21. Papah ? (Flashback)

869 91 33
                                    

Xiao Zhan berdiri di depan cermin, melihat pantulan dirinya penuh ruam merah yang memudar sisa kegiatannya beberapa hari yang lalu.

Xiao Zhan melamun mengingat pertengkaran mereka saat makan malam dua hari yang lalu. Dimana Zhan masih bersikeras menggugurkan kandungannya.

"Yibo, aku mau berbicara."

"Hmm, silahkan." Yibo mendengarkan sambil menyuap makanan yang ia beli di luar.

"Bagaimana jika kita menggugurkannya ? Ini lebih baik untuk kita Yibo."

Prang !

Yibo yang sedang mengambil lauk dengan sumpit langsung membantingnya begitu saja.

"Zhan Ge !" Yibo benar-benar kehabisan rasa sabar, ia menggebrak meja dan berdiri menatap Xiao Zhan di kursi seberangnya.

"Terakhir kali ku peringatkan padamu, aku yang akan menghancurkan karirmu jika kau berani macam-macam." Bentak Yibo dengan wajah memerah menahan amarah yang kian membuncah.

Xiao Zhan tertunduk kaget, karena baru kali ini Yibo membentaknya. "Aku membencimu Yibo." Zhan beranjak pergi meninggalkan Yibo di meja makan.

Yibo menatap kepergian Zhan dengan air mata kembali menetes, ntah sudah berapa kali ia menangis. Rasanya air mata terlalu mudah jatuh untuk saat ini.

"Maafkan aku ge." Lirihnya di sela-sela tangis dengan bahu bergetar.

Sementara Xiao Zhan masuk ke kamar, membanting pintu dengan sekuat tenaga. Menghempaskan tubuhnya ke kasur dan menatap langit-langit kamar.

"Aku harus bagaimana ? Aku tak menginginkan kehadirannya. Dia hanya akan menjadi aib bagiku dan merusak citraku sebagai Dokter. Bisakah kita mengulangnya dari awal tanpa ada dia ?" Monolog Xiao Zhan dengan tatapan kosong.

Xiao Zhan duduk mengelus perutnya yang membuncit. Air matanya menetes menatap perutnya sendiri.

Dugh.. Dugh..

Dua tendangan yang cukup kuat dapat Zhan rasakan. Hatinya menghangat, seakan jabang bayi menghibur dirinya yang sedang menangis.

"Apa kau menghibur ku ? Aku.. Aku.. Hiks.." Zhan duduk bersandar headboard, sambil mengelus perut dengan air mata yang mengalir deras. "Maafkan aku, sungguh aku.. Hikss.. Maafkan Papa sayang. Aku takut.. Hiks.."

Zhan menangis pilu dengan tetap mengelus perutnya

"Aku takut gagal menjadi orangtua untuk mu Nak, aku takut aku benar-benar gila akan pekerjaan dan mengabaikan mu seperti ayahku. Hiks.. Hikss..."

Dugh..

"Apa aku bisa menjadi ayah yang baik sayang ? Jawab aku hiks.. Hiks.."

Dugh..

"Ternyata kau sangat ingin menjadi anakku yah. Maafkan papa Nak. Papa akan berusaha menjadi ayah yang baik untuk mu. Maafkan aku, karena ketakutanku ini menyakitimu dan Daddy. Papa salah Nak. Maaf.. Maaf.. Hiks.."

Xiao Zhan terus berbicara dengan sang buah hati sambil menangis meluapkan rasa bersalahnya selama ini hingga ia tertidur dengan posisi terduduk.

Di sisi lain Yibo membersihkan sisa makan malam mereka, kemudian mengecek penjualan hari ini melalui ponsel miliknya. Merekap beberapa pesanan dan memposting barang baru yang akan dijual. Beberapa jam berkutat dengan ponselnya, ia melihat jarum jam menunjuk angka 11 malam. Perlahan membuka pintu kamar dan mendapati Zhan yang tidur dengan posisi duduk.

Dengan pelan ia membenarkan posisi tidur Zhan. Sebelum menyelimuti tubuh pria hamil itu, Yibo mengecup perut buncit istrinya cukup lama.

"Mwah, jagoan Daddy pintar ya Nak. Malam ini bobok sama Ayah aja ya. Daddy mau pergi dulu cari uang yang banyak biar bisa beliin kamu skateboard, motor, mobil, dan barang mewah lainnya. Hehe" Yibo mengelus perut Zhan pelan, Ziyi mengatakan anaknya berjenis kelamin laki-laki.

Hello Daddy, Appa ! [YiZhan] ENDWhere stories live. Discover now