Our First 2 : Heal

66 7 1
                                    

Segala macam cara ia lakukan untuk mengecek kondisi Tera, antara lain dengan merasakan denyut nadinya, nafasnya teratur atau tidak

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Segala macam cara ia lakukan untuk mengecek kondisi Tera, antara lain dengan merasakan denyut nadinya, nafasnya teratur atau tidak. Beomgyu ingin beranjak memberi beberapa asupan gizi dari obat-obatan herbal miliknya, gerakannya seketika terhenti— sebuah tangan lentik menggenggam manis jari-jemarinya.

Apakah sudah sedari tadi ia sadar? Syukurlah kalau begitu..

Beomgyu menghela nafas panjang. "Tera, lepaskan dahulu tanganku. Aku akan pergi memberikanmu obat." ini berarti Tera hanya kelelahan.

Saat Beomgyu ingin pergi pun Tera tak segan untuk lebih merekatkan tangan mereka. Cukup dengan sekali tarikan dari lengan bak atlet milik Tera, Beomgyu terbanting keras ke kasur bersamanya.

"Tera!" Beomgyu ingin sekali menoyor kepalanya, tapi tidak bisa.

"Sshht! Diamlah." ucap Tera sedikit berbisik. "Aku hanya ingin mendekapmu.."

"Ada apa denganmu? Tak seperti biasanya kamu bersikap seperti ini.."

Tera menyeringai tipis dihadapan Beomgyu. "Tak kusangka, kau masih bisa menggendongku Beomgyu.."

Bagaimana ini? Mereka memang sesama lelaki.

Beomgyu lantas menggelengkan kepalanya pelan, berusaha fokus untuk merawatnya. "Apa kau perlu sesuatu? Kita melewati jam makan malam. Aku akan membawakan satu porsi makanan untukmu."

Tera mengerjapkan matanya, masih dengan wajah pucat pasi dan warna bibir sedikit ungu. Beomgyu mencoba untuk memeriksa lagi suhu tubuh Tera, tak heran lagi— tubuhnya panas.

Rasanya ia tak bisa memalingkan wajahnya dari Beomgyu. "Aku merasa nyaman ketika punggung tanganmu menyentuh dahiku." ujar Tera dengan senyum di wajahnya.

"Bagaimana jika kita mengisi perut kita dengan beberapa suap? Badanmu terasa panas sekali Tera." Beomgyu kembali menempelkan punggung tangannya ke dahi dan bagian leher. Tera mengernyitkan dahi, di tubuhnya ia malah merasa dingin sekali hawa ruangan dikamar Beomgyu. Tapi Beomgyu bilang dia sangat panas?

Tera terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini. Beomgyu rasa, ia bisa naik darah sebelum mengajak kekasihnya pergi ke meja makan. "Cepat bangun Tera!" ucapnya sekali lagi dengan menarik kuat lengan itu.

***

"Aku sudah mendingan, Beomgyu. Tak perlu lagi mengompresku, aku harus pergi bekerja." Tera mengucapkan kalimatnya, dengan keadaan wajah yang masih terlihat pucat. Beomgyu menolak dengan tegas, seolah enggan untuk melepaskan Tera dari genggaman tangannya.

"Kau masih sakit! Jangan paksakan tubuhmu Tera.." Beomgyu yang membawa baskom kecil untuk air kompres menggerutu pelan, Tera sangat susah untuk diajak berkompromi. Lihatlah wajah tampan yang berbaring di atas ranjangnya, dia sudah berani untuk mengerucutkan bibirnya—tanda bahwa ia tidak menuruti perintah sang tuan rumah.

"Beomgyu yang manis, takdirku sayang, bolehkah aku pergi bekerja? Aku benar-benar sudah sembu—" Beomgyu gemas sekali, ia lantas mencondongkan tubuhnya untuk menggigit pelan bibir bawah Tera pelan, lalu menjulurkan lidah untuk menjilat setelahnya. Gerakan sensual itu berguna untuk membungkam bibir tebal takdirnya. Tera yang diperlakukan seperti itu juga tertegun, ia lantas memilih diam.

Yang sibuk sejak tadi siapa sebenarnya? Tera hanya berbaring dikamar dengan Beomgyu yang masih repot memilin handuk yang basah dari baskom. Beomgyu menatap wajah takdirnya untuk kesekian kalinya. "Berani berbicara lagi seperti itu, aku akan menggigit hidung bangirmu."

Final chapter jika Beomgyu sudah marah seperti ini, Tera memilih untuk bungkam.

Sekelebat bayangan ia pikirkan ketika menutup matanya. Tera seperti melakukan flashback apa yang ia lakukan selama ini. Ada kala, saat kejadian barusan. Tera menyukai Beomgyu yang perhatian padanya, ia juga menjadi candu ketika Beomgyu dapat mencium terlebih dahulu sebelum ia melakukannya.

Ia gemar ketika Beomgyu memasakan sesuatu untuknya, ia gemar dengan suara nyaring Beomgyu ketika tertawa karenanya. Baginya semua itu adalah surga yang diberikan Dewi Takdir untuknya. Tera rasa, ini terlalu berlebihan. Dewi Takdir sangat menyukainya, ia memberikan kenikmatan tiada tara. Rasanya seperti nikmat lubang surgawi yang Beomgyu buka lebar untuknya.

Tapi ini seperti hanya kesenangan sementara. Apakah ia lupa dengan satu hal yang Dewi Takdir katakan?

Tera seperti menganggap enteng semua hal, seperti dengan kejadian barusan. Takdir tak akan ada yang berubah 100 tahun ke depan dengan campur tangan Dewi. Tapi, bagaimana tentang cara menunaikan apa yang Dewi Takdir katakan padanya?

'Jika sekarang nyawamu bergantung dengannya, mulai besok nyawanya akan bergantung denganmu.. Bisa kau jaga dia untuk sehidup semati Tera?'

Menjaganya? Rasanya, ia yang dijaga oleh Beomgy—

Tapi ada yang lebih penting daripada itu. Apakah ia sebenarnya bersedia ketika Beomgyu pergi meninggalkan ia lebih awal untuk selamanya?

Dia perlu berpikir lebih positif..



TaeGyu
•' Our First Meet season 2 '•








rubbinggyuu note:
Waduh.. Tera chap selanjutnya gimana ya?

Our First Meet [2] - TaeGyuحيث تعيش القصص. اكتشف الآن