Zeraya2

74 51 24
                                    

"Jangan menyerah sebelum mencoba. Kamu ga tau apa yang udah nunggu kamu di depan sana."
~Aya

****

Tepat pada pukul 21.00 tuan putri bangun dari tidur abadinya. Jendela yang masih terbuka sedari siang, buku yang masih berantakan, pakaian yang dikenakan yaitu seragam sekolah, rambut acak-acakan, berantakan semuanya.

"Hoam ...," Tuan putri menguap lebar. Mencoba membuka mata lebar-lebar agar jiwanya terkumpul.

Drett dreett

"Hm?" Dianya menoleh ponselnya yang bergetar. "Baru bangun padahal, udah ada aja yang telpon. Aah, malas banget," keluhnya.

Walau begitu ia tetap menjawab telpon itu. Tanpa melihat notifikasi di layar ponselnya, Dinaya langsung saja menggeser tombol hijau yang tertera.

"Hallo?" sapa Dinaya bertanya.

"DIN! ABIS DARIMANA AJA SIH, LO? GUE TELPON DARI SORE TAU, GA!" seru seseorang dari seberang sana.

Seketika mata yang sayu berubah menjadi bulat sempurna. Kaget? Tentu saja. Dinaya buru-buru menatap ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya. "Sial!" umpat Dinaya. "100 panggilan tak terjawab? Mati nih, gue," cemas Dinaya.

"E-ee, hallo, hallo? Ini siapa, ya?"

Tut

Sambungan telponnya terputus dari satu pihak.

"Lah?" Dinaya bingung.

Dinaya tidak terlalu memikirkan Fernando atau mencoba tidak memikirkan hal itu. Dengan cepat Dinaya berdiri dari duduknya, mengambil handuk dan ke kamar mandi untuk bertapa

Ponsel milik Dinaya bergetar sedar tadi, beberapa panggilan tidak terjawab.

Usai mandi, Dinaya menutup jendela yang terbuka, sebelum menutupnya, beberapa saat ia menatap langit malam yang indah.

"Cantik," gumam Dinaya, tangan nya yang hendak menutup jendela tiba-tiba membuka lebar kembali jendela tersebut.

Dinaya menarik napas dalam. Mencoba mencari sedikit ruang untuknya.

"Haah. Hidup gini amat, ya." Dinaya kembali menarik napas dalam.

"Gue jatuh dari sini, mati ga, ya? Hm ... Aya? Aya aku kangen, Ya. Bisa hilang gitu aja, ya? Aneh banget dah." Dinaya menatap langit malam yang ditaburi bintang yang gemerlapan.

"Kalian cantik banget. Aku mau sama kalian aja di atas sana, boleh ga, ya? Pasti kalian seneng banget diatas sana." Dinaya memunculkan senyum getir. "Mati aja kali, ya?"

****

Pagi ini suasana di kelas 11 IPA 2 sama seperti biasa. Rame. Layaknya pasar yang dipenuhi Ibu-ibu yang sedang tawar menawar. Dinaya datang dengan sedikit waras.

"Pagi, Din," sapa Zylla.

"Oh, hi. Pagi juga, La," balas Dinaya dengan senyuman manis.

"Lo jadi bawa bekal?" tanya Zylla.

"He'em." Dinaya mengangguk. "Pake nanya, bawalah! Tapi nanti ambil ke kantin dulu," balas Dinaya cengengesan.

"Kebiasaan. Tadi dipanggil sama Pak Hamid, ayo." Zylla berdiri dari duduknya dan menarik tangan Dianya menuju keluar kelas.

"Eh, eh. Ngapain?" Bingung Dianya sambil mengikuti langkah lebar Zylla.

Zeraya Where stories live. Discover now