02.

1K 96 1
                                    

"Sasuke? Kau membuat kue?"

Pagi hari yang cerah diiringi suara kicauan burung yang merdu. Saat aku menuju ke dapur untuk menyiapkan makanan, tercium bau manis dari arah dapur.

Aku terkejut melihat suamiku sibuk merapikan adonan kue. Bajunya berantakan dan banyak bercak noda dimana-dimana. Bahkan wajah suamiku penuh dengan tepung.

Sasuke sepertinya tidak mendengarku. Ia terlihat serius. Lihatlah, bagaimana cara dia menatap kue. Menakutkan. Seperti mau menerkam musuh saja.

"Serius sekali sepertinya," ujarku menghampiri suamiku.

Suamiku baru sadar akan kehadiranku. Ia tersenyum padaku. "Maaf sayang, aku baru saja selesai. Lihat, bagus tidak?" Ia bertanya dengan antusias.

Aku mencium aroma kue itu, wangi. "Bagus sekali, kau hebat Sasuke," pujiku.

Ia tertawa senang. Ia mengajakku untuk duduk dan mencoba kue buatannya.

Ia menyuapiku. "Enak?" Tanyanya.

Aku meringis sebentar. Ah, sepertinya itu membuat Sasuke khawatir. "Eh? Rasanya tidak enak ya? Maaf sayang ... aku memang tidak sejago chef yang ada di televisi," lirihnya.

Chef? Televisi? Oh tunggu, berarti dia membuat kue karena kemarin aku bilang bahwa 'aku suka kue yang ada di televisi itu', kan?

Aku tertawa melihat suamiku yang terlihat sedih. "Tidak-tidak, enak kok. Hanya saja terlalu ... manis," jawabku.

"Maaf ... mungkin gulanya terlalu banyak. Aku akan buat ulang!" Ia terlihat gigih.

"Tidak perlu, Sasuke. Kurasa ini masih bisa ku makan."

"Tapi itu terlalu manis bukan?"

"Ada yang lebih manis dari kue ini, dan aku pernah mencobanya."

"Apa itu?"

"Bibirmu."

•••

CRIMINAL LOVEWhere stories live. Discover now