GreShan - pilih aku III

1.6K 93 2
                                    

Sudah tiga Minggu berlalu, Shani menepati janjinya untuk menjauhi Gracia tetapi jangan salah ya, Shani menjauhi Gracia namun ia tetap melindungi Gracia dari jarak jauh

Shani sedang berjalan menuju toilet sekolah, ia ingin mencuci tangannya namun disaat ia sudah didepan toilet ia mendengar suara wanita yang sedang memohon

Shani menghentikan langkahnya sejenak untuk mendengar suara itu lebih jelas lagi

"Anin jangan pliss" mohon gadis itu sambil terisak

"Ayolahh, pasti ini bakalan enak kok"

"Ci Shani tolong aku" teriak gadis itu, sudah dipastikan bahwa itu adalah suara Gracia

Shani dengan cepat berlari memasuki toilet itu, ia berjalan menelusuri satu persatu bilik yang berada di toilet tersebut, hingga sampai ke bilik terakhir ia mendobrak pintu tersebut dan pintu itu berhasil terbuka

Ia sangat terkejut melihat Gracia yang sudah telanjang dada namun masih memakai dalamannya, ia beralih menatap Anin yang sama terkejutnya namun di wajah Anin ada ekspresi kesal

"LO APAIN GRACIA GUE SIALAN!?" teriak Shani dengan emosi yang menggebu Gebu, Shani berjalan mendekati Anin lalu menarik kerah kameja milik Anin, ia memukuli wajah Anin berkali kali akibat emosinya yang sudah memuncak

"BAJINGANN!! BRENGSEK LO ANINDITHA!! GUE UDAH RELAIN GRACIA SAMA LO TAPI LO MALAH NGERUSAK DIA BANGSAT!" Teriak Shani tepat dimuka Anin, ia menendang perut Anin hingga anin tersungkur di lantai kamar mandi

Shani melirik Gracia yang sedang menangis, sebelum menolong Gracia, Shani menginjak tangan Anin terlebih dahulu sehingga membuat sang empu meringis

"AKHH SHANI SIALAN!!" ringis Anin yang merasakan sakit ketika tulang lengannya patah

Shani berjalan mendekati Gracia, gadis itu tampak sudah sangat ketakutan entah karena ulah Anin atau ulah Shani

Shani mengambil kameja Gracia yang sudah terlempar di lantai kamar mandi tersebut lalu memakaikannya kepada Gracia tak lupa mengancingkan kameja itu satu persatu

Tanpa diduga duga saat Shani sudah selesai memasangkan kameja Gracia, Gracia malah memeluk Shani dengan erat sembari menangis sesegukan, Shani cukup terkejut lalu ia kembali memasang ekspresi datarnya, ia tak membalas pelukan Gracia tak juga melepaskannya

"Hiks- maafin aku shanii" lirih Gracia sambil sesegukan, ia memeluk Shani begitu erat hingga Shani agak kesulitan untuk bernafas

"Iya gapapa gue maafin" Shani mencoba melepaskan pelukannya namun di tahan oleh Gracia

"Jangan dilepas dulu, biarin gini aja" pinta Gracia, Shani sedikit melirik ke arah Anin yang sepertinya sudah pingsan namun ia tak perduli

"Lepas Dulu Gee" titah Shani dengan lembut, ia melepaskan pelukannya lagi lalu memeriksa tubuh Gracia, di lengan Gracia sedikit lecet dan sudah dipastikan itu ulah Anin

"Kita ke uks sekarang" tanpa menunggu balasan Gracia, Shani langsung menggendong tubuh Gracia alah bridal style, ia keluar dari toilet meninggalkan Anin yang tak berdaya

ia berjalan di koridor sekolah, sudah banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka namun ia tak perduli, yang ia perdulikan sekarang keadaan gracia

Shani berjalan menuju uks, ia memasuki pintu uks tersebut dan membaringkan Gracia ke kasur yang tersedia di UKS (gatau namanya apa)

Tetapi Gracia langsung mendudukan tubuhnya di kasur itu

"Gracia kenapa ci?" tanya penjaga UKS yang tak lain adalah Chika

"Tangannya lecet, p3k mana ya?"

"Oh itu" tunjuk Chika ke arah salah satu meja, Shani pun berjalan kearah meja tersebut lalu mengambil p3k yang terletak disana

Shani kembali berjalan ke arah Gracia dan duduk disebelahnya, ia membuka kotak p3k itu lalu mengambil kapas dan salah satu obat cair, ia sedikit menumpahkan obat cair itu di kapasnya lalu mengobati luka luka yang terdapat pada tubuh gracia

"Sshh pelan pelan ci" ringis Gracia

"Ini udah pelan" Shani kembali mengobati luka luka Gracia, ia mengambil beberapa plester luka dan menempelkannya pada luka luka Gracia

"Selesai" ujar Shani

Shani beralih menatap Gracia, tatapannya langsung terbalas, mereka hanya diam tanpa berniat untuk mengangkat suara, Shani terdiam dengan pikirannya sendiri begitupun dengan Gracia

"Ekhem, aku keluar dulu ya ga enak jadi nyamuk" ujar Chika membuyarkan lamunan mereka, Chika langsung keluar dari uks tersebut meninggalkan Gracia dan Shani yang sudah tersenyum kikuk

"Ehmm ci" panggil Gracia

"Iya ge?" Shani beralih menatap Gracia yang pipinya sudah memerah daritadi

"Soal yang Cici bilang kalau Cici suka aku.." lirih Gracia dengan tatapan sayu

"Gausah di bahas lagi ge anggap aja malam itu ngga pernah terjadi" Shani membuang pandangannya ke arah lain, rasanya sangat sesak jika harus mengingat kejadian itu lagi

Gracia menatap Shani dalam, entah keberanian darimana Gracia mencuri ciuman dari Shani, bukan ciuman dipipi melainkan tepat dibibir, jantung Shani nyaris keluar dari sarangnya saking terkejut

Gracia sedikit melumat bibir atas dan bibir bawah Shani dengan lembut, Shani tak membalasnya ia masih kalut dengan pikirannya sendiri

Gracia melepaskan ciumannya lalu memeluk pinggang Shani, ia tak berani menatap Shani Sekarang karena ia sangat malu

"Gee?" Panggil Shani menuntut penjelasan dari Gracia

"Aku terlambat untuk menyadari perasaan aku ke kamu ci, aku cinta sama kamu, kalau soal Anin.. aku cuma sebatas kagum sama dia" jelas Gracia, sekarang pipinya sudah sangat merah

"Tapi..." Gracia menyela ucapan Shani dengan cepat

"Cici mau jadi pacar aku? Aku sama Anin udah putus sejak kejadian tadi, sebelum Cici datang untuk nyelamatin aku" tutur Gracia dengan penuh harap, namun Shani masih bimbang dengan pikirannya

"Tau ngga ge? Kalau kayak gini sama aja kamu jadiin aku pelarian" lirih Shani terdengar seperti bisikan

"Aku ngga jadiin Cici pelarian, aku sadar sepenuhnya sama perasaan aku, aku cinta ci Shani, aku sakit kalau ci Shani ngejauhin aku meskipun aku sendiri yang minta itu, aku sakit ngeliat Cici ngehindarin aku meskipun itu permintaan aku" jelas Gracia panjang kali lebar, ia tak mau jika Shani menganggap bahwa dirinya hanya menjadikan Shani pelarian

"Kamu serius? Jangan buat keputusan disaat kamu lagi emosi" Shani masih ragu dengsn Gracia, ia tak membalas pelukan Gracia sama sekali

Gracia mengeratkan pelukannya "aku serius ci, sumpah aku cinta sama ci shani... Gak pernah sekalipun terlintas dibenak aku untuk mainin hati Cici" ucap Gracia berusaha untuk meyakinkan Shani

Shani membalas pelukannya sebelum berucap "iya aku mau" putus Shani

"Mau apa ci?" Tanya Gracia dengan senyuman diwajahnya

"Aku mau jadi pacar kamu" pipi Shani sudah memerah bak kepiting rebut sekarang, ia tak menyangka bahwa Gracia akan menjadi pacarnya sungguh seperti mimpi

Shani harap bahwa ia tak sedang bermimpi sekarang, ia sangat sangat bahagia akhirnya sang pujaan hati menjadi kekasihnya

.
.
.
.
.
.
END

Aku kehabisan idee coyy yasudah segini saja ya bro

JKT48 ONESHOOTHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin