5. murid baru

111 21 0
                                    

Cuaca cerah, suasana ramai, gesekan daun dan daun lainnya menjadi suasana hari ini. Seperti biasa, Seokjin duduk di bangkunya di temani Hoseok.

"Gimana? sudah dapat buku paketnya?" Tanya teman kelas Seokjin yang duduk di depan mereka.

"Belum, kemaren di perpus sudah gak ada!" Jawab Hoseok sambil menghela nafas.

"Sudah cari di perpustakaan umum?"

"Belum." Hoseok menggeleng lalu menoleh ke Seokjin, "kau juga belum dapat kan? Ayo pergi sama-sama."

Seokjin melirik ke atas, posisi Seokjin kepala berbaring di atas meja dengan tangan sebagai bantal. 

"Kau pergi sendiri saja."

Hoseok syok, " aish shibal saekkiya......"

"Gimana kalau kau pake ini saja setelah aku selesai?" Temannya menawarkan sambil menunjukan buku paketnya.

Seokjin menegakkan tubuhnya, setelahnya mengangguk.

Hoseok, "Kita pakai bersama kan?"

Seokjin, "iya, datang saja ke rumahku."

Hosoek mengangguk, lalu menoleh saat wali kelas masuk dan menyapa, begitupun semua murid yang berlarian Kembali ke tempat duduk masing-masing,

"Selamat pagi."

"Pagi Bu!"

Beberapa detik kemudian, banyak bisik-bisik dari teman sekelas, bagaimana tidak. Saat guru masuk ada siswa mengikuti di belakangnya.

"Siapa itu?"

"Sudah pasti murid baru."

"Beta atau omega?"

"Mana aku tahu, kenapa tidak kau tanyakan saja langsung."

Dan bisik-bisik lainnya.

Buk guru Lee, "semuanya tenang."

Kelas kembali hening.

Buk guru Lee, "baik, kita memiliki murid pindahan baru, dia omega, perlakuan dia dengan baik."

Kelas heboh. Bisik-bisik mulai terdengar lagi antara murid.

"Wow, omega."

"Sudah ada berapa di kelas kita seorang omega?"

"Dia tampan."

Teman di sebelahnya menimpali, "tidak, lebih ke imut, manis juga..." Tersenyum, "benar-benar ciri chas omega laki-laki."

"Guru Lee, perkenalkan namanya." Seorang siswa berteriak.

Buk guru Lee menoleh, dan menyuruh siswa baru itu memperkenalkan diri.

"Halo, aku park Jimin, senang bertemu kalian semua."

"Suaranya manis."

"Bukankah dia terlihat polos, seperti anak TK memperkenalkan diri."

"Apa yang kau katakan? Memangnya bagaimana anak SMA memperkenalkan diri?!"

"Aku iri aku bilang." Hoseok cemberut, "bagaimana dunia hanya berpihak pada good looking. Kejaam."

Hoseok meratapi nasib, tapi Seokjin di sebelahnya seakan tidak berkutik sedikitpun, bahkan helaan nafas pun tidak terdengar, Hoseok menoleh dan terkejut.

"Kau kenapa?"

Seokjin tidak menggubris, menatap dengan begitu serius tanpa berkedip. Badannya kaku seperti cor beton yang sudah lama di biarkan.

So Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang