Udara dingin membuat seorang lelaki dengan surai pirangnya yang tergerai indah merapatkan mantel guna menghalau dinginnya angin yang menusuk tubuhnya.
Hari-hari mendekati musim dingin memang seperti ini. Angin akan bertiup kencang menerbangkan daun-daun yang berguguran. Orang-orang juga sudah mulai mengenakan pakaian hangat.
Ditengah dinginnya udara malam, Deidara berjalan seorang diri menuju sebuah mini market yang buka dua puluh empat jam di dekan kompleks perumahannya. Ada beberapa keperluan Sasuke yang harus dibeli sekarang. Sebenarnya Deidara bisa saja membelinya selepas pulang kerja, tapi sayang dirinya melupakan itu dan baru teringat ketika sudah sampai di rumah.
Berbicara tentang Sasuke, anak itu sedang anak di rumah pasangan Shikamaru dan Termari. Katanya rindu Shikadai dan ingin bermain dengannya. Jadi Deidara mengijinkan yang mana hal itu langsung disambut riang gembira oleh Temari. Wajar karena pasti Sasuke akan menemaninya berceloteh ria. Rencananya Deidara akan menjemput sang anak setelah selesai berbelanja.
"Selamat datang."Sambutan seorang perempuan terdengar ketika Deidara memasuki mini market yang dibalas senyum ramah oleh Deidara.
Mula-mula Deidara berjalan menuju rak susu untuk anak usia 4 tahun lalu memasukkan tiga box susu kedalam keranjang. Lalu mengambil beberapa buah segar. Terakhir, dirinya ingat bahwa makanan kecil kesukaan Sasuke sudah habis dan memutuskan untuk membelinya.
Ponsel dalam saku mantelnya bergetar. Deidara mengambil benda kotak itu dan membukanya, ternyata itu adalah laporan harian dari daycare tempat biasa Sasuke dititipkan. Memang, kebanyakan daycare melakukan hal tersebut. Memberikan laporan harian bagi para orangtua supaya mereka dapat mengetahui perkembangan sang anak.
Deidara membaca barisan kalimat demi kalimat itu dengan teliti hingga matanya berhenti pada satu kalimat yang membuatnya bertanya-tanya. Disana tertulis, Sasuke kembali bertengkar dengan salah satu temannya dan berakir menangis. Hal itu tentu saja membuat Deidara heran karena di tempat penitipan yang dulu sang anak sama sekali tak pernah bermasalah dengan siapapun.
Brukk...
Tubuhnya tiba-tiba saja bertabrakan dengan seseorang karena Deidara terlalu fokus membaca laporan milik sang anak sambil berjalan.
"Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja." Dengan panik Deidara meminta maaf sambil beberapa kali membungkukan badannya.
"Tidak apa-apa." Suara itu langsung membuat Deidara menegakkan tubuh dan matanya langsung bersitatap dengan mata seseorang dari masa lalunya.
Perasaanya kini campur aduk antara, rindu, marah, benci, dan entah apa lagi yang Deidara rasakan. Pikiran dan perasaannya kacau ketika melihat orang yang dulu ditinggalkannya kini ada disini.
Uchiha Itachi, lelaki itu sama sekali tak berubah.
Wajah itu masih sama, tatapan matanya juga tak berubah serta tubuh tingginya masih tegap dan bugar seperti dulu. Orang di depannya tak berubah walau Deidara sudah meninggalkanya selama empat tahun.
"Saya permisi." Bersikap seakan dirinya tak mengenal orang itu adalah pilihan paling bijak yang bisa dilakukan Deidara saat ini.
Dengan terburu-buru, Deidara berjalan ke kasir dan membayar semua barang belanjaannya. Bahkan dirinya langsung memberikan senjumlah uang tanpa berpikir kembaliannya ketika kasir wanita itu menyebutkan total yang harus dibayar.
Hal pertama yang kini tengah dikhawatirkan Deidara adalah bagaimana jika Itachi tau tentang Sasuke. Apa yang akan dilakukan lelaki itu.
Apakah dunia memang begitu sempit. Kenapa ditengah padat dan penuhnya kota Tokyo Deidara harus kembali bertemu dengan Itachi.
YOU ARE READING
STORY (ItachixDeidara) On Going
Fanfiction"Dy, suke boleh tidak beli manda?" "Manda apa?" "Ular seperti milik Papa Mitsuki." "Untuk apa Sasuke beli ular?" "Untuk Suke pelihara, Pa." DLDR Boylove, Mpreg