25

1.1K 124 1
                                    

Xiao Zhan membuka matanya yang terasa berat.

Hufh...

Pagi-pagi helaan nafas Xiao Zhan terasa lelah.

"Wang Yibo!.... Keluarkan penismu!" Xiao Zhan bergerak berusaha lepas, tapi tangan Wang Yibo memeluk perutnya sangat erat.

"Mnhhh....Zhan.... berhentilah bergerak." Wang Yibo menggigit pundak polos Xiao Zhan. Semalam mereka bercinta sampai kelelahan. Dan Wang Yibo enggan mengeluarkan penisnya. Karena memang terasa sangat hangat di dalam Xiao Zhan.

Xiao Zhan meneguk ludah. Ia bisa merasakan sesuatu bergerak membesar dengan ukuran yang familiar.

"Zhanzhan...." Wang Yibo menciumi sepanjang leher putih Xiao Zhan.

Xiao Zhan menggigit bibirnya dan ia reflek melebarkan kakinya ketika tangan wang Yibo dengan tidak sopannya mulai mengocok milik Xiao Zhan.

"Yibohh...ohh...."

Wang Yibo menyeringai di belakang Xiao Zhan.

Seks pagi hari adalah yang paling menyenangkan.

----

Satu tahun kehidupan Xiao Zhan dan keluarganya.

Wang Yibo juga sangat menikmati perannya sebagai pengangguran. Dia akan menempeli Xiao Zhan kemanapun Zhan pergi. Sesekali bermain dengan kedua anaknya, meski ia lebih senang bermain dengan Xiao Zhan.

Sizhui menjadi semakin sibuk ketika kakek Wang menyerahkan seluruh perusahaan Wang corp.

Xie Yun juga sama sibuknya. Dia akan mengikuti dokter Shiying, menjadi rebutan para dokter hebat.

Wei Wuxian dan Lan Wangji membeli rumah di sebelah rumah Xiao Zhan. Meski sepasang tua ini ingin menjalani hidup berdua, mereka masih tidak mau jauh dari anak semata wayang nya, juga cucu yang selalu mereka banggakan.

Semuanya damai dan normal.

Tapi kehidupan normal seperti ini juga bisa membuat beberapa orang merasa tidak 'normal'.

Wang Yibo misalnya.

Pagi setelah seks dengan kesayangannya, Xiao Zhan. Wang Yibo akan memasak untuk menyiapkan sarapan. Kedua anaknya yang mandiri entah pergi kemana, Wang Yibo tidak begitu peduli.

Ketika Xiao Zhan sibuk dengan pekerjaannya. Wang Yibo hanya bisa diam di salah satu ruang penyimpanan senjata yang dirancang khusus oleh Xiao Zhan.

XZ-85.

Wang Yibo membersihkan dengan lap khusus. Matanya seketika terpejam. Dan ia menghirup udara, membayangkan ia berada di sebuah lapangan luas dengan papan target cukup jauh di depannya.

Tok tok tok

Matanya kembali terbuka. Dan semua bayangan yang ia ciptakan di benaknya lenyap. Tapi perasaan itu masih tertinggal di dadanya.

"Yibo...." Xiao Zhan mengintip dan tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya.

Wang Yibo meletakan senjatanya dengan hati-hati. Dan ia melangkah mendekati Xiao Zhan.

"Ada apa hm?" Wang Yibo merengkuh pinggang Xiao Zhan. Memberinya kecupan di ujung bibir.

"Mama Lulu mengundang kita makan malam." jelas Xiao Zhan.

Pertama kali Xiao Zhan bertemu dengan Bailu, ia sangat gugup. Tapi semua kegugup tidak berarti, Bailu sangat baik.

"Kita berdua atau dengan anak-anak?"

"Aku tidak tahu Zhui bisa ikut atau tidak. Sedangkan A Yun tidak pernah menolak kalau di ajak makan." Xiao Zhan tertawa mengingat kedua anaknya.

"Zhan.... Bagaimana menurut kamu tentang anak perempuan?"

Xiao Zhan berkedip menatap Wang Yibo.

"Anak perempuan yang mirip denganmu." Wang Yibo menunggu tanggapan Xiao Zhan dengan cemas.

Xiao Zhan masih diam menatap wajah Wang Yibo.

"Anak-anak juga sudah besar. Aku...aku...."

Xiao Zhan tersenyum. Ia menangkup pipi Wang Yibo. Lelakinya benar2 gugup. "Apa kamu sangat menginginkan anak?"

Wang Yibo mengangguk semangat.

"Baiklah...mari kita punya bayi lagi."

"Benarkah? Boleh?"

"Iya... Tapi jangan terlalu berharap anak kita nanti perempuan."

Wang Yibo mencium pelipis Xiao Zhan dan memeluknya. Oh betapa bahagianya hatinya sekarang.

"Selama kamu yang melahirkan, dia pasti akan luar biasa."

----

Kapten (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang