[Sudah terbit + part masih lengkap]
Kejora Ratu Aulia, wanita paruh baya yang membesarkan ketujuh putranya tanpa peran seorang suami. Kejora bersyukur memiliki Putra seperti mereka, walaupun terkadang kepalanya pusing melihat tingkah putra-putra ny...
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Aku kemarin mau kasih tau Poto ini tapi lupa, bayi nya Bunda cakit jadi pake bye bye fever deh 🤭
Guys, komen yang banyak dung, aku maksa 😼 jangan lupa Vote ya ☺️
Happy Reading Wawa ✨🐣
....
Antariksa dan ketujuh putra Sang Pujaan hati sedang bermain bareng, diruang televisi. Memainkan bola bekel yang sedari tadi belum selesai, karena diantara mereka masih ada yang tidak terima kalau kalah.
"Udahan main nya, kita cari makan dulu." Antariksa melihat arloji yang melingkar dipergelangan tangannya, yang menunjukkan pukul dua siang.
"Om Anta laper?" Tanya Aldebara, yang dibalas dengan gelengan, walau nyatanya ia sangat lapar.
"Terus, kenapa mau cari makan?" Tanya Venus, bingung.
"Iya siapa tau kalian lapar, pasti belum makan siang kan?"
"Udah," jawab mereka serempak.
"Kapan?"
"Jam sebelas tadi," sahut Angkasa, seraya mengambil Keng yang ingin ia mainkan.
Antariksa menghela napas panjang, sejujurnya ia sangat lapar karena saat baru sampai ke Indonesia, ia langsung pergi ke rumah keluarga Sakya.
Leo yang melihat gerak-gerik Antariksa, menukik alisnya. Ia mengerti, kalau Antariksa sendirilah yang merasa lapar namun dalam dalih kalau ia mengajak mereka mencari makanan.
"Om Anta, biar Leo masakin aja." Monolog Leo, membuat Kurva Antariksa tersenyum simpul.
"Nanti aja, Leo kan lagi main." Tolak Antariksa tidak enak. Ia tidak enak kalau mengganggu Leo bermain, apalagi remaja itu yang memasakkan nya sendiri. Ia tau kalau putra Kejora yang satu ini sangat pandai memasak, karena ia sering melihat Leo yang membantu Kejora tatkala sang pujaan hati sedang memasak.
"Enggak apa-apa."
Antariksa mengusap pucuk kepala Leo, dengan tersenyum simpul.
"Laskar nih, nyenggol loh." Gerutu Venus karena keong yang sedang ia mainkan tersenggol kaki Laskar, saat sang Adik yang melangkahi keong tersebut karena terburu-buru.
"Ulang lah!"
"Aih, enggak lah..." Tukas Langit melarang.
"Apaan, kan kena kaki Laskar."
"Lanjut aja Abang," ujar Izar kesal.
"Enggak mau, mau ulang gue."
"Venus, lo ini, sakit aja masih ada tenaga buat debat." Angkasa memijat pangkal hidungnya pusing.