Our First 2 : Who?

36 7 0
                                    

Tera terungkap tidak tahu malu setelah apa yang ia lakukan pada Beomgyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tera terungkap tidak tahu malu setelah apa yang ia lakukan pada Beomgyu. Setelah ia meminum obat yang Beomgyu berikan padanya dan menyuruhnya tidur sendiri dikasur yang jelas-jelas bukan miliknya. Kini takdirnya harus memaksa bahwa yang kamarnya itu hanya untuknya; seorang diri.

Tera tak akan pernah bisa tidur jika di malam hari tak melakukan sesuatu(?!). Kali ini ia berencana untuk menyatukan jiwa mereka lagi, seperti keadaan mereka pertama kali bertemu(pelipis Beomgyu).

Kini ia menelisik ke luar, mengendap-endap dari kamar yang seharusnya mereka berdua tiduri. Ia melihat buntalan selimut putih di sofa ruang tamu. Melihat sesosok takdirnya yang tertidur pulas dengan televisi yang masih menyala terang menyinari wajahnya. Tera seketika berhenti, menatap wajah polos takdirnya. Jika ini terjadi pada malam mereka biasanya, kalian pasti sudah tahu apa yang akan Tera lakukan selanjutnya. Tapi tidak untuk sekarang, mencabuli orang tidur bukan "fetish" nya.

Tera duduk di atas lantai pualam yang begitu dingin, rumah Beomgyu dekat dengan pantai. Angin semilir dari luar bisa-bisa menusuk kulit telanjangnya.

Tera menekan tombol merah pada remot TV untuk membuatnya padam; lalu berbalik arah menghadap sosok dalam buntalan selimut itu. Melihat dahi Beomgyu sedikit terlipat, tak tahu apa yang ada di dalam mimpinya. Pelipisnya yang robek pun kembali berwarna biru terang.

Tera terkesima, pelipisnya menghasilkan warna setelah sekian lama ia tak melihatnya. Tapi wajah terpejam itu mulai mengerutkan keningnya, rasa panas mulai menjalar pada bagian pelipisnya. Sialan, Tera tak bisa mengendalikan emosinya.

Setelah beberapa saat, Beomgyu mulai tenang dalam tidurnya. Akhirnya Tera bisa memulainya saat ini..

'Aku tahu, bahwa aku bukan takdir yang seharusnya kau pilih. Tapi sulit, jika saja aku diberi kesempatan oleh Dewi Takdir untuk memilih takdir lagi di kehidupan selanjutnya.. Aku harap itu selalu kamu, tidak memandang fisik dan apapun itu. Tapi esensi dari jiwamu, membuat semua bagian diriku terikat dan sampai terpikat.' Tera hanya bisa menggunakan telepati untuk saat ini, dengan mimpi Beomgyu. Meskipun sudah diakui oleh takdir, tapi dengan jiwa yang terikat— cara ini cukup beresiko. Untuk menggunakan telepati, sang pelaku harus bertanggung jawab atas semuanya.

Tera mulai meraih jari telunjuk dan jari tengahnya untuk ia dekatkan pada robekkan halus pada pelipis Beomgyu. Kini ia memejamkan matanya, fokus dengan apa yang ia lakukan. Secercah cahaya mulai menyinari pelipisnya. Warnanya luntur bertahap, dari biru segara hingga seperti batu giok asli mulai menyinari kedua mata Tera.












































"Tera?"

Sunyi, gelap, lembab, dan hanya ada pemandangan indahnya luar angkasa. Entah kenapa ia bisa berada di sini, tak ingat terakhir kali yang ia lakukan.

Zap! Zap!

Suara semak-semak yang terinjak-!

Ia takut, sungguh takut. Tidak tahu di mana ia bisa bersembunyi dengan aman. Hatinya berdegup kencang, badan gemetar, wajah penuh keringat, dan bibir yang sangat pucat. Tapi semua itu hanyalah yang bisa ia lakukan, di tempat asing nan gelap gulita. Suara ketukan kuda mulai terdengar dari jauh.

"Siapa di sana-!" seseorang mulai tahu keberadaannya. Ia mulai mencoba bangkit dan memeluk lututnya erat, seolah hanya sepasang kakinya yang ia bisa jadikan perlindungan.

Cahaya hanya ada pada rembulan, dengan hiasan manik kecil di sekitarnya— bintang yang sangat jauh!

Entah kenapa suara ketukan kaki kuda itu mulai mendekatinya, seolah magnet; seseorang mulai turun dan memaksaku untuk tatap muka.

"AHHHHHHH!!!"

Beberapa burung yang asyik bertengger didahan pohon pun pergi karena suara nyaring itu. Seseorang mengusap wajahnya kasar, dan beralih turun tuk mengambil lentera kunang-kunangnya.

Ia menatap sebuah makhluk di depan dengan penuh gemetar— tetapi tiba sebuah cahaya mulai menerpa hangat wajahnya.

'Manusia.. Itu manusia!'

Orang didepannya itu memicingkan matanya dengan sinar memancar dari kunang-kunang, wajahnya seolah akan mengingat wajah yang pernah ia temui. Tetapi selintas pikiran itu tak terjawab, mereka seolah lupa satu sama lain.

"Siapa namamu? Kenapa bisa ada di sini sendirian?" orang itu berbicara bahasa asing, dengan logat yang tidak pernah ia dengar— tetapi mengapa ia bisa memahaminya?

"A-aku terbangun dengan keadaan bingung, aku tak tahu di mana aku sekarang.." dengan ragu Ia hanya bisa mengucapkan dengan bahasanya.. Entah apa yang terjadi selanjutnya, orang itu tiba-tiba mengangguk paham dan menyuruhnya naik kudanya dengan gestur tubuh.

Ini adalah orang asing, tapi mengapa Ia bisa merasakan bahwa orang itu akan melindunginya dengan baik?

Aneh.. Apa ini hanya mimpi?




TaeGyu
•' Our First Meet season 2 '•







rubbinggyuu note:
Hi, I'm back with a new nerd chapter.. Udah berapa bulan ini wkwkwk, kayaknya kemampuan menulisku berkurang.. Kasih semangat dunggs, pencet bintang yahhh..

Makasiii
-25 May 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our First Meet [2] - TaeGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang