6. Saudari

110 7 0
                                    

2 bulan sudah berlalu semenjak Temari menikah dengan Shikamaru. Namun ada hal yang membuat Temari merasa jengkel. Yakni, "Kapan ada anak manis yang hadir di keluargamu?". Seolah itu memberikan tanda ia didoakan oleh orang orang supaya lekas hamil.

Hari ini ia menginap di Sunagakure.

"Nee-san apa kau bisa membantuku? Sepertinya kita mengalami penolakan tentang lokasi ujian Chunin ", ucap Kankuro.

"Ya baiklah. Ohh ini, harusnya kau ubah dulu lokasi perizinannya.. Jadi seperti ini dan ini", jelas Temari.

"Eh?", gumam Temari. Ia memandangi Gaara sejenak.

"Kenapa? Ada apa?", tanya Kankuro.

"Ti.. Tidak ada apa apa.. Ayo kita lanjutkan", ucap Temari.

-Selepasnya bekerja-

"Harusnya aman kan?", ucap Temari dalam hati. Ia memakai jubah hitam untuk menutupi kepala hingga ujung kaki.

Temari pun keluar rumah dan mendatangi pemakaman para pahlawan. Ia hanya berniat mengunjungi mendiang ibunya.

"Nee.. Okaa-san.. Aku.. Harus bagaimana?", ucap Temari.

"Orang orang begitu sedikit menyebalkan menginginkan aku segera memiliki anak sedangkan aku belum siap.. Aku kan anaknya ibu.. Aku takut memiliki anak ataupun mengandung.. Tubuhku kuat dalam hal pertarungan ninja namun begitu lemah saat mengandung seorang anak.. Itu bisa saja berpotensi untukku bukan?", ucap Temari lagi.

"Kau berbeda dengan ibu".

"Eh? Gaara?", ucap Temari.

Sekeliling Gaara dan Temari mulai ada pasir yang mengitarinya. Membentuk sosok Karura.

"Okaa-san?", ucap Temari lirih.

"Dengar, aku pernah berkata untuk ibu, kalau aku membenci hari disaat aku ulang tahun karena itu adalah hari diriku membuat ibuku tiada.. Tetapi aku salah, ibu tidak tiada... Jiwa Ibu terus hidup bersama kita.. Namun hanya raga nya saja yang sudah tidak ada..", ucap Gaara.

Sosok Karura yang terbuat dari pasir memeluk kedua anaknya yang sedang gundah.

"Aku minta maaf Temari, kalau menurutku memiliki keponakan untukku adalah suatu ketakutan terbesar dalam dirimu", ucap Gaara.

"Hei, ibu tidak apa apa saat melahirkan mu Temari-san", ucap Kankuro.

"Kauu?!", ucap Gaara dan Temari bersamaan.

"Kau tahu? Kau berbeda dengan ibu", ucap Kankuro.

"Lain kali hiduplah sebagai dirimu sendiri ya? Temari", ucap Kankuro.

Temari mengangguk.

Dua hari kemudian Temari kembali pulang ke desa Konoha.

"Tadaima..", ucap Temari.

"Oh, Anata", Shikamaru menghampiri istrinya. Memeluk istrinya.

"Kok tiba-tiba?? Mmmpph!! KAU BAU ALKOHOL YA?", ucap Temari kesal.

"Hehehe.. Sedikit.. Aku senang kau pulang, aku merindukanmu", ucap Shikamaru.

"Tidak tidak , kau bercanda.. Bersihkan diri mu dari Alkohol.. Aku lelah ingin tidur.. ", ucap Temari.

"Ayo tidur bersama", ucap Shikamaru.

"Ngelantur kau ya!!", seru Temari.

"Salahkah jika sepasang suami istri tidur bersama?", tanya Shikamaru.

"Oh, umm.. Iya.. Ya ya ya baiklah.. Kita tidur bersama", ucap Temari. Ia sebenarnya khawatir akan di terkam oleh Shikamaru.

Setelah mandi dan bersih diri, Temari menuju kamarnya, disana telah ada Shikamaru yang terlelap duluan.

"Uhh.. Kepalaku pusing", batin Temari.

Baru saja Temari akan beranjak ke tempat tidur, Shikamaru langsung menerkam istrinya.

"Hei, ayo lakukan itu", ucap Shikamaru.

"Melakukan apa? Tidakkah kau melihat ku sedang lelah sayang?", ucap Temari. Umurnya memang lebih tua dari Shikamaru, tetapi urusan kedewasaan Shikamaru lah yang menang.

"Aku ingin menikmati tubuh indah istriku".

Disitulah letak Temari tidak dapat melawan. Ia luluh dalam belaian suaminya. Shikamaru mulai mencium leher istrinya hingga membekas.

"Kali ini saja ya sayang.. ", ucap Shikamaru.

"Aku lelah iho", ucap Temari.

"Aku juga lelah, si tua Kakashi memberikanku pekerjaan diluar nalar", ucap Shikamaru.

"Ukh.. Aku benar benar pertama kali seperti ini.. Jika ada yang meremas dadaku sudah kupastikan orang itu akan terbaring di rumah sakit, kecuali kau".

"Kau kan milikku", ucap Shikamaru.

Begitulah Temari tak berdaya membiarkan Shikamaru menerkamnya sepuasnya.

Keesokan paginya..

"Ukhh pegal", ucap Shikamaru.

"Apa yang telah ku..?!!", batin Shikamaru. Ia melihat pakaian yang di pakai istrinya robek-robek.

"Semalam kau ganas sekali, tidak membiarkanku melepaskannya dengan benar", ucap Temari.

"Aku yang melakukannya?", tanya Shikamaru. Ia sedikit tidak percaya.

"Kau mabuk, mana mungkin kau sadar", ucap Temari.

"Walau aku mabuk, tetapi tidak mungkin aku seganas itu", gumam Shikamaru.

"Ah sial", ucap Shikamaru.

"Nee.. Kenapa?", ucap Temari.

"Kau kan masih belum siap untuk hamil kan? Maafkan aku", ucap Shikamaru.

"Tidak, aku sudah siap", ucap Temari.

"Huh?".

"Iya tidak apa apa, apa kau mau melanjutkan yang semalam? Kau tidak melakukannya begitu benar karena kau mabuk", ucap Temari.

"Aku harus berangkat bekerja", ucap Shikamaru. Wajahnya memerah karena malu.

"Ayolah lima menit saja", ucap Temari.

"Ouh, lima menit saja ya? ♡", ucap Shikamaru.

"Ya".

"Kau yang memaksa", ucap Shikamaru menerkam istri tercintanya.

"Uhh".

"Tidak apa apa kah?", ucap Shikamaru.

"Ya".

"Ting tong".

"Tck.. Siapa sih? Baru mau mulai", ucap Shikamaru.

"Lima menit saja", ucap Shikamaru.

"Ah hentikan! Sakit.. ".

"Eh?! Sakit?".

"Kita sudahi saja cukup sampai sini", ucap Temari. Ia melepaskan pakaiannya yang sudah robek dan berganti pakaian handuk.

"Tck..", Shikamaru memakai kolor dan celananya. Lalu menghampiri pintu dengan telanjang dada.

"Siapa?", ucap Shikamaru.

"Yo Shikamaru-san maaf pagi pagi mengganggu", ucap Konohamaru.

"Ada perlu apa kau sampai mendatangi rumahku?", tanya Shikamaru.

"Gomen ne.. Kami ingin menyampaikan pesan dari Kakashi-sama pendamping misi kita hari ini adalah Shikamaru-san.. ", jelas Moegi.

"Astaga, aku lupa tunggu sebentar aku akan bersiap", ucap Shikamaru.

"Nee Anata.. Siapa?", tanya Temari.

"Konohamaru dan tim nya".

"Oh.. ".

"Aku akan pulang esok pagi, kau jaga diri baik baik ya..", pamit Shikamaru.

"Ya".

"Kita lanjutkan lagi esok, aku janji tidak akan ada yang mengganggu", bisik Shikamaru.

"Iya baiklah", ucap Temari.

"Aku berangkat".

"Ya! Hati hati di jalan!".

Nara family Fan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang