5. Destiny (Flashback)

976 99 37
                                    

Xiao Zhan mencuci wajah serta tangannya yang bergetar di wastafel. Ia melakukannya berulang-ulang. Menatap pantulan dirinya di cermin, benar-benar kacau.

"Aku.. Aku.. Membunuhnya." Xiao Zhan semakin panik, terduduk lemas dilantai dengan air mata yang mulai mengalir.

"Bagaimana ini ? Karir ku akan hancur, lisensiku sebagai dokter akan dicabut." Zhan terus meracau sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Astaga Xiao Zhan ! apa yang kau lakukan ?"

Meng Ziyi yang berniat membersihkan diri pasca melakukan tindakan medis terkejut mendapati sahabatnya yang terduduk lemas di lantai dengan wajah ditutup kedua tangannya.

Ziyi segera membersihkan diri beberapa saat dan kini berjongkok di depan Zhan, kedua tangannya megang pundak Xiao Zhan.

"Xiao Zhan, lihat aku." Xiao Zhan masih bergetar ia menggelengkan kepalanya.

"Astaga !" Ziyi kehabisan akal, ia segera pergi ke ruangannya mengambil ponsel dan mencari kontak Yibo.

Tuut.. Tuut...

"Selamat malam Dokter, ada yang bisa saya bantu ?" Gurau Yibo di seberang sana.

"Berhenti bercanda, dimana kau sekarang ?"

"Aku di arena balap. Ada apa Jie ?" Yibo mendengar kekhawatiran dari suara Ziyi.

"Segera kemari dan lihat keadaan kekasihmu !"

"Sepuluh menit aku akan sampai."

◦•●◉✿✿◉●•◦

Benar saja, sepuluh menit Yibo sudah sampai di rumah sakit. Ia segera berlari menuju ruangan Xiao Zhan yang ternyata kosong, dan ke ruang sebelahnya dimana Meng Ziyi sudah menunggu.

"Ikut aku" Sambil berjalan Ziyi menceritakan kronologi yang menimpa Xiao Zhan.

"Dia terus bergetar di dalam sana." Ziyi menunjuk ruangan dimana Xiao Zhan berada.

"Hm.. Terima kasih Jie. Aku akan membawanya pulang."

Yibo membuka pintu perlahan, ia mendapati Xiao Zhan yang duduk dengan memeluk kakinya sendiri. Wajahnya di sembunyikan diantara paha, dengan bahu yang masih bergetar.

Yibo duduk bersila di depan Xiao Zhan "Dear, aku datang."

Suara isak tangis Xiao Zhan semakin kuat.

"Aku di sini Dear, lihat aku heum." Dengar sabar Yibo mencoba membujuk kekasihnya yang sedang down.

Perlahan, Xiao Zhan mengangkat wajahnya dan menatap Yibo yang tersenyum hangat kepadanya.
"Yibo." Lirihnya dan berhambur ke pelukan Yibo.

Yibo yang mendapat pelukan mendadak hampir terpental ke belakang jika tidak sigap menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Hiks.. Hiks.. Yibo, Aku.. Aku.. Hikss"

"Huustt, Dokter Xiao sudah melakukan yang terbaik." Yibo memeluk erat kekasihnya sambil mengelus sayang bahu Zhan. "Terima kasih sudah berjuang Dear, kamu Dokter yang hebat. Aku bangga menjadi kekasih mu Dokter Xiao Zhan."

"Tapi aku.. Hiks"

Yibo melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Zhan dengan kedua tangannnya.

"Lihat aku Dear." Yibo menatap Xiao Zhan hangat menyalurkan rasa cinta yang begitu dalam. Xiao Zhan dengan mata berair masih bisa melihat tatapan itu.

"Jangan menyalahkan diri mu Dear. Kamu hanyalah manusia biasa yang tidak berhak mengambil nyawa seseorang, itu atas kehendak yang maha kuasa. Kamu juga telah membantu menyelamatkan satu nyawa. Jika ada nyawa yang hilang itu bukan karena kesalahanmu, Suratan takdirnya sudah begitu. Melalui tanganmu sebagai perantara telah menyelamatkan satu nyawa dan satu nyawa lagi kembali kepada penciptanya. Ingat, bukan kamu penyebabnya, ini sudah jalan takdirnya."

Hello Daddy, Appa ! [YiZhan] ENDWhere stories live. Discover now