[CHAPTER 7]

162 13 1
                                    


"Hilang satu, jadi tumbuh tiga."

————————————————————


Pukul 12.00

Teriknya matahari di siang bolong membuat kedua anak muda ini melipirkan kendaraannya. Danda dan Ronal acap turun dari motor lalu berjalan ke sebuah warung di pinggir jalan.

"Bu, es jasjus anggur satu!" ujar Ronal pada Ibu penjaga warung tersebut.

Danda dan Ronal duduk di kursi kayu panjang dalam warung tersebut. Tepat di hadapan mereka terpampang beberapa gorengan yang masih hangat.

"Lo nggak beli es juga?" tanya Ronal sambil menoleh menatap Danda.

"Gue masih bingung pilih rasa yang mana." Jawab Danda sembari melihat pilihan rasa es rasa-rasa yang tertata di dinding warung tersebut.

"Udahlah samaan kayak gue, rasa anggur juga." Ronal tidak ingin Danda berpikir terlalu lama hanya karena sekedar memilih minimuman rasa-rasa.

"Gue mau coba rasa lain, tapi apa ya? Apa rasa melon aja? Tapi gue pengen rasa mangga. Tapi, gue pengen rasa jeruk juga. Tapi, kayaknya enakan strawberry deh." Monolog Danda sembari meletakkan dagunya di atas telapak tangannya.

"Jadi, lo mau beli rasa apa?" tanya Ronal sedikit kesal.

"Rasa cokelat aja deh," putus Danda lalu berdiri memesan kepada Ibu penjaga warung tersebut.

"Bu, pop ice cokelat satu ya." Pintanya kepada Ibu penjaga warung.

"Iya, Kasep."

Ronal berdecak kesal, "mau lo apa sih?!"

"Mau pop ice cokelat." Sahut Danda dengan eskpresi wajah yang sangat santai.

"Terus kenapa lo nyebutin buah-buahan tadi?!" Ronal yang sabarnya setipis tisue dibagi menjadi tujuh menjadi naik darah karena melihat kelakuan Danda barusan.

"Lah, gue salah?" tanya balik Danda lalu duduk di sebelah Ronal.

"Nggak, gue yang salah!" final Ronal, dia tidak akan memperpanjang debat dengan Danda, pasti akan menghabiskan waktu yang lama.

Ibu penjaga itu datang dengan membawa dua gelas di tangannya. "Ini minumannya," ucapnya dengan memberikan senyum kepada Danda maupun Ronal.

"Makasih, Bu."

Ronal segera menyeruput es jasjus anggur miliknya. Karena cuaca yang panas dan baru saja dibuat kesal oleh Danda, Ronal berhasil menghabiskan minumannya hanya dalam waktu beberapa detik.

Danda yang menyaksikan itu terkejut bukan main, "lo haus apa gimana?" tanyanya keheranan.

"Nggak tau." Ketus Ronal, kemudian tangannya berjalan mengambil sebuah gorengan di hadapannya.

Danda meminum minumannya dengan santai sembari ditemani beberapa gorengan yang masih hangat di tangannya.

Danda dan Ronal pun akhirnya telah menghabiskan beberapa gorengan dan juga minumannya. Danda dan Ronal melihat papan menu yang berada di dinding warung tersebut. Danda memberikan uang berwarna kuning dan abu-abu kepada Ronal.

"Gorengan gue tiga, terus sama es pop ice rasa cokelat."

Danda menunggu di atas motornya sambil menunggu Ronal yang sedang membayar. Tak lama kemudian Ronal keluar dari warung tersebut.

Ronal segera menaiki motor Danda. Danda pun mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, karena jika ia membawa dengan kecepatan tinggi, kepalanya akan siap menjadi santapan seseorang di belakangnya.

SAMPOERNA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang