iii. Juanda, si tsundere

877 113 5
                                    

Vote dulu lalu komen ya sayangku. Tolong apresiasi karya ini melalui hal kecil itu~ Terimakasih, sayang kalian banyak-banyak! :3

warn. harsh words bertebaran.

. . .

ㅤㅤㅤJuanda membuka matanya secara perlahan, lalu mengusaknya dengan punggung tangan. "Kenapa gue di sini?" dia seketika melihat ke kanan dan kiri, kebingungan karena mengetahui jika dirinya sekarang berada di rooftop.

ㅤㅤㅤNamun sorot mata Juanda kemudian terfokus pada seseorang di depan dirinya yang berdiri membelakanginya. Juanda tak tahu siapa itu, namun jika di lihat dari porsi tubuh, ia jelas mengenal orang itu.

ㅤㅤㅤ"Deandra!" mendengar teriakan yang seakan memanggil dari Juanda, orang itu perlahan membalikkan tubuhnya menghadap ke arahnya.

ㅤㅤㅤJuanda sendiri hanya bisa menyipitkan matanya dan mengerutkan dahinya. Karena jarak dirinya dengan orang itu dapat di katakan terpaut cukup jauh. "Bener kan ya? Itu Deandra 'kan?" monolognya.

ㅤㅤㅤLantas Juanda berdecak kesal dan berkecak pinggang ketika orang tersebut telah berbalik badan. Benar dugaannya, orang itu adalah adiknya sendiri, Deandra. Dapat ia lihat, sang adik tersenyum padanya.

ㅤㅤㅤ"Ngapain lo di sini malem-malem? Keluyuran mulu, entar di marahin Arjian baru tau rasa. Sana pulang!" suruh Juanda kemudian dengan sedikit berteriak.

ㅤㅤㅤTik..

ㅤㅤㅤBelum juga Deandra menjawabnya, tiba-tiba setetes air turun ke kepala Juanda, air itu lalu berlomba untuk kembali turun menguyur Juanda. Dia yang merasakan itu langsung mendongak ke atas langit. Lagi dan lagi Juanda berdecak, "pakek hujan segala!" gumamnya.

ㅤㅤㅤJuanda kembali menatap Deandra yang masih diam di tempat. Juanda kebingungan, alisnya menukik, sementara hujan mulai turun melanda kota lalu menjadi deras membasahi rambut dan tubuh mereka berdua.

ㅤㅤㅤ"Pulang! Nanti hujannya deres, Deandra! Entar lo sakit." seru Juanda, memelankan kalimat terakhir yang ia ucapkan.

ㅤㅤㅤJuanda menghela napasnya. "Tuh anak kenapa sih, biasanya juga gue bentak langsung tunduk." ujarnya. Dia lantas menutup mulutnya, melihat apa yang akan dilakukan oleh Deandra kemudian.

ㅤㅤㅤSatu menit. Dua menit. Tiga menit.

ㅤㅤㅤJuanda yang akhirnya geram berniat untuk mendekati Deandra lalu membawanya pulang. Namun tubuhnya terasa sangat kaku, tak dapat di gerakkan sama sekali. "Anjing, ini kenapa?" desisnya pelan.

ㅤㅤㅤ"Deandra! Pulang! Lo bisa sakit!" teriak Juanda. Tiba-tiba dia kebingungan sendiri, mengapa dirinya kini menjadi overprotektif kepada Deandra? Dan bahkan, tak sama sekali mengkhawatirkan dirinya sendiri yang sudah basah kuyup. Padahal selama ini, dia mana peduli dengan adiknya yang satu itu.

ㅤㅤㅤJuanda diam. Tak mengerti dengan perasaannya. "Gue kenapa sih? Aneh sendiri." monolognya kemudian.

ㅤㅤㅤDia kembali menatap Deandra yang tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya. "Aku rindu kakak," lirih Deandra yang tidak bisa di dengar oleh Juanda. Dan tentunya hal itu mengundang rasa kebingungan tersendiri dalam diri sang kakak.

maaf dari semesta ; teasureWhere stories live. Discover now