𝟐𝟒. 𝑺𝒘𝒆𝒆𝒕

102 13 2
                                    

Hello, all my friend

Thanks karena masih mau baca karya aku

Kalian dari mana aja nih?

Gimana kritikannya buat cerita kali ini?

Langsung ketik dikomentar ya
Oh ya, buat tulisan yang typo, tolong ditandai aja, biar nanti aku perbaiki, ok

Happy Reading ♥︎♥︎

٭٭✰٭٭

"Hai, semuanya! "

Ucap keisya saat sudah menapakkan kakinya di ambang pintu markas. Mengalihkan seluruh atensi para penghuni markas yang sedang sibuk berdiskusi.

"Sendirian sya? " Tanya Angkara, keisya menggeleng cepat.

"Bareng Alegra" Jawab keisya. Samuel yang baru saja masuk tidak tahu topik apa yang sedang dijawab oleh keisya, spontan menatap gadis itu dan yang lainnya dengan tatapan bingung.

"Ekhem! Kayaknya ada bau bau orang lagi kasmaran nih, ye kan? " Zayyan menyeletuk sembari menarik turunkan alisnya.

"Iya kan, yan? Kayanya bentar lagi kita bisa nagih PJ nih" Theo ikut nimbrung.

Samuel semakin tak mengerti apa yang dibahas oleh kedua mahluk itu. "Siapa sih?"

"Yahh, pake nanya lagi" Angkara mulai ikut juga. Sementara Aslan hanya diam, tidak mau ikut-ikutan, walaupun sebenarnya dia kepengen juga.

"Sini duduk, ngapain lo berdua ngayer didepan pintu? " Angkara menggeser duduknya sedikit.

Keisya dengan sergap melangkah kesamping Angkara. "Lo tau aja, gue pengen duduk"

"Ya elah, narsis emang! Noh! Kursi segudang masih kurang?! " zayyan menunjuk tumpukan kursi yang berada dipojok markas pada keisya.

"Syirik lo? " balas keisya lagi setelah menata duduknya dengan nyaman Disamping Angkara

"Berisik lo pada!" tegur samuel yang kini juga sudah duduk disamping Aslan. Jelas saja, dia kan wakil. Mana ada anggota lain yang berani menduduki kursinya. Sebenarnya boleh saja anggota inti yang lainnya duduk disitu. Hanya saja mereka segan terhadap samuel.

"Gimana nih el? Lancar ngga? " Tanya Theo yang langsung membuat samuel mengerutkan dahinya. Pertanda cowok itu tak faham arah pembicaraan Theo.

"Lancar apanya? " kali ini Angkara yang nampak tak faham dengan pertanyaan Theo.

Theo dan zayyan saling memandang, lalu detik berikutnya mereka pun tertawa. Entah apa yang sedang mereka tertawakan. Beginilah jika sudah se frekuensi, saling tatap mata saja sudah faham.

"Apasih lo berdua? Ngga faham gue" Aslan akhirnya bersuara.

"Sama" Samuel ikut setuju dengan ucapan kedua mahluk saturnus itu.

"Ah, udahlah, cuman lo berdua yang faham, kita semua kagak faham pembahasan random kaya lo pada! " angkara memilih untuk tidak ikut nimbrung pembahasan mereka yang entah kemana arahnya.

AlegraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang