22 ━ ❝ kidnapped ❞

107 12 8
                                    

PAGI ini, Jeno berteriak pada seluruh pekerjanya dan marah besar kala tau jika Jaemin tidak ada disamping nya. Saat ia bertanya pada semua pekerja mereka bilang Jaemin sedari tadi tidak terlihat. Jeno bahkan sudah mencari diseluruh ruangan namun tetap nihil, Jaemin tidak ada. Jaemin menghilang.

"NA JAEMIN" Teriak Jeno keras membuat semua maid disana juga ikut kelimpungan karena hilangnya Jaemin.

"Kalian!" Tunjuk Jeno pada beberapa bodyguard yang berjaga pada saat itu. Mereka menunduk, karena takut akan kemarahan sang bos.
"Bagaimana kalian tidak tahu jika ada penyusup hah?!" Ujarnya mereka hanya saling menyenggol karena takut menjawab
"JAWAB!" teriak Jeno keras dan mereka berbarengan menggeleng. Jeno mengusap wajahnya Frustasi.

"Maaf, Tuan. Mungkin Tuan Na sedang berada dirumah Tuan besar" Ujar salah satu Maid yang masih berdiri dibelakangnya.

Astaga, Jeno lupa. Tanpa basa-basi ia masuk kedalam hanya untuk mengambil kunci mobilnya dan menuju rumah Granpa. Ada perasaan tidak enak menyerangnya sedaritadi.

Ia melajukan mobilnya menuju rumah Grandpa, pikirannya kalut hingga tidak memikirkan itu. Ia takut Jaeminnya hilang.

Saat sampai dirumah utama Grandpa, Jeno langsung berlari dan membuka pintu secara kasar

"Jaemin!" Teriaknya lagi, bahkan tidak peduli dengan orang rumah yang akan mengomel nanti. Ia pergi kedapur dan tidak melihat Jaemin.

"Dimana Jaemin?" Tanya Jeno pada ketiga orang yang tengah makan dengan anteng. Mereka hanya saling memandang.

"Aku bertanya dimana Jaemin?!" Suaranya meninggi membuat Granpa sedikit terkejut.

"Take it easy, Jen. Ini masih pagi kenapa berteriak. Jangan membuat Granpa terkejut." Kata Johnny menghampiri Jeno dengan amarahnya.

"Aku datang kemari untuk mencari Jaemin, Uncle" Kata Jeno dengan wajah yang sedikit lebih tenang. Tapi tak sepenuhnya tenang.

"Tapi Jaemin belum berkunjung kesini sama sekali, Jen" Kata Tiff dengan membawa segelas air minum, ia berikan pada Jeno tapi Jeno hanya memandangnya.

"Jaemin gak ada di kediamannku pagi ini, Aunty" Katanya dengan kembali frustasi

"Mungkin dia pergi jalan-jalan" Kata Johnny

"Tidak mungkin, Jaemin bahkan selalu meminta izin padaku jika dia kemanapun" Kata Jeno dengan wajah yang sangat memprihatinkan. Ia takut, benar-benar takut. Jeno mengacak surainya.

"Dia pasti akan meninggalkan sesuatu untuk meminta izin padaku, namun ini tidak sama sekali" ujarnya

"Sudah kau coba telfon" Tanya Tiff pada Jeno dan dia menggeleng

"Dia bahkan meninggalkan ponselnya"

"Jeno, Kediamanmu itu besar, mungkin dia sedang mencari udara segar" Kali ini Grandpa bersuara dan disetujui oleh Tiff dan Jo.

"Tidak ada Grandpa, para bodyguardku bahkan sudah mencari disetiap sudut, namu nihil Jaemin tak ada." Katanya lesu, Johnny mengusap punggung Keponakannya. Jeno mengedarkan sekeliling dan menyadari sesuatu.

"Dimana Eric" Tanyanya pada Tiff yang tengah bingung dengan siatuasi, dia menoleh pada Jeno

"Semalam dia bilang akan pergi dan akan pulang telat" Kata Tiff membuat Jeno membulatkan matanya.

"ERIC!" Teriaknya naik kelantai dua dan membuka pintu kamar Eric secara kasar dan tidak mendapati sang pemilik kamar. Ia lantas kembali turun.

"Dimana dia?!" Tanyanya pada Tiff yang tengah bingung

A DEADLY SMILE || NOMINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora