03. Mulai Sekarang

77 13 0
                                    


..

"Kalo masih bisa dipakai bawa aja gakpapa, pak. Makasih, ya."

"Permisi, bu."

Johyun mengangguk dan kemudian menutup pintu rumah. Setelah tukang dekor membereskan semua properti pesta kecil tadi malam, Johyun memutuskan untuk memasak sesuatu. Karena dikeluarga ini ia tidak menyewa asisten rumah tangga sama sekali, wanita itu harus melakukannya sendiri. Terlepas dari ia yang sudah terbiasa, baginya ini hal kecil.

Apalagi mengingat bahwa sudah ada Yeji di sini, yang pastinya akan makin ramai dan membawa hal-hal bahagia. Sembari melirik ke lantai dua, tepat pada pintu kamar Yeonjun yang masih tertutup rapat itu, Johyun tersenyum lebar. Ia benar-benar senang atas hal ini.

Tapi baru beberapa menit Johyun abai, tahu-tahu saja sudah berdiri seorang wanita cantik di sebelahnya. Dan itu cukup membuatnya terkejut.

"Astaga– Yeji, bikin kaget aja, kamu." Johyun pun mengusap dadanya pelan setelah mengembuskan napas lega.

Sedangkan Yeji sendiri hanya tersenyum lebar dan beralih mengambil pisau untuk ikut memotong daging. "Maaf. Aku mau bantuin masak," tutur Yeji menjawab.

"Lagian kamu kenapa bangun pagi banget? Gak capek emangnya?"

Yeji menggeleng, "enggak, kok."

"Terus, semalem gimana? Yeonjun kasar gak sama kamu?"

Pertanyaan ini tentu saja yang paling Yeji antisipasi. Terlebih memang ia dan Yeonjun adalah pengantin baru, tidak heran jika bunda menanyakan hal ini lebih dulu. Walau dengan wajah setengah memerah, Yeji tetap menjawabnya, "emm– gak kok. Yeonjun baik, dia lembut orangnya. Yeonjun perlakukan Yeji dengan baik, bun."

Melihat senyum tulus dari Yeji, Johyun tahu bahwa yang dikatakan Yeji adalah benar. Tidak ada raut bohong dan semacamnya.

"Beneran? Wah, kamu hebat banget. Padahal Yeonjun itu orangnya cuek banget, lempeng, dan susah akrab kalo sama orang baru. Tapi sama kamu semuanya berubah." Johyun tertawa kecil di ujung kalimatnya, ia juga menambahkan, "hilang deh, citra dinginnya."

Yeji turut tersenyum. Ia belum tahu persis apakah ini pertanda baik atau memang hal baik yang mulai datang, tapi ia menyukainya.

"Yeonjun gak cuek sama sekali. Dia gak kaya yang orang pikirin kok, bun."

"Bunda ikut seneng dengernya. Karena bunda yakin kalo kamu bisa merubah semua yang ada sama Yeonjun. Bunda percaya sama kamu dan bunda harap kalian selalu dapet kebahagiaan."

"Makasih banyak, bun." Lantas Yeji memeluk Johyun sesaat sebelum suara lain menginterupsi mereka untuk menyudahinya.

Ya, datangnya Yeonjun dengan setelan rapihnya membuat Johyun mengerutkan kening sedikit tidak suka. Wanita itu mematikan kompor begitu makanan matang dan mengisyaratkan Yeji untuk memindahkannya ke dalam piring.

Johyun terus terang menghampiri Yeonjun dan memarahinya tanpa ragu, "kamu nih! Baru juga tadi malem nikah, masa langsung masuk kuliah? Jangan ngada-ngada deh, kamu."

Yeonjun meringis kecil dan mengangguk seraya menuntun Johyun untuk duduk di depannya. "Tenang dulu, bun. Ini masih pagi," ucap Yeonjun dengan hati-hati.

[B]. Today, Tomorrow, and ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang