10. Sepuluh

1.9K 153 52
                                    

Happy Reading!!!

Typo? Itu manusiawi.

Pada banyak ngira Harry mau dibunuh kenapa woi?😭 Padahal maksud "kill" itu buat yang lain apalagi kan Jariel nyuruh Jarvin buat bawa obat perangsang, emangnya mau apa lagi?😭



































Pada banyak ngira Harry mau dibunuh kenapa woi?😭 Padahal maksud "kill" itu buat yang lain apalagi kan Jariel nyuruh Jarvin buat bawa obat perangsang, emangnya mau apa lagi?😭

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Harry mengertakan giginya dengan kuat, matanya menatap nyalang pada dua orang yang baru saja ia bukan kan pintu dan berdiri didepan pintu rumahnya.

Sudah ia duga ini akan terjadi, sejak pesan itu muncul perasaannya sudah tidak enak. Sekarang orang yang Harry takuti sudah berdiri dihadapannya dengan ekspresi datar yang membuatnya semakin muak.

"Malam Harry." Sapa Jarvin dengan senyum tengil nya

"Ngapain Lo pada disini hah?!" Bentak Harry Emosi, tatapan nyalang tak suka masih sangat ketaraan disana

"Santai dong, btw Jariel ada? Mau main nih gue."

"Pergi." Harry hendak menutup pintu rumahnya namun suara Jariel yang ada dibelakang nya menghentikan niat nya itu

"Oh datang, masuk." Kata Jariel santai sambil berdiri dibelakang Harry

"Tuh, tuan rumahnya aja nyuruh masuk. Masa Lo cuman anak haram malah ngusir." Hina Jarvin santai, Cowok itu memandang rendah ke arah Harry lalu melangkah masuk kedalam rumah Jariel yang terlihat sepi

Diikuti Stefano yang berjalan pelan lalu menegur Harry.

"Lama gak ketemu." Stefano memang anak yang sangat iri dalam berbicara

Harry tak menjawab memilih untuk mengambil langkah menjauh sejauh nya dari lelaki itu, keringat dingin sudah bermunculan di dahi dan wajah Harry, sial hanya dengan mendengar suaranya saja Harry sudah ketakutan setengah mati seperti ini.

Sekarang mereka sedang duduk diruang tamu, Harry memilih untuk pergi ke kamar tetapi langkahnya selalu dihentikan oleh Jariel maupun Jarvin. Entah mereka berdua memiliki rencana apa, namun yang jelas perasaan Harry tidak enak.

"Santai aja kali, gelisah banget tuh muka." Cibir Jarvin

Jariel hanya diam sambil mengamati wajah Harry, ia suka. Sangat suka. Ekspresi wajah tertekan penuh ketakutan dari Harry benar benar hiburan yang menyenangkan untuk Jariel.

"Gue gak bisa lama. Mau ngerjain tugas kampus." Kata Harry dengan nada bicara ketus

"Sini dong, kita ngobrol dulu. Btw adik Lo mana? Lagi ngejalang kah?"

My Future Husband || WonjayDonde viven las historias. Descúbrelo ahora