#8 - Masalah dan Perjanjian

123 11 1
                                    

"Sumpah sumpah sumpah! Gue deg degan mau presentasinya! Gimana kalo gue gak bisa jawab pertanyaan yang nanya? Gimana nanti kalo nilai gue malah jeblok?"

Bla bla bla...

Keana harus menutup telinganya mendengar ucapan-tidak, bukan ucapan tapi keluhan-dari Dira. Gadis itu sudah dari semalam mengiriminya pesan dan mengatakan jika ia takut untuk presentasi hari ini.

Bayangkan!

Hari Senin mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 yang diampu oleh Bapak Restu Kalandra Damian. Selasa adalah mata kuliah Teori Akuntansi yang mana Bapak Restu yang terhormat menjadi dosen pengganti Pak Lukman!

Bayangkan dua hari tolong! Dua hari berturut-turut selama kurang lebih empat bulan a.k.a satu semester! Apa yang harus dilakukan untuk tetap bertahan?

"Lo enak, Na, bagian teori akuntansi kelompok pertengahan, gak perlu pusing dulu!"

Keana diam. Tak menanggapi ucapan Dira. Ia lebih tertarik dengan pikirannya sendiri. Bagaimana ia menghadapi Restu? Bagaimana ia bersikap di depan bujang yang mengaku sudah menikah itu?

"Dir?"

"Hm?" Dira langsung merespon mendengar panggilan Keana. "Kenapa?"

"Misal nih, misal. Ada cowok yang lo suka, terus dia pura-pura punya pacar padahal gak punya. Menurut lo gimana nih? Pas ketauan, lo bakalan kayak gimana?"

Tunggu! Pemisalannya mengapa seakan mengisyaratkan jika Keana menyukai Restu? No way! Gak boleh! Keana Kemala Kalingga gak boleh menyukai dosen yang astagfirullahnya bikin pengen pindah planet!

Kening Dira mengkerut. Ia merasa aneh dengan pertanyaan Keana yang agak di luar ekspektasi. Biasanya, ia pasti akan menenangkan Dira saat gadis itu tegang ingin presentasi. Tapi sekarang malah menanyakan hal random.

"Lo sakit, ya?"

Keana yang menatap Dira penuh minat langsung memutar bola matanya mendengar celetukan Dira. Ia langsung menepis tangan Dira ketika tangannya menyentuh kening. "Gak! Gue gak sakit!"

"Terus? Kenapa lo tiba-tiba nanya kayak gitu? Lo lagi jatuh cinta?" Selidik Dira dengan mata memicing dan telunjuk teracung.

"Bukan," jawab Keana dengan santai. Jatuh cinta? Ketimpa tangga saja ia daripada jatuh cinta pada Restu!

"Kenan, ya?" Terkanya lagi.

"Bukanlah. Kenan mana keliatan punya pacar. Dia malah keliatan pengen jomlo terus," kilah Keana. Tentu bukan Kenan, laki-laki itu sudah seperti harimau mengincar mangsa a.k. sembunyi-sembunyi mengenai kisah romansanya. Siapa lagi jika bukan Restu yang menjadi topik pembicaraannya dengan Dira?

"Tapi-"

Ucapan Dira menggantung ketika seorang laki-laki yang memakai celana katun dan kemeja berwarna hitam masuk sambil menenteng barang bawaannya.

"Selamat siang."

"Siang, Pak."

Keana tak ikut menyahut sapaan itu. Walau ia tak menatap ke depan, ia merasakan jika Restu menatapnya beberapa saat. Mana ia duduk di depan karena kesiangan, sampai tidak mendapat kursi di belakang lagi!

"Na, ada cowok yang bohong sama lo, ya?" Bisik Dira. Walau sekadar bisikan, Keana yakin jika Restu mendengarnya. Posisi duduk mereka tepat di depan meja dosen.

"Ekhem!"

Dira langsung menegakkan posisi tubuhnya, bersamaan dengan Keana yang mengangkat kepalanya menatap Restu.

"Silakan,  kelompok 1 untuk presentasi." Ucapan Restu seakan gugup, ia juga mencuri-curi pandang ke arah Keana dengan tatapan cemas. Ia mengambil bolpoin dan buku sambil berjalan ke belakang kelas. Ia langsung memakai kacamatanya dan menatap ke depan dengan tatapan tajam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The StatusWhere stories live. Discover now