05. That girl is Yeera

80 8 15
                                    

"Ujian itu di hadapi dulu, jangan melarikan diri jika mampu menyelesaikannya sendiri."

- Clairo Glevanka.

Di sebuah kamar bernuansa baby pink dan lilac itu, terdapat seorang gadis cantik tengah mencatok rambutnya di depan meja rias. Tak lupa, ia melakukan ritual skin care sebelum melakukan make-up agar wajahnya terlihat menarik untuk dipandang.

"Perfect!!!" Pujinya pada diri sendiri, gadis itu sangat suka dengan penampilan akhirnya.

Usainya gadis itu berjalan keluar kamar dengan perasaan senang, ia bahkan sudah menghabiskan waktu satu jam lebih untuk persiapan.

"Yeera," Sahutan seorang pria dengan suara bariton itu membuat gadis yang panggil Yeera itu menoleh dan berbalik. "Kenapa bang? Abang gak kuliah?" Tanya gadis itu heran, mendapati kakak laki-lakinya yang hanya memakai pakaian rumahan.

"Gak ada kelas." Balasnya singkat. "Hoamm" Laki-laki yang usianya terpaut lima tahun dari Yeera itu menguap, karena rasa kantuk yang tak tertahankan.

"Gadang terus, tapi bisa-bisanya IPK abang tetap bagus. Pasti pake joki nih," Cibir gadis itu dengan tatapan datarnya sekaligus iri.

"IQ gua tinggi, gak kayak lu yang tahunya rias terus tapi materinya anjlok." Balasnya tak kalah pedas yang membuat Yeera mendegus kesal.

"Dah ah! Gak ada gunanya ngobrol sama koala! Mending Yeera pergi date sama David!" Rajuknya dengan wajah yang tertekuk. Gadis itu bahkan berjalan sampai menghentak-hetakan kakinya.

"Kesel!! Padahal gua kan cinta banget sama make-up. Kenapa sih!? Gak abang, gak mama selalu nyuruh gua ningkatin nilai akademik! Papa aja gak ambil pusing dan malah support. Lah mereka?" Keluhnya cemberut.

Menjadi anak bungsu tidak membuat Yeera selalu dimanjakan atau diratukan oleh kedua abangnya. Sebaliknya, gadis itu dituntut untuk sempurna dalam segala bidang! Terutama nilai akademiknya yang semakin hari semakin turun, bahkan ia hampir tidak bisa naik kelas dulunya karena, selalu malas dan terlalu meremehkan.

Make-up, shopping, travelling, vlog, dan modelling adalah kegiatannya. Ia juga aktif mengikuti les piano dan ballet di rumah temannya yang memiliki tempat khusus untuk les ballet. Ayahnya tidak ambil pusing dengan kehidupannya, sangat berbanding balik dengan mama dan abang keduanya yang sangat cerewet dan tegas pada Yeera.

"Sebel banget!!! Kenapa sih mama sama abang gak pernah ngertiin aku!? Padahal minatku itu bukan IPA atau hal berbau bisnis atau kedokteran! Bisa-bisanya semua kehidupan aku serba diatur." Geramnya sebal, Yeera kini duduk di gazebo depan rumahnya. Mengeluarkan semua unek-unek hatinya dan berbicara sendiri.

"Non! David udah di depan lagi nunggu Non." Lapor Bi Milla selaku ART rumah.

Sontak saja mendengar nama calon pacarnya sudah menunggu di depan, membuat mood Yeera kembali membaik. "Iya bi! Makasih yaa!" Girangnya tersenyum ceria dan bergegas pergi ke depan gerbang.

"Hai Dav! Maaf, kamu nunggu lama gak?" Tegur gadis itu pada sosok David yang tampak menunggu sembari bersandar di dekat motornya.

Tidak sampai sedetik, atensi David segera beralih pada gadis cantik nan manis di depannya. Ia menatap gadis itu lekat-lekat dengan pupil melebar, menganga tak percaya jika, gadis cantik itu adalah calon kekasihnya.

Penampilan Yeera kali ini, sangat jauh berbeda dari biasanya. Effort gadis itu tidak main-main ia sampai mencari tutorial make-up natural, tetapi tetap elegan dan enak dipandang. Rambut yang sudah dicatok dan outfit manis yang dikenakan Yeera membuat David mematung untuk sesaat.

Sweet Hell [Slow Update!]Where stories live. Discover now