Gevan, deringan itu terdengar dari dalam saku celananya yang membuat Gevan mengambil nya.

Membaca nama kontak nya Gevan mematung dan melihat jam sudah hampir jam delapan pagi Leo menelepon nya, tetapi ayahnya masih belum membuka pintu, Gevan menerima telepon nya dan mendengarkan suara dari seberang benda tersebut.

“Oi.. dimana lu?”  suara Attar terdengar dari penelepon, padahal nomor dari kontak itu adalah milik Leo, seperti nya Attar yang meminta Leo untuk menelepon.

“Di rumah” jawab Gevan setelah nya.

“Lah kagak sekolah? Kok belum berangkat bentar lagi bel ini!!!” ujar Attar dengan nada tinggi yang setelah itu di lanjut kan oleh suara Leo yang memarahi Attar karena berteriak.

“Gue juga ngak tau, kalo dalam waktu 30 menit lagi gue gak sampe tolong izinin gue sakit ya, bilangin Revan” setelah mengatakan itu terdengar suara kunci diputar dan terbukalah pintu yang di tengahnya menampilkan sosok pria paruh baya yang sekarang menatap Gevan.

“Langsung mandi setelah itu berangkat sekolah, pake mobil soalnya di luar hujan, jangan sampai sakit kalo sakit kamu tidak bisa belajar” ucap pria itu setelah itu langsung berlalu pergi dari sana.

“Gue mandi sekarang, tunggu gue ya!!” ujar Gevan lalu mematikan handphone nya dan bergegas menuju kamar mandi dan bersiap.

Walaupun dengan sisa sisa tenaga yang tersisa Gevan sudah berada di depan gerbang sekolah nya, tetapi pagar sudah tertutup Gevan terjebak di luar.

We Always Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang