🖤 22. Berhenti Jadi Dokter

4K 124 3
                                    

"Sama bibik yuk" ucap maid mencoba menggendong Javhi

"Nda au, mama.......hiks..."

Hari ini, Javhi sangat rewel dan tentu saja ingin selalu bersama Azel. Sebenarnya, ini berawal dari anak itu selalu bermain mainan barunya. Sehingga tidur anak itu tidak teratur dan berujung seperti ini.

"Mama....."

Hingga akhirnya Azel datang dan melihat wajah Javhi yang memerah, mata sembab, hidungnya juga sudah memerah seperti badut dan jangan lupakan bibir yang mengerucut.

"Gemesnya" ucap Azel menahan dirinya untuk tidak mencubit pipi gembul putranya.

Mendengar suara sang mama, anak itu langsung merentangkan tangannya ke atas sebagai pertanda ingin di gendong.

"Ngapain tuh" kata Azel pura - pura tidak tahu

"Dendong" rengek si kecil

"Iya, iya......mama gendong" si kecil langsung berhenti menangis setelah berada dalam dekapan Azel.

"Mau mam dulu atau mandi dulu?" Tanya Azel

"Mam" jawab anak itu dengan wajah polosnya, sedangkan Azel yang menatap itu langsung menarik hidung putra dengan kencang

"Hua......mama nakal"

Plak!

Anna langsung memukul bahu Azel dengan kencang karna Anna kesal melihat putrinya itu yang gemas pada Javhi.

"Udah tau nenangi anaknya gak gampang, malah seenaknya nyubit - nyubit hidungnya! Kalo gak bisa nenangin gausah bikin nangis lagi!" Omel Anna

"Maafin mama ya sayang" bujuk Azel mencium gemas putranya itu

"Gini nih kalau anak kecil punya anak" sindir Anna sedangkan Azel hanya menyengir

"Au es tlim, ma......" rengak si kecil dan membuat Azel terkejut

"Jangan es krim ya, nak. Javhi 'kan baru sembuh, sayang" bujuk Azel lemah lembut

Javhi menggelengkan kepalanya, menatap Azel dengan mata berkaca - kaca.

"Au es tlim......piss mama"

"No! Gak boleh es krim! Susu aja mau?"

"Nda au......." Anak itu menolak untuk dipeluk, Javhi malah menangis semakin keras dan menghentak hentakan kakinya.

Azel membiarkan Javhi menangis. Ketika Javhi sudah mulai tenang, barulah Azel mengajaknya bicara.

"Javhi mam dulu ya, nak? Nanti kalau Javhi udah sembuh, Javhi bisa makan es cream sepuasnya. Sekarang Javhi mam dulu ya?" Bujuk Azel lemah lembut

"Javhi au es tlim, mama....." Rengek Javhi

"Iya, tapi Javhi lagi sakit nak. Mam dulu, yuk" Azel langsung membawa Javhi ke ruang makan dan mendudukkan anak itu di kursi khususnya

"Aaa......" ucap Azel langsung menyuapi si kecil yang ada di kursinya

"Enak?" Dan anak itu langsung mengangguk

"Minum dulu nak" ucap Azel menyodorkan dot berisi air putih

"Terakhir biar habis, aaa..... " Azel menyuapi si kecil sampai habis, porsi besar untuk seukuran anak usia 2 tahun

"Pinter banget pangeran mama" puji Azel karna anak itu lahap makan

"Abis mam, kita.....?" Tanya Azel membawa tubuh si kecil ke kamar mandi

"Mandi......" sorak anak itu bersemangat

"Sini kakinya, sayang" Si kecil hanya menurut, dan Azel mulai mebuka baju dan celananya. Azel langsung mengambil shower dan membasahkan rambut Javhi.

VAREN: Imperfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang