29. Taman Hiburan Part2

5.5K 428 5
                                    

Walcome My Story
.
.
Selamat Membaca!!!

Mahesa memeluk erat Adiba yang berada dibalik jaket yang dia pakai. Laki-laki ini harus memastikan Adiba terus hangat padahal hujan turun dengan deras.

Mereka berlima duduk berteduh ditempat yang berbeda-beda, Mahesa dengan Adiba, Mawar dengan Satya, sedangkan Reyhan solo alias sendirian.

"Dib, apa masih dingin? Lo sampai menggigil gitu tadi?"

"Gak kok Papa," jawab Adiba yang duduk dipangkuan Mahesa.

Mahesa semakin merapatkan pelukannya, kasihan sekali Adiba beberapa menit lalu, dia kedinginan sampai menggigil, bersyukurlah sekarang sudah tidak lagi, buktinya gadis ini tengah sibuk menonton kartun kucing dihandphone milik Mahesa.

"Kata Reyhan tadi dia kebetulan sempat lari kearah tempat khusus shalat, kalau dibawa kesana pasti Diba gak kedinginan tapi Gue gak bisa bawa kesana kalau masih hujan anjir," batin Mahesa.

"Papa?" panggil Adiba.

"Kenapa?"

"Hari pertama Diba sekolah, waktu itu dikantin, ada beberapa anak laki-laki ganggu Wiliam Pa,"

"Mereka ganggu Kamu juga gak?" tanya Mahesa khawatir.

Adiba menggeleng, dia mendongak melihat wajah Mahesa dulu baru kembali menonton.

"Dulu seingat Diba, waktu kecil Wiliam itu sangat disukai semua orang termasuk anak laki-laki karena dia keren daripada kami semua, namun saat SMP dia malah dibully hanya karena setelah dia lahir Ibunya meninggal, Adiba sedih melihatnya namun Adiba juga bersyukur satu hal, Adiba masih punya Mama lalu ditambah kalian yang selalu ada untuk Adiba,"

"Lo benar Dib, setiap manusia punya masalahnya masing-masing, Gue yakin teman lo itu bakal mampu menghadapinya,"

"Iya, Wiliam memang keren, dia pasti bisa,"

Mahesa menarik napasnya, menatap rintikan hujan serta para penjual aksesoris yang saling bertukar cerita menunggu hujan reda.

"Berbicara tentang bersyukur, Gue juga bersyukur ketemu Bang Satya, Reyhan dan juga lo Dib, kalian merubah hidup Gue jauh lebih baik, dulu sebelum Gue kenal kalian, Gue punya satu Kakak dan Gue beberapa kali diajak dia kesini meskipun pulangnya Gue yang diomelin Mama, katanta Gue ngajak Kakak kejalan yang sesat,"

Tawa Mahesa terdengar ditelinga Adiba.

"Kakak Papa pasti cantik,"

"Cantik donk, lihat aja Gue ganteng kan,"

"Ganteng Ayah,"

"Ayo bersihkan dulu mata lo pakai air hujan sana, jauh lebih ganteng Gue lah,"

"Papa selalu saja tidak mau kalah ya," jawab Adiba tertawa.

Mahesa melonggarkan sedikit pelukannya, dia tersenyum.

"Kucingnya kok lari Dib?" tanya Mahesa tanpa sengaja ikut menonton kartun yang ditonton Adiba.

"Ketahuan mencuri,"

"Astaga, kasihan tuh kucing sampai lari kenceng gitu,"

TIGA PAPA MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang