"21„ Menunggu

63 16 1
                                    

~Happy Readinggg readerr-sann~♡

☜☆☞

☜☆☞

☜☆☞

Hari mulai berganti malam, seorang pria gembul menatap matahari yang perlahan tenggelam seorang diri di taman belakang Istana

Sera tampak memajukan bibirnya dengan lesu, matanya berkaca-kaca sudah 2 minggu berlalu dan ia tak lagi mendapatkan pelukan Burnnya dari terakhir kali ia sampai di Istana saat itu.

Memang, Sera sudah mendapatkan naga yang baik dan hebat ia juga sudah berlatih keras untuk dapat bersanding dengan baik bersama naga pemberian sang tunangan

Namun ia heran sekaligus bingung, akan pekerjaan apa yang dilakukan Auburn hingga ia tak memiliki seperempat waktu pun untuknya?

Sera hanya mendapati Auburn yang kembali ke dalam kamar saat menjelang pagi atau terkadang ditengah malam ia merasakan seseorang menaiki kasur, dan pria itu tidur membelakanginya lalu dipagi hari tak mendapati kehadirannya samasekali

Terlebih Amery yang sedang pulanh sementara ke kediaman keluar Colin, semakin membuatnya merasa murung karena ia tak memiliki teman untuk bermanja selain Braws yang datang dan pergi sesukanya...

Sera benar-benar ingin marah tapi ia tak mampu!!

Ingatlah bahwa di kehidupan pertamanya pun ia tak pernah marah ataupun mengeluh, dan Sera tak memiliki cukup tenaga untuk hal itu setelah berlatih terus menerus dengan naganya yang ia beri nama Helly

"Hiks, Burn~" Sera menangis menghadap langit oranye, memeluk lututnya dan menangis lepas.

Mengingat dirinya yang tak pernah menangis sendirian terkecuali saat di penginapan taman naga waktu itu di kehidupannya yang sekarang, Sera terlihat berbeda

"Hiks aku cuma mau peluk, kenapa Burn hiks ga mau kasih~ hiks hiks huwaaa"

Seseorang menatapnya lagi, dari kejauhan menatapnya sendu...

Sera tak masuk kedalam Istana hingga malam tiba, ia merasa kedinginan namun ego mengalahkannya

Pria cantik nan imut itu menginginkan seseorang merengkuhnya dari belakang dan mengajukan permintaan maaf serta membujuknya seperti saat terakhir kali itu

Berakhir ia yang memeluk dirinya sendiri menghalau rasa dinginnya dengan menatap bukan dan bintang yang bertaburan, Sera kembali mnlenitikan air matanya namun ia tak mengeluarkan isakan

Ayolah, Sera hanya merindukan prianya yang samasekali tak menghiraukannya.

Grep,,

Sebuah jubah tebal tersampir dipunggung sempitnya yang bergetar kedinginan, ia tersenyum dan mendongak memastikan siapa yang memberikannya

Namun senyumannya luntur ketika seseorang yang memberikan jubah itu bukan seseorang yang di inginkannya, itu adalah prince Luvei yang tersenyum kecil kearahnya

Luvei mengusap pelan surai silvernya, "Adikku itu, dia sangat sibuk hingga melupakan dunianya yang sangat merindukannya. Benar begitu?" tanya Luvei lalu berjongkok disebelah Sera yang masih terduduk diam

My Prince || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang