06 : Keseruan geng 7V

118 45 21
                                    

***

11:35

"Gue ikut ya? Bosan kalau kalau nggak ada kalian."

"Gue juga!"

Verco non muslim, tapi cowo jomlo itu ingin ikut teman-teman untuk keluar dari sekolah. Sedangkan Alena, wanita itu malas sekali jika harus sendirian, tanpa teman yang bisa diajak ngomong. Jangankan teman, kenalan saja dia tidak punya. Sebagai orang yang aneh dia jadi tidak mempunyai teman cewe apalagi cowo selain anggota-anggota di geng 7V.

"Kalau Verco masih mending karna dia cowo. Lah elu Na? Nanti bisa ketahuan anjir!" celetuk Alan, membuat Alena memutarkan bola mata malas.

"Tenang, gue pake hoodie," ucapnya sambil memasangkan kerudung Hoodie-nya menutupi kepala.

"Iya sih, orang-orang juga nggak akan tau kalau dia cewe. Apalagi kalau dia pake Hoodie, Alena, kan rata."

Mendengar ucapan blak-blakkan dari Alan, Alena langsung melotot. Dengan cepat sebuah jitakkan melayang tepat di atas kepala Alan.

"Aduh, sakit, Na!" Alan meringis kesakitan saat jitakkan itu rasanya tidak main-main.

"Burung lo tu ukurannya kek kunyit."

Gadis itu langsung melenggang dengan dada naik turun. Alan termenung, sedangkan anggota lainnya hanya bisa tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Alena yang mengatakan burung Alan seukuran kunyit.

"Emangnya lo pernah liat, Na?"

"Gue pasang Cctv di WC lo!"

"Eh buset ni cewe agak laen."

Alan menggelengkan kepala. Padahal dia hanya berjanda, eh bercanda tadi. Tapi Alena malah baperan.

"Makanya Lan, kalau mau bercanda, nggak usah kelewatan. Untung masih dijitak lu, belum digorok," ucap Asoka sambil menepuk-nepuk pundak kekar kebanggaan Alan.

"Diem lu! Ya biarin, dari pada elo belok!"

"Eh mulut lo! Awas aja kalau gue dapat ngebuktiin dengan cara nikah sama Anjani," bangga Asoka sambil menepuk-nepuk dadanya. Mendadak suasana jadi senyap. Perkataan Asoka membuka mereka semua terdiam.

"Kenapa kalian pada ngeliatin gue? Belum bayar utang? Yaudah cepet satu-satu," Asoka mengeluarkan buku catatan matematika. Bertindak seolah-olah dia adalah seorang rentenir sejati. Melihat adegan itu ia langsung mendapatkan jitakkan dari Aleno-Kembaran Alena.

"Mentang-mentang kembar. Hobby juga harus sama? Suka bener KDRT,"

Asoka mengaduh kesakitan. Jitakkan dari Alena masih dapat ia terima. Tapi kalau jitakkan dari Aleno dia rasanya mau mati sekarang juga. Sakitnya melebihi kapasitas.

"Gaya lo itu mau nikahin anak orang. Sekolah aja belum bener, kerjanya cabut aja setiap hari!"

Ucapan tajam Aleno membuat Asoka terkekeh kecil. Memang ya, Alena, Aleno, Vivano dan Valentino nggak jauh berbeda. Hobby mereka paling tidak ya meng-aniaya sahabat mereka sendiri.

Berbeda dengan sikap anggota lainnya, mereka bisa dibilang paling waras dari Alan yang memiliki sikap playboy dan kekanak-kanakan, Asoka yang noraknya minta ampun, dan Verco sebagai bahan candaan mereka setiap hari.

***

"Lewat belakang woy! Mau disamsak sama Pak Aris lo semua?"

Pak Aris adalah guru muda, namun terkenal galak di sini. Apalagi yang berurusan dengannya adalah anak-anak yang bermasalah. Siap-siaplah mereka. Mereka yang tadinya mau lewat depan seketika mengurungkan niat masing-masing.

DAFFODILS | Valery Asoka | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang