Dia tokoh utama laki-laki?

60 39 30
                                    

Tandai kalo typo
Author dengan senang hati menerima kritik dan saran

Happy Reading^^

Sarapan pagi di keluarga Maheswari pagi ini terasa berbeda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sarapan pagi di keluarga Maheswari pagi ini terasa berbeda. Semua anggoa keluarga berkumpul dengan raut muka tegang. Masalahnya Eyang Ageng meminta semua anggota keluarga berkumpul, bahkan Eyang Ageng menyeret Raveena untuk mengikuti sarapan di rumah utama.

Hal yang baru bagi Raveena karena biasanya dia hanya sarapan sendirian di paviliun kedua karena sang mama lebih memilih sarapan di kamar. Dan kenapa tidak di rumah utama? Sudah jelas jawabannya sang anak pungut menentangnya, dengan alasan takut kepada Raveena.

"Ada apa ibu mengumpulkan semua anggota keluarga dalam sarapan pagi ini?" Tanya Jonathan sembari menatap lembut kearah ibundanya.

Eyang Ageng yang sedang menikmati teh herbalnya menaikkan satu alisnya, menatap putranya heran. "Bukannya wajar kalau keluarga berkumpul saat sarapan begini? Atau kamu memisahkan Raveena dan memilih gundikmu itu?" Ucap Eyang Ageng sembari menatap tajam ke arah   Tante Tiana. Tante Tiana yang tau bahwa sindiran itu untuknya hanya bisa menunduk.

"Ibu..."

"Lagipula pertanyaanmu itu aneh." Ucap Eyang Ageng acuh.

Pelayan menyajikan beberapa makanan tradisional yang sesuai dengan selera Eyang Ageng. Ada Nasi Liwet dan Sambel Goreng yang wanginya membuat liur Raveena menetes.

"Wah nasi liwet ya? Itu kesukaan aku." Ucap Anne yang baru saja datang dengan menenteng tasnya.

Anne menarik kursi di samping papa dan tersenyum ke arah Eyang Ageng.
Namun Eyang Ageng lebih memilih mengacuhkannya dan menikmati teh herbalnya.

Hal itu membuat Raveena mengeryitkan dahinya heran. Harusnya di scene ini Eyang Ageng membandingkan dirinya dengan Anne, tapi nenek tua itu malah diam menikmati tehnya. Dan harusnya Eyang Ageng tidak menghina Tante Tiana karena sejujurnya sikap Eyang Ageng itu plin plan. Sementara Anne yang mendapat perlakuan itu hanya bisa diam seraya menatap tajam Raveena.

Selanjutnya sarapan dilakukan dan hanya menyisakan kesunyian serta dentingan alat makan.

"Raveena dianter ya sama papa." Ucap Eyang Ageng memecah keheningan.

"Bu, aku kalo pagi repot. Anak-anak biasanya dianter sama supir."

Eyang Ageng tak menyukai jawaban yang dilontarkan putranya kemudian berjalan menghampiri Jonathan dan menarik telinga putranya. "Kalo ibu kasih tau itu nurut! Anaknya itu tanggung jawab kamu bukan supir!"

"Akh ibu ampun." Ringis Jonathan sembari menahan sakit.

Raveena yang melihat kejadian itu sontak menahan tawanya. Baru sedikit penolakan dari sang papa, eyangnya saja sudah marah apalagi kalau tau Jonathan pernah melempar tv dengan vas bunga lalu menampar Raveena. Kalau Eyang Ageng tau mungkin rumah ini sudah roboh.

Aku Kamu dan SurakartaWhere stories live. Discover now