0. End of Semester

402 72 3
                                    

Instrumen dari lagu Here Comes the Sun milik The Beatles heboh memenuhi ruangan persegi yang berfungsi sebagai kamar tidur. Di dalamnya tergeletak sang pemilik, di atas karpet bulu dengan gitar yang bertengger di perutnya. Posisinya tidak berubah sejak hampir satu jam berlalu.

Adalah Rosaline, akrab disapa Raline. Gadis yang tahun ini menginjak usia 20 tahun itu, sedang melaksanakan libur semester mengasyikan yang isinya hanya tidur, makan, bermain gitar, ulangi.

"Little darling, it's been a long, cold, lonely winter," jemarinya lincah berganti kunci gitar, "Little darling, it feels like years since it's been here."

Sayangnya, senandung yang keluar dari bibir Raline harus terhenti saat pintu kamar terbuka tanpa adanya ketukan terlebih dahulu. Masih dengan posisi yang sama, hanya kepalanya yang menoleh ke arah pintu.

Ah, Mama. Raline hanya tersenyum tipis lalu lanjut menggenjreng senar gitarnya. Clare, Mama Raline masuk sembari berdecak keras dan mulai merapikan kamar dari anak bungsunya itu. Tangannya terampil mengambil beberapa lembar watercolor paper, kuas cat air, bahkan kaos kaki yang hanya sebelahnya.

"Raline!" yang dipanggil hanya menoleh, dengan bibir yang masih bersenandung, "Tuhan! Udah mau ganti tahun, tapi kebiasaannya masih jelek terus! Bangun! Bangun!"

Raline nyaris menjerit kala tangan Clare bergerak untuk memukul-mukul lengannya agar ia berdiri, "Iya! Iya! Jangan dipukul," Raline terduduk sembari menyingkirkan gitarnya, "Ini bangun!"

Sembari mengelus lengannya yang terkena pukulan (kecil) dari Clare, Raline terduduk menatap wanita itu. Benar sih, saat ini sudah bulan Desember, sebentar lagi menuju pergantian tahun.

Clare meraup coat Raline yang ia geletakkan di atas bean bag berwarna baby pink, hadiah ulang tahun dari kakak sulungnya, "Kamu hari ini enggak ada kegiatan kan?"

Wah, mati. Sepertinya ia akan disuruh keluar.

Raline mengalihkan pandangannya, "Yah... aku rencananya mau –"

"Enggak usah bohong, Raline."

Duh, cepet banget ketahuannya.

Clare meletakkan coat yang sudah dilipat di atas meja belajar anak gadisnya. Tangannya bertumpu di ujung meja, dengan mata yang masih menaruh atensi pada Raline, "Harusnya Mama yang ngelakuin ini, tapi berhubung Mama harus ke tempat Alice karena udah janji, jadi Mama nyuruh kamu."

Raline menoleh ke arah Clare, "Hah?"

Alice adalah nama kakak sulung Raline, wanita itu sudah menikah dan tinggal di luar kota bersama suaminya dan Mason, Papa Raline. Clare tetap tinggal di rumah yang sama dengan Raline karena gadis itu masih berkuliah dan mereka tidak ingin meninggalkan gadis itu seorang diri tanpa pengawasan.

Alice diprediksi dokter akan melahirkan pada akhir bulan Desember, maka dari itu Clare ingin bergegas mengunjungi anak pertamanya. Sementara Raline berjanji akan menyusul setelah menyelesaikan portofolio (iya, meskipun libur, gadis itu terlebih ambis untuk menyempurnakan portofolio semesternya).

"Ada anak temen Mama dari Australia yang mau liburan kesini, sebenernya mereka mau ke Bali, tapi transit dulu beberapa hari. Karena Mama udah janji mau ke Alice dan kebetulan kamu nyusul, kamu nemenin mereka dulu selama mereka transit di sini enggak masalah kan, Raline?"

Winter Holiday Goes Wrong!Where stories live. Discover now