8.

2K 156 18
                                    

Bel istirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu dan seorang siswa berparas tampan nan cantik tengah berjalan menyusuri koridor membawa tumpukan buku milik teman sekelasnya menuju ruang guru.
Saat di tengah perjalanan tiba-tiba sebuah bola basket menggelinding berhenti di depan kakinya dan siswa tampan yang menjadi teman sekelasnya berjalan dari tengah lapangan menuju ke arahnya.

"woi bawa sini." teriak Rasen membuat Nata menatapnya datar. Namun bukannya menurut Nata menendang bolanya pelan melenceng menjauh dari arah Rasen berdiri dan melanjutkan jalannya.

Rasen melotot melihat perilaku Nata,  ia segera berlari mengejar bolanya. Karna merasa jengkel dengan Nata dia berlari mendekat ke arah seseorang, melempar bolanya dengan penuh emosi.
Nata yang sadar ada bola melayang kearahnya segera membungkuk.

Pyaaaarr!!!

Matanya melotot saat mendengar suara kaca pecah tepat di depan matanya.
Lemparan Rasen mengenai kaca jendela ruang guru, Nata menoleh cepat ke arah Rasen yang sedang menunjukkan senyum menjengkelkan.

~~

Kedua murid yang baru saja membuat onar tersebut sedang berada diruang BK dan bunda Nata sudah datang 10 menit yang lalu sedangkan wali Rasen tak kunjung datang.

"coba hubungi lagi orangtua kamu Rasen." titah guru pada anak pemilik sekolah tersebut.

"daddy saya sibuk bu."

Guru BK menghela nafas panjang lalu mulai berbicara dengan bunda Nata tentang apa yang terjadi dan mendengar penjelasan dari masing-masing anak yang bersangkutan tersebut.

"yaudah sih buk gak usah di perpanjang, nanti juga di ganti sama daddy saya." ucap Rasen enteng.

"bukan masalah gantinya Rasen, ibu tau orangtuamu mampu tapi___"

"iya bu, Rasen tau." sela Rasen membuat bunda Nata menatapnya lalu tersenyum tipis penuh arti.

Semua urusan telah selesai, Nata dan bundanya keluar ruang BK lebih dulu dan berhenti di jalan dekat tangga menuju kelas Nata.

"bunda maafin Nata ya."
"Nata nyusahin bunda, bikin bunda kepikiran."

"nggak apa-apa mas."
"anak muda berulah sedikit itu wajar."
"dulu ayah kamu malah lebih nakal."
bunda terkekeh mengingat masa sekolahnya.

"ayah kecewa sama Nata gak, ya bun?" tanya Nata dengan sirat sedih.

Arin menatap anaknya sayu mengusap pelan surai lembut Nata lalu memeluknya.

"ayah pasti bangga mas."
"ayah sama adek pasti bangga diatas sana liat mas Nata seganteng ini."

"bukan gantengnya bundaaaa." rengek Nata membuat Arin terkekeh.

"iya iya."
"almarhum ayah pasti bangga liat mas Nata sekarang, udah jadi pemain bola yang keren." Nata tersenyum mendengar kata-kata penghibur dari bundanya.

"jangan benci, jangan marah."
"mungkin temennya gak sengaja, cuma butuh perhatian lebih dan gak bermaksud jahat sama mas Nata."
"jangan musuhan hanya karna masalah ini, anak bunda harus tetap baik." ucap Arin menegakkan bahu anaknya dan Nata kembali mengangguk mendengar nasihat bunda.

"yaudah bunda pulang ya." Nata mengangguk.
Saat Arin akan meninggalkan anaknya tiba-tiba seseorang datang membuatnya mengurungkan niat.

"eh tante belom pulang?" tanya Sadewa.

"eh Dew."
"ini baru mau pulang."

"tokonya tutup dong tante?"

"ada karyawan kok."
"coba aja tadi gak panik mikirin Nata, pasti udah tante bawain cupcake kesukaan kamu." ucap Arin membuat Dewa terkekeh lembut.

TROUBLEMAKERS || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang