kesempatan emas

469 44 3
                                    

"Aku tidak setuju! "

(Y/n) memukul meja di hadapannya, membuat suasana tegang di antara mereka. Tepat setelah mendengar perkataan Halilintar tentang rencana mereka yang tidak melibatkan dirinya, membuat (y/n) menolak mentah-mentah.

"Aku juga mau ikut, biarkan aku ikut juga! " Protes (y/n) yang di sambut dengan gelengan kepala Halilintar.

"Tidak, kamu tetap di sini" ujar Halilintar dengan tegas.

"Kami tidak mau mengambil resiko, lebih baik kamu bersembunyi di tempat aman (y/n). " sambung Halilintar.

"Kenapa?! Apa karena aku lemah?! Aku juga bisa bertarung!" Alis Ice terangkat ke atas saat mendengar ucapan dari
(y/n) .

"Jangan bohong, kamu aja masih kesusahan memotong sayur dengan pisau. " Cibir Ice yang membuat (y/n) tersentak malu.

"T-tapi itu hal berbeda! Memasak dan bertarung itu beda! "

"Justru karena itu, bertarung sangat bahaya untuk mu. " Tegas Gempa yang membuat (y/n) bungkam.

"Tolong, jangan membawa mu ke dalam bahaya (y/n). Kami tidak mau kehilangan mu.. Lagi " Gempa membisikan akhir kalimat nya dengan tatapan sendu.

"A-aku.. " (y/n) menggengam tangan nya dengan erat sambil mengigit lidah bawah nya.

Dia tidak bisa diam saja saat keadaan berbahaya berada di depan keluarga nya, keluarga baru nya. Dia tidak mau kehilangannya lagi, kehilangan keluarga nya lagi sama seperti kehidupan nya yang lalu.

Kenapa dia harus diam saja dan bersembunyi? Di saat semua saudara nya bertarung dan mencoba melindungi nya. Itu tidak adil.

Walaupun dia baru 7 bulan bersama mereka, tapi kehangatan keluarga ini membuat (y/n) sangat ingin bersama mereka selama nya.

"Yang di katakan gempa dan kak Halilintar benar, ini bukan lagi pertarungan anak anak. " Ucap Solar sambil membenarkan kacamata milik nya.

"Karena itu percaya lah kepada kami, (y/n). " ucapan Solar membuat (y/n) kembali terbungkam.

(Y/n) menghela nafas dan akhirnya mengangguk perlahan, mengalah dengan opini saudara saudara nya.

"Baiklah.. " Lirih nya dengan sendu.

Dengan kurang nya suara untuk nya, tidak mungkin dia bisa ikut dalam rencana Halilintar. Dia berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk.

♛┈⛧┈┈•༶

Pagi hari datang, (y/n) melihat saudara saudara nya mulai bersiap dengan beberapa barang yang akan mereka bawa dalam perjalanan.

Halilintar, Gempa dan Ice akan pergi mencari seseorang yang di percaya akan membantu mereka untuk lepas dari organisasi A. I
S

Sedang kan Duri dan Blaze akan pergi mengendap-endap ke dalam sebuah kantor yang di yakini sebagai kantor mata mata organisasi A.I.S

Lalu Solar akan sibuk di bengkel nya untuk menciptakan alat tempur mereka. Dan yang tersisa adalah Taufan dan (y/n) yang akan berdiam diri di rumah.

Sudah lewat hari dimana efek coklat misterius yang mereka makan berlalu, kini mereka sudah kembali seperti semula.

(Y/n) menatap kepergian ketiga kakak laki-laki nya itu cukup lama, sampai mereka menghilang dari pandangan nya membuat Taufan menepuk pundak adik perempuan nya itu.

"Ayo masuk ke dalam (y/n), udara dingin bisa membuat mu Flu. "

Ujar Taufan sambil tersenyum hangat untuk menenangkan adik perempuan nya itu.

(Y/n) mengangguk perlahan dan melangkah masuk ke dalam rumah nya. Hela nafas gusar terdengar dari mulut (y/n) , membuat Taufan menatap wajah sendu adik nya itu dan tersenyum tipis.

"(Y/n), mau dengar cerita? " Tawar Taufan secara tiba-tiba yang mengambil perhatian (y/n).

"Cerita apa? " Tanya (y/n) dengan penasaran lalu duduk di sofa samping Taufan.

"Ini berkisah dari seorang anak laki-laki kecil dari sebuah keluarga yang memiliki banyak anak. Dia adalah anak kedua dari 3 saudara kembar nya. "

Taufan mulai bercerita dengan pandangan lembut ke arah (y/n), membuat perasaan nyaman muncul di hati (y/n).

"Suatu hari, dia mendapatkan seorang adik baru. Adik perempuan. "

"Awalnya terasa aneh, dia belum pernah memiliki adik perempuan sebelum nya. Karena itu dia tidak tahu bagaimana memperlakukan seorang adik perempuan, dan itu membuat banyak masalah datang. "

Kekehan kecil terdengar lembut keluar dari mulut Taufan.

"Karena adik perempuan nya masih sangat kecil, dia tidak bisa mengajak adik baru nya untuk bermain bola bersama. Dia pernah mengajak nya, tapi adik baru nya terjatuh dan menangis."

Taufan tersenyum canggung saat mengatakan hal tersebut.

"Setelah itu dia di marahi oleh ayah nya, dan menghukum nya dengan Mengerjakan pekerjaan rumah. "

"Tapi ternyata, adik perempuan nya datang dan membantu kakak nya membersihkan rumah.. Itu membuat hati  anak laki-laki itu menghangat saat itu juga. "

(Y/n) memperhatikan senyuman terukir di wajah Taufan.

"Setelah itu, mereka selalu bersama karena anak laki-laki itu mulai menyukai adik perempuan nya. "

"Bermain.. Bergembira dengan saudara saudara nya yang lain. Bermain bola, kejar kejaran dan memanjat pohon.. "

Senyuman Taufan berubah menjadi sendu secara tiba-tiba. Seakan mengingat sesuatu yang membuat hati nya teriris.

"Tapi bang, bang Taufan kan tidak mau memanjat pohon karena tidak suka dengan ular. " celetuk (y/n) yang membuat Taufan terteguk.

"(Y/n)?... "

"Iya? "

"Bagaimana kamu bisa ingat--"

Mata Taufan membulat sempurna, tangan nya gemetar dan menatap (y/n) dengan syok.

Lalu dengan suara lirih yang tertekan di tenggorokan nya, dia berkata dengan nada gemetar.

"Kamu.. Kembali? "



‧͙⁺˚*・༓☾bersambung☽༓・*˚⁺‧͙

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Stay  With Me (Bbb X Reader) Where stories live. Discover now