🐣05. Hari Ibu👩🧚‍♀️

7K 598 52
                                    


Hiiii!

Vote komen jangan lupa ya🙃

Happy Reading 🍓🎀

....






Kamar Angkasa sudah berantakan dengan berbagai macam kertas dan alat-alat lainnya. Ketujuh jagoannya Bunda tersebut sedang membuat sebuah tulisan di kertas karton.

"A nya miring," tunjuk Leo saat melihat Venus yang ingin menempel huruf A pada kertas tersebut.

"Eh, iya." Venus membenarkannya, dan meluruskan mengikuti bacaan yang sudah ia tempel.

"Bang Venus, kayak nya itu gue aja yang nempel. Lo nyuruh gue sama bang Asa rangkai bunga yang ada hancur," monolog Langit melihat nasib rangkaian bunga di tangannya.

"Iya, gue pusing ini gimana." Timpal Angkasa.

"Ya udah, Leo, sama Izar rangkai bunga. Kelian berempat, lanjutin nempel nya." Ujar Venus, lantas berpindah tempat.

"Laskar, Al, sama Izar, beli jajanan aja lama banget." Gumam Leo, beranjak lantas duduk didekat Venus.

"Biasa, mampir dulu itu ke lapangan." Sahut Angkasa, seraya fokusnya mulai menempel huruf pada kertas karton.

"Emang siang-siang ada yang main layangan?" Tanya Langit, seraya menggunting double tip dan memberikannya pada Angkasa.

"Ada, anak-anak kampung sebelah." Ujar Venus.

"Assalamualaikum..."

Mereka menoleh, saat Izar, Laskar, dan Langit memasuki kamar dengan mengucapkan salam.

"Waalaikumussalam..." Jawab mereka serempak.

"Warungnya dimana, Zar?" Tanya Angkasa, membuat Izar bingung.

"Di warung koh Acing," jawab Izar.

"Oh, gue kira udah pindah ke China."

"Enggak kok, masih di sana, didepan komplek."

Angkasa menghentikan aktifitas nya, menghela napas jengah dengan Izar. Venus, Leo, dan Langit hanya tertawa. Sudah tau Izar kadang tidak konek, masih di tanya hal random.

"Sabar, mending lanjut aja. Itu tuh, masih banyak yg belum." Ujar Venus, menenangkan.

"Belum di hias nya," imbuh Leo.

"Nanti Laskar yang hias," sahut Al yang sudah memakan permen kaki.

Laskar yang asik memakan jajanannya, sontak menoleh. "Apaan, enggak ada. Enggak bisa hias, gue."

"Ya udah, Izar aja." Pungkas Izar.

"Sip," Langit mengacungkan dua jempolnya pada Izar.

"Bang Venus pinter buat bucket bunga, ya." Monolog Langit saat ia melihat rangakaian bunga yang dibuat Venus.

"Pinter dong, emang lo." Sahut Leo dengan wajah mengejek nya.

"Lo juga sama, ya." Balas Langit tidak terima.

"Ish, bisa enggak sih sehari aja kalian enggak ribut?" Kesal Angkasa karena sedari tadi, Langit dan Leo berdebat terus.

"Leo," tunjuk Langit pada Leo. Sang empunya hanya menjulurkan lidahnya, seraya menjulingkan matanya.

"Muka nya kayak monyet," hardik Langit pelan.

"Langit, udah sih Dek!" Tegur Venus jengah.

"Leo juga, sama Abang nya kayak gitu. Enggak boleh," imbuhnya pada Leo.

Jagoannya Bunda [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang