𝑺𝒕𝒂𝒚 𝑳𝒐𝒏𝒆𝒍𝒚

60 6 0
                                    

-

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

-


Jarum jam menunjuk angka delapan, masih sangat pagi untukku yang sudah bersiap diri di depan cermin rias. Aku tak menyapu make-up begitu banyak di atas kulit wajahku. Tak tahu untuk siapa aku berdandan. Aku memakai setelan seadanya. Tak berusaha untuk tampil menawan. Agaknya, aku minat tak minat untuk pergi. Namun ini kali pertama aku akan bertemu dengan anggota group chat yang lalu secara nyata. Mereka memilih tempat yang tak jauh dari rumahku berada, cukup menguntungkan.

Meski dengan keberadaan group chat itu kerap mengingatkanku pada sosok Taehyun, aku tak mau menjadi egois. Aku tak berniat merubah sikapku hanya karena ulah seorang bajingan. I might lost him. But, i find myself. So, i win.

Aku akan tetap menjadi si supel di kerumunan anggota group yang selama ini hanya menyisakan beberapa puluh orang saja. Meet and greet ini akan terasa menyenangkan jika saja bayang-bayang Taehyun tak selalu muncul di benakku.

Aku menepuk pipiku sendiri, mencoba bangun dari jatuh. Berteduh dari hujan. Mengobati luka yang ada. Aku nyata. Taehyun hanyalah angan-angan konyolku yang tak pantas menjadi titik balik hati ini.

"Healing-ie? Teman lelakimu ada dibawah. Kau tak pernah cerita pada ibu tentang pria manis itu?"

Pria? Aku ini patah hati, bu. Tak secepat itu aku menemukan teman pria baru lainnya. Jadi, pria mana yang ibu maksud? Aku bermonolog dalam hati. Kebingungan menjalar cepat. Aku hanya menurut pada ibu saat dia menyuruhku kebawah untuk menyambut tamu-ku.

Eh?

Tuhan membiarkan dunia berhenti berputar untuk beberapa saat. Dia berbalik badan dan aku terperanjat. Urat-uratku rasanya menegang hebat seperti akan putus. Dia kah yang berdiri disana itu? Semuanya sama. Postur itu, rambut itu, mata bulat yang bersinar sempurna itu? Dan, Ya Tuhan, senyumannya─

Semua milik Taehyun.

Aku masih ingat setiap rinci bagian tubuh mantan pacarku itu meski hanya melihat fotonya dari layar ponsel dan video call rutin kami dahulu.

Benarkah dia─

"Hyung? Benarkah itu kau?"

Kang Taehyun?

"Kau─ kau masih menyimpan alamatku?"

Aku tercekat.

Ya, ini aku. Dan benarkah itu kau, Taehyun? Bagaimana kau bisa sampai disini? Benarkah itu kau? Si tukang menghilang yang membuatku selalu kacau hampir setiap harinya? Hei, yang berdiri disana! Kau kah itu?

Kata-kata itu bahkan tak sampai di lidahku. Tubuhku bergetar saat tangan putih itu menyentuh pundakku. Dalam sedetik, aku terkunci ke dalam bibir kenyalnya. First kiss-ku melayang. Sialan, dia masih saja seenaknya padaku. Bedebah.

"Hyung, bicaralah. Aku menepati janjiku."

Tidak, Taehyun. Maafkan suara yang telah bungkam ini. Biarlah air mataku yang menggantikannya. Mereka berjatuhan tanpa niat aku menadahnya. Biarlah mereka merasakan indahnya jatuh. Sakit yang membahagiakan.

ONE SHOOT [TAEHYUN X YEONJUN]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora