14

390 47 5
                                    

Happy Reading all
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.












Hari ini, adel memutuskan untuk mengunjungi makam Gita, sendirian. Tanpa lily atau siapapun itu, "gw kangen sama lo kak"
Gumamnya dengan pelan


Kala itu. Ia menyirami dan menambahkan bunga mawar sebagai tanda kasih sayangnya pada Gita yang telah tiada, lalu. Ia bercerita layaknya dua manusia yang masih memiliki nyawa utuh, "gw rela nuker jiwa gw buat 5 menit ngobrol sama lo doang"
Kata nya dengan yakin. Tangannya menyetuh batu nisan yang masih sangat bersih karena ia sendiri yang membersihkannya dengan sepenuh hati tanpa ada rasa dendam


Angin masih berhembus, menjatuhkan dedaunan yang telah kering agar tidak menjadi pemandangan yang buruk bagi pohon yang aslinya sangat indah. Adel sangat membenci ketika ia harus kehilangan orang yang telah lama berada di hidupnya, ia juga sangat membenci jikalau harus membuka lembaran baru di dalam kehidupannya itu, karena.... Semua jiwa dan raganya, masih terpaku pada masalalu, namun. Bukan karena di era itu adalah masa prima adel, tapi... Kenangan yang indah di dalamnya masih terukir jelas di hati kecil milik adel


Sekalipun semuanya pergi, kenangan itu akan tetap terukir rapih di hatinya tanpa terkecuali, "gw sekarang udah nggak di agensi bangsat itu lagi, sekarang, gw paham kenapa waktu itu lo nge khianatin kita"
Ujar adel dengan tatapan kosong nya, ia menduduki tanah yang subur di sebelah makam Gita


"Kehidupan gw sekarang berantakan, nggak jelas, kayak udah nggak ada tujuan sama sekali. Sekolah gw udah tamat, udah nggak jadi agen lagi, gw juga udah tau kemana orang tua gw selama ini"


"Tapi, lo tau kenapa gw masih hidup kak? Karena masih ada kak jinan, oniel, erine, oline yang jadi alasan gw untuk tetep hidup, dan sekarang lily juga udah balik, masa dia balik gw meninggal, kan nggak lucu. Hehhehe"
Adel tertawa kecil di sebelah makam Gita, berusaha menghibur dirinya yang sempat hancur setelah kepergiannya

"Dulu, lo yang ngelarang gw buat pergi kan? Kok sekarang malah lu yang meninggal duluan? Kalo tau gitu, gw bakal nyuruh kak jinan buat manah lo. setelah lo nembak gw, kak. Jadi kita bisa mati bareng, iyakan?"
Hidup adel tanpa Gita, layaknya kopi tanpa gula, pahit. Namun, harus tetap diminum karena sudah dipesan



Hujan turun secara perlahan, membasahi bumi yang tadinya sudah kering..... Ternyata alam juga mendukung momen mengharukan ini, del. Kau sudah tidak perlu menahan tangismu, karena hujan akan membantu mu untuk menutupi tangisan di antara ribuan air yang turun ke bumi, "hujan, lagi?"

"Pulang, del. Erine sama oline senantiasa nungguin lo pulang"
Kata oniel sambil mengarahkan payung miliknya di atas kepala adel

"Bukan urusan gw, setidaknya masih ada lo yang ngurus mereka kan?"
Pembahasan yang sedang tidak ingin adel bahas, kenapa? Kenapa rasanya adel tidak perduli pada mereka?


"Gw sempet denger kalo erine sama oline jadi alasan lo tetep hidup sampe sekarang, jadi. Ayo balik"

"Ya itu karena gw nggak suka kalo mereka nangis, rasanya brisik, niel"
Adel berdiri, menyingkirkan payung yang tadinya oniel berikan untuk berteduh sejenak, namun.... Kenyataan adel lebih suka menembus ribuan air hujan daripada menunggunya reda, "adel! Lo kenapa?"

Saat mendengar ucapan oniel, adel berhenti sejenak, menghentikan langkahnya yang ingin pergi dari situ, "lo juga sama niel, lo sama kayak mereka semua yang selalu manfaatin gw buat kepentingan agensi. Jadi, jangan berharap gw bakal nurut sama lo"
Oniel, sangat tidak meyangka. sahabatnya mengatakan itu di depannya?


SAGASKAR S2 (After Crying) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant