01. Luka

38 4 0
                                    

Yang berjanji tidak akan meninggalkan, nyatanya adalah yang rela membiarkan kita sendirian

_Shenina Arunika_

______________

Bel istirahat berbunyi membuat siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Ada yang langsung ke kantin, ada yang memilih tinggal di kelas, ada yang main ke kelas sebelah, dan ada yang memilih untuk ke perpustakaan.

Shenina adalah salah satu yang menghabiskan waktu istirahatnya di kelas sembari makan bekalnya. Karena ia sudah kelas duabelas, Shenina mulai fokus pada ujian sekolah dan persiapan masuk PTN.

"Shen, Dirga di kantin sama ulet keket." ucap Nadhifa, sahabat Shenina.

Mendengar nama kekasihnya disebut bersama perempuan lain, Shenina segera menutup bekalnya dan beranjak. Ia akan melihat secara langsung benar atau tidak informasi dari Nadhifa.

Dan ternyata benar. Shenina melihat Dirga bersama Esya, yang notabenenya adalah wakil ketua osis tahun ini.

Dirga>3

Online

|Kamu dimana?

Di kantin|

Kenapa, Shen?|

|Owh, kirain di kelas

|Yaudah, aku nyusul kamu ya?

Eh, gak usah|

Ini aku udah otw balik kelas kok|

-read-

Shenina meremas handphonenya saat membaca pesan yang Dirga kirim. Tatapannya masih terpaku pada Dirga yang terlihat buru-buru pergi. Tak ingin ketahuan, Shenina segera berjalan menjauhi area kantin.

Selalu. Dirga selalu membohonginya. Dan sialnya Shenina selalu memaafkannya walaupun sudah tahu semuanya. Katakanlah Shenina bodoh karena masih menerima Dirga yang lebih memprioritaskan Esya daripada dirinya. Harus separah apalagi sampai membuat Shenina sadar bahwa Dirga pantas untuk ia lepaskan.

Saat dirinya sampai di depan kelas sebelas IPA dua, langkah Shenina berhenti. Ia melihat segerombolan siswa berkumpul di salah satu meja siswa. Awalnya, Shenina tidak ingin menggubrisnya, namun saat mendengar suara tawa mereka, ia memutuskan untuk mendekat.

Dan hal yang mengejutkannya, mereka menyiramkan air es kepada salah satu siswa yang Shenina kenal tidak bisa berbicara dan tidak bisa mendengar.

"Lo semua waras?" pekikan Shenina membuat suasana kelas menjadi hening.

Semuanya terdiam saat mengetahui keberadaan Shenina, sang mantan ketua osis yang terkenal tegas dalam menyingkirkan hama-hama pembulyan di sekolah. Tak banyak dari mereka yang memilih untuk mundur daripada berhadapan dengan Shenina. Ya, walaupun jabatan Shenina selesai, namun anak-anak Tunas Bangsa masih segan terhadapnya dan power Shenina masih kuat di hadapan anak-anak Tunas Bangsa.

"Bisa-bisanya lo semua diam aja waktu ada pembulyan di sini? Lo semua sekolah buat di didik jadi orang bener, malah sok-sokan nindas orang lain." amarah Shenina meluap begitu saja. Amarah yang ia tahan saat melihat Dirga dan Esya pun ikut meluap.

Perayaan Kehilangan (Shenina) | | [END]Where stories live. Discover now