XXXI

486 65 3
                                    

"Bu, ada yang nyariin Ibu"

Velove yang lagi baca-baca list pertanyaan yang bakal keluar saat seminar nanti mendongak kearah Beatrice yang sedang menunjuk kearah pintu. Ada Jovan disana, tengah tersenyum sambil mengangkat tangannya, menunjukkan satu paperbag yang kayaknya berisi tas yang Velove mau pakai.

Dia sekarang lagi ada diruang tunggu tamu bersama Beatrice dan juga beberapa kru dari penyelenggara seminar.

Entah kenapa ya, ngelihat senyum Jovan ngebuat Velove gak sadar melayangkan senyum balik.

Velove memberikan gesture untuk Jovan masuk ke ruang tunggu dan dituruti oleh laki-laki itu.

"Seinget gue ada yang bilang pagi-pagi banget mau nganterim tas gue" Ujar Velove, emang rada telat sih si Jovan ini, dia udah ganti total style untuk hari ini gara-gara tasnya tadi belum dateng pas dia masih dirumah.

"Ya maaf, gue lembur kemarin. Nih, tasnya"

Jovan menaruh paperbag yang berisi tas keinginan Velove disofa sebelah Velove dan lalu duduk bersebelahan juga dengan paperbag itu.

Simpelnya, mereka berdua cuman kepisah sejarak tebalnya paperbag yang dibawa Jovan.

"Males. Gue udah pake yang lain. Lagian mindahin barang ke tas yang baru ribet-"

"Enggak ribet. Sini mana tas lo"

Jovan langsung aja ngambil tas yang lebih dulu dipakai Velove dan dengan santai memindahkan ke tas yang baru saja Jovan bawa tanpa ngelihat ekspresi Velove yang tertegun ngelihatin Jovan.

Sejauh ini, gak ada laki-laki se-effort ini buat Velove. Dan dia gak tahu ya, ngelihat Jovan yang begini ngebuat hati Velove gak nyaman.

"Gimana hubungan lo sama Kei?" Tanya Velove tiba-tiba.

Iya, dia harus mengenyahkan perasaan yang ngebuat hatinya gak nyaman ini.

Dia harus mengembalikan semuanya ke track masing-masing.

"Fine. Kenapa?"

"Gak, gue mau tahu progress-nya aja. Lo masih inget kan kalau gue cupid lo sama si Kei. By the way, how about you guys having a dinner at Lazuardi? On me-"

"Enggak usah. Gue masih bisa bawa dia sendiri kesana tanpa lo bayarin kok" potong Jovan yang sudah selesai memindahkan semua barang milik Velove ke tas baru kepunyaan perempuan itu.

Velove mengedikkan bahunya lalu secara tiba-tiba Velove memundurkan tubuhnya saat tangan Jovan serasa ingin menyentuh sesuatu di puncak kepalanya.

"Jangan mundur-mundur! Nanti kejengkang. Ini ada rambut nyegrak sendirian dikepala lo" Kata Jovan yang kini berusaha menurunkan helai rambut Velove dengan mengusapnya pelan agar tersamarkan dengan kumpulan rambut lain.

"Cheese!"

Velove dan Jovan langsung menoleh ke arah sumber suara dan tak lama mata mereka terasa berkunang-kunang akibat flash yang diarahkan pada mereka.

"Joan!" Protes Velove saat matanya sudah kembali normal. Velove tahu kalau Joan atau Joanna senang mengabadikan momen-momen yang menurutnya penting dalam sebuah foto.

Tapi bisa gak ya gak usah Velove yang difoto? Mana sama Jovan lagi.

"You guys look too cute!!" Pekik Joanna saat melihat hasil jepretannnya sendiri. Tak lupa Joanna nge-zoom bagian wajah Jovan dan langsung bersiul.

"Ganteng banget!! Dapet dimana yang beginian, Vel?"

Perkataan Joanna tentu saja membuat Jovan canggung, bahkan dia lupa melepas tangannya dipuncak kepala Velove ngebuat yang punya kepala insiatif melepas tangan Jovan dari kepalanya.

No Tears Left to CryWhere stories live. Discover now