🐣07. Hadiah 🎁🛍️

6.2K 549 154
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siapa kangen anak-anaknya Bunda Ora? Komen '🌱' komen, yang gak komen berarti gak kangen 🙈

Spam komen kalo bisa, tapi jangan spam lanjut, next, dan sekawannya... Vote juga ya, mumpung masih gratis 🤭


Happy Reading Wawa ✨🐣


.....



"Minum obat, ya..." Ujar Angkasa seraya memegang dahi sang adik.

Venus berdehem, dengan mata yang masih terpejam. Waktu masih menunjukkan Tiga dini hari, tetapi Angkasa sudah terbangun karena Izar yang membangunkannya, memberitahu kalau Venus sakit. Alhasil disini ia sekarang, dikamar Venus dan Izar. Izar sendiri sudah berpindah tidur dikamar Langit dan Leo, karena adiknya itu masih sangat mengantuk.

Angkasa mengambil kain yang berada pada dahi Venus, Memasukkannya kembali kedalam baskom yang sudah berisi air hangat. 

"Kepala Venus sakit banget, Abang." Lirih Venus, dalam tidurnya. Air matanya mengalir begitu saja, membasahi bantal yang saat ini ia pakai.

Angkasa mengusap rambut sang adik, lantas memijat dahi Venus berharap bisa meredakan rasa pusing.

"Adek harus minum obat, Abang udah siapin."

Perlahan mata Venus terbuka, matanya sedikit mengerjap menghalau sinar lampu yang yang menyala terang dikamarnya.

"Tapi obatnya ditumbuk dulu," gumam Venus.

Venus memang tidak bisa meminum obat dengan cara langsung menelannya, ia akan mengeluarkannya kembali atau tidak akan masuk kedalam tenggorokannya. Jadi, setiap kali ia sakit. Sang Bunda akan menumbuk supaya obat itu menjadi bubuk, dan akan diberi sedikit air.

"Iya, Abang tumbuk dulu ya."

Angkasa turun dari kasur Venus, mengambil obat yang sudah ia siapkan di atas nakas. Ia sengaja mengambil sendok dua karena untuk menumbuk obat, Angkasa mulai menggerus obat tersebut setelah terlihat hancur, ia memberikan sedikit air.

"Bangun dulu, yuk. Minum obat nya."

Venus beranjak duduk, dibantu Angkasa yang memegang sendok berisi obat yang sudah ia tumbuk tadi.

"Pelan-pelan," Angkasa menyuapi Venus obat tersebut, setelahnya ia memberikan minum.

"Istirahat lagi, ya."

Venus kembali merebahkan tubuhnya, ia menatap sang Kakak dengan mata sayu. Tangannya terulur meraih tangan sang kakak, dan menggenggam nya.

"Abang mau kekamar Abang lagi?" Tanya Venus.

Kurva Angkasa tersenyum, ia membalas genggaman tangan Venus.

"Abang tidur sama, Venus."

Angkasa ikut merebahkan tubuhnya di samping Venus, memeluk tubuh kecil itu dari samping.

Jagoannya Bunda [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang